Belajar Menerima Kenyataan......
Menolak kenyataan sama artinya dengan menolak hidup-karena betapa hidup itu nyata adanya.
Bahwa kehidupan ini adalah kenyataan.
Semua yang terjadi dan kita alami adalah sebuah kenyataan yang tidak
dapat kita abaikan atau anggap angin lalu.Kita tidak dapat menghindar
ataupun merekayasanya sedemikian rupa sesuai dengan keinginan kita.
Kehidupan ini adalah sebuah skenario akbar yang ditulis oleh Sang Kuasa.
Menerima kenyataan dan menerima keadaan adalah suatu sikap yang amat bijaksana. Kita akan dapat melalui keadaan yang bagaimana hebat dan sengsara sekalipun kalau memiliki sikap seperti itu. Menerima kenyataan yang ada dan menerima keadaan tanpa tenggelam ke
dalam duka.
Bukan berarti lalu berhenti dan jatuh, melainkan tetap berusaha hanya tidak tenggelam ke dalam duka dan putus harapan. Kalau Kita bersikap menerima kenyataan, maka akan timbul saja harapan-harapan baru dan dapat memetik hikmah dari setiap keadaan yang betapa “buruk” pun!
Menerima kenyataan ini berarti iman yang sepenuhnya kepada Tuhan. Maklum bahwa segala sesuatu ditentukan oleh Tuhan karena itu tidak ada yang perlu dan patut dikeluhkan lagi! Melainkan menerima kenyataan dan menyerah kepada kekuasaan Tuhan dengan penuh keikhlasan! Beginilah seseorang bijaksana dan sikap seperti ini membebaskan kita dari belenggu duka yang betapa “buruk” pun!
Karena Hidup adalah sebuah pilihan. Mampukah kita jalani kehidupan dengan baik sampai ajal kita menjelang? Belajar bersabar menerima kenyataan adalah yang terbaik.
Menerima kenyataan dan menerima keadaan adalah suatu sikap yang amat bijaksana. Kita akan dapat melalui keadaan yang bagaimana hebat dan sengsara sekalipun kalau memiliki sikap seperti itu. Menerima kenyataan yang ada dan menerima keadaan tanpa tenggelam ke
dalam duka.
Bukan berarti lalu berhenti dan jatuh, melainkan tetap berusaha hanya tidak tenggelam ke dalam duka dan putus harapan. Kalau Kita bersikap menerima kenyataan, maka akan timbul saja harapan-harapan baru dan dapat memetik hikmah dari setiap keadaan yang betapa “buruk” pun!
Menerima kenyataan ini berarti iman yang sepenuhnya kepada Tuhan. Maklum bahwa segala sesuatu ditentukan oleh Tuhan karena itu tidak ada yang perlu dan patut dikeluhkan lagi! Melainkan menerima kenyataan dan menyerah kepada kekuasaan Tuhan dengan penuh keikhlasan! Beginilah seseorang bijaksana dan sikap seperti ini membebaskan kita dari belenggu duka yang betapa “buruk” pun!
Karena Hidup adalah sebuah pilihan. Mampukah kita jalani kehidupan dengan baik sampai ajal kita menjelang? Belajar bersabar menerima kenyataan adalah yang terbaik.
Dengan begitu,
pada akhirnya aku harus belajar…
belajar untuk menerima kenyataan....
belajar mengerti tentang kenyataan…
belajar…dan belajar…..
belajar mengerti tentang kenyataan…
belajar…dan belajar…..
dan dari kenyataan aku belajar tentang maaf dan kasih….
terus melakukannya hari demi hari…
terkadang aku mempertanyakan diriku sendiri…
begitu banyak hal yang ingin aku katakan…
dan begitu banyak pula teriakan yang aku simpan dalam hati…
hingga teriakan tersebut menjadi sunyi….
tiada arti….
sebenarnya aku pun tidak pernah ingin hidup di masa lalu…
namun, terkadang hati kecil ini…
tersimpan sebuah perasaan antara naif dan jujur….
sepertinya waktu telah membuktikan…
bahwa aku seperti setia…
dan dapat menerima kenyataan….
untuk memeluk ketakutan dan mengerti sebuah kenyataan…dan kenyataan….
terus melakukannya hari demi hari…
terkadang aku mempertanyakan diriku sendiri…
begitu banyak hal yang ingin aku katakan…
dan begitu banyak pula teriakan yang aku simpan dalam hati…
hingga teriakan tersebut menjadi sunyi….
tiada arti….
sebenarnya aku pun tidak pernah ingin hidup di masa lalu…
namun, terkadang hati kecil ini…
tersimpan sebuah perasaan antara naif dan jujur….
sepertinya waktu telah membuktikan…
bahwa aku seperti setia…
dan dapat menerima kenyataan….
untuk memeluk ketakutan dan mengerti sebuah kenyataan…dan kenyataan….
aku harus selalu belajar dari kenyataan...
selalu dan selalu..terus selalu.. Aamiin....
selalu dan selalu..terus selalu.. Aamiin....
0 komentar:
Posting Komentar