Wasiat Rasulullah
Suatu hari, Nabi SAW menyampaikan tiga wasiat kepada Abu Darda’ RA.
Wasiat itu, tak hanya untuk diri Abu Darda seorang, tapi juga seluruh
umat Islam. Tentu saja, wasiat itu memiliki makna yang dalam dan juga
banyak keutamaan.
Ketiga wasiat itu, sebagaimana disampaikan Abu Darda adalah sebagai
berikut. “Kekasihku (Muhammad SAW) mewasiatkan kepadaku tiga hal yang
tidak akan aku tinggalkan selama hidupku, yaitu berpuasa tiga hari
dalam setiap bulan, Shalat Dhuha, dan Shalat Witir sebelum tidur.” (HR
Bukhari).
Sebagai umat Islam, kita semua hendaknya dapat mengamalkan dan
melestarikan ketiga wasiat itu. Sebab, ketiga wasiat itu memiliki
keutamaan yang besar.
Pertama, berpuasa tiga hari dalam setiap bulan Hijriyah. Puasa tiga
hari itu sering disebut dengan puasa sunah Ayyamul Bidh, yaitu berpuasa
pada 13, 14, dan 15 bulan Hijriyah. (HR Tirmidzi dan Nasa’i). Meskipun
hanya tiga hari dalam setiap bulan, puasa sunah ini memiliki
keistimewaan besar di sisi Allah SWT.
Nabi SAW bersabda, “Berpuasalah tiga hari pada setiap bulan.
Sesungguhnya, setiap kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Artinya,
itu sama dengan berpuasa sepanjang tahun.” (HR Bukhari dan Muslim).
Kedua, mendirikan Shalat Dhuha. Shalat Dhuha merupakan ibadah sunah
yang sangat dianjurkan. Ia merupakan ibadah pada pagi hari yang rutin
dikerjakan Nabi Muhammad SAW. Beliau selalu menganjurkan umat Islam
untuk membiasakan diri mendirikan Shalat Dhuha setiap hari pada waktu
pagi.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Shalat Dhuha itu
memiliki beragam keutamaan. Di antaranya, Allah akan membangunkan
baginya sebuah istana di surga nanti yang terbuat dari emas. Selain
itu, Allah akan menghapuskan dosa-dosanya hingga bersih, seperti anak
yang baru dilahirkan oleh ibunya. (HR Abu Ya’la).
Dalam riwayat Tirmidzi disebutkan, orang yang rutin mendirikan
Shalat Dhuha akan dicukupkan rezeki dan segala kebutuhan hidupnya oleh
Allah. Ia juga akan mendapatkan pahala yang nilainya setara dengan
ibadah haji dan umrah.
Imam Thabrani meriwayatkan, orang yang rutin mendirikan shalat wajib
dan juga Dhuha, akan masuk surga melalui pintu yang diberi nama
adh-Dhuha.
Wasiat ketiga adalah mendirikan Shalat Witir sebelum tidur. Nabi SAW
tidak pernah meninggalkan Shalat Witir, baik ketika berada di rumah
maupun sedang dalam perjalanan (musafir). Shalat Witir juga memiliki
banyak keutamaan.
Dari Kharijah bin Khudzaifah al-Adawi, ia bercerita, “Nabi SAW
pernah keluar menemui kami dan beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah
yang Mahamulia lagi Mahaperkasa telah membekali kalian dengan satu
shalat di mana ia lebih baik bagi kalian daripada binatang yang paling
bagus, yaitu Shalat Witir. Dan, Dia menjadikannya untuk kalian antara
Shalat Isya sampai terbit fajar.” (HR Abu Dawud).
Sebagai umat Islam, kita berkewajiban untuk melestarikan wasiat
Rasulullah SAW itu. Semoga Allah memberikan keringanan dan kemudahan
bagi kita semua untuk menjalankan dan mengamalkannya. Amin.
http://suhendriali.wordpress.com/category/renungan/
0 komentar:
Posting Komentar