PERSAHABATAN ATAU PERTEMANAN DALAM ISLAM
Sahabat berasal dari bahasa arab shahabah (ash-shahaabah) yang awalnya berujuk atau ditunjukan kepada sahabat nabi.
Persahabatan atau pertemanan adalah mengambarkan dua
orang yang mempunyai perilaku atau kerjasama yang saling mendukung.
Istilah persahabatan mengambarkan suatu hubungan yang melibatkan
pengetahuan, penghargaan dan afeksi. Persahabatan saling melengkapi
satu sama lainnya yang saling menolong dan terlibat dalam perilaku yang
mungkin sama.
Dengan adanya sahabat bisa saling bertukar nasehat jika
salah satunya mempunyai masalah yang mungkin tidak bisa diselesaikan
sendiri, maka dengan adanya sahabat bisa membantu atau memberikan
masukan atau pendapat yang dapat membangun percaya diri untuk
menyelesaikan masalah.
Itulah gunanya mempunyai sahabat atau teman.
Segelintir orang mengartikan persahabatan dengan kepercayaan dan tidak
akan menyakiti sahabatnya sendiri, tapi mungkin anggapan bahwa teman
tidak akan menyakiti, itu salah.
Terkadang teman atau sahabat menjadi
musuh yang mematikan bagi teman atau sahabatnya, karena masalah pribadi
kita sahabat atau teman sudah tau. Kelemahan dan kekurangan kita, maka
akan menjadi senjata untuk menjatuhkan kita.
Jangan terlalu mempercayai
seorang teman, yang akhirnya akan berakibat fatal. Terkadang teman
melakukan hal yang sebelumnya kita tidak sangka, seperti menusuk kita
dari belakang. Melihat kelibahan yang kita punya, sehingga iri hati
akan timbul dan berkeinginan untuk menjatuhkan kita dan menjelakkan
nama kita.
Maka mencari teman haruslah berhati-hati, harus melihat
latarbelakang, agama, dan sifatnya.
Ada beberapa nilai yang diperlihatkan dalam konsistennya, yaitu :
- Kecenderungan menginginkan apa yang terbaik satu sama lainnya
- Simpati dan empati yang selalu diperlihatkan
- Saling jujur satu sama lainya yang merupakan sesuatu yang sulit untuk mengungkap kebenaran
- Saling mengerti satu sama lainnya agar tidak terjadi hal saling tuduh jika ada sesuatu hal atau masalah yang terjadi.
Persahabatan lebih dari hubungan pribadi yang mempunyai tingkat
keintiman yang berbeda. Ilmu yang mempelajari persahabatan, antara lain
: psikologi, antropologi dan zoology dan teori yang telah dikemukakan
tentang persahabatan antara lain : psikologi social, teori pertukaran
social, teori keadilan dan dealektika.
Persahabatan dalam islam harus diikat oleh keimanan dan
kasih sayang antara mereka. Karena iman selalu bersemayam di dalam hati
tidak dalam pikiran, iman tidak hanya sebatas pemahaman saja. Jika iman
ada di dalam hati maka pemahaman, kometmen atau kesepakatan sudah
berada didalam pikiran.
Membangun persahabatan didasari dengan kecintaan
terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya. Agar ikatan tersebut lebik konsisten,
amanah dan istiqomah. Persahabatan dalam Islam dibina dan dijaga baik
didalam spiritual ataupun kegiatan social. Persahabatan diibaratkan
seperti tubuh, kenapa demikian karena jika salah satu bagian tubuh
terasa sakit maka bagian tubuh yang lain akan merasakan. Begitu pula
persahabatan, jika sahabat kita mempunyai masalah atau didera kesedihan
maka kita akan merasakan simpati terhadap sahabat kita, seperti kita
yang mempunyai masalah tersebut.
Persahabatan atau pertemanan karena duniawi tidak akan
bertahan lama. Berbeda dengan persahabatan atau pertemanan yang
didasari oleh kecintaan terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya akan terjalin
dengan erat sampai akhirat nanti. Allah berfirman : “Teman-teman akrab
pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali
orang-orang yang bertaqwa” (QS. Az-Zukhruf : 67).
Maka jelas sekali
bahwa tidak semua sahabat atau teman akan baik ataupun akrab dengan
kita, maka suatu saat nanti akan menjadi musuh dalam selimut yang akan
menikam kita dari belakang, jadi jangan terlalu mempercayai teman atau
sahabat, kalau kita belum tahu latarbelakang, sifat dan agamannya.
Terkadang orang melihat atau mencari teman hanya melihat dari sisi
luarnya saja dan tidak mlihat sisi-sisi yang lain, yang mungkin suatu
saat akan menghancurkan kita oleh sebab itu. Jika kita ingin mencari
teman carilah teman yang didasari dengan kecintaanya terhadapa Allah
SWT dan Rasul-Nya, yang akan membawa ketempat yang lebih baik.
Mementingkan sahabat seperti halnya kita mementingkan diri sendiri.
Firman Allah SWT dam Hadits Qudsi, sebagai berikut : “Sudah pastilah
kecintaan-Ku itu untuk orang-orang yang saling ziarah menziarahi karena
AKU (Allah SWT). Sudah pasti pula kecintaan-KU untuk orang yang saling
cinta mencintai karena AKU (Allah SWT).
Sudah pasti pula kecintaan-KU
kepada orang-orang yang saling bantu membantu karena AKU (Allah SWT).
Juga, sudah pastilah kecintaan-KU untuk orang yang saling tolong
menolong karena AKU (Allah SWT).” Diriwayatkan oleh Ahmad dan Hakim.
Ikhlas dalam menjalin persahabatan akan memberikan
kesegaran jiwa, ikhlas dalam memberi dan menerima suatu hal yang dalam
bentuk pertolongan ataupun pemeberian dari individu yang sesama muslim.
Yang harus dipertanyakan adalah apakah anda telah berlaku jujur dan
adil terhadap diri anda sendiri sebelum berlaku jujur dan adil
terhadapa sahabat anda ?. Dalam menjalin persahabat jangan memandang
bulu atau melihat status sosialnya, karena sekarang sebagian orang
menjalin persahabatan melihat dari materi dan satus sosialnya yang
dapat menguntungkan bagi dirinya sendiri.
Bersahabat atau berteman merupakan sesuatu yang umum.
Karena manusia adalah makhluk social yang tidak bisa hidup sendiri.
Karena manusia adalah makhluk social maka harus bergaul atau berteman
dengan sembarang orang dengan seenaknya. Karena perilaku kita akan bisa
mengikuti perikau teman kita, Karena secara tidak langsung kita akan di
persuasif dan mengikuti perilaku yang negative sahabat atau teman kita.
Dengan begitu, carilah sahabat atau teman yang mempunyai kualitas agama
dan akhlaqnya. Rasulullah bersabda : “ seseorang itu tergantung agama
temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa
temannya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
Perubahan sikap dan tingkah laku tergantung darimana
teman atau sahabat kita berasal dan agamanya apa, yang akan
mempengaruhi perubahan sikap dan tingkah laku kita sehari-hari, jika
sahabat atau teman kita berasal dari lingkungan yang baik maka sifat
dan tingkah laku kita akan mengikuti teman atau sahabat kita dan juga
sebaliknya. Karena lingkungan dampaknya cukup besar dalam merubah sikap
dan tingkah laku kita ataupun sahabat atau teman kita.
Sebelum kalian terjerumus maka dari itu carilah teman
hanya semata-mata kecintaan kita terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar