Sikap Baik pada Pemerintah
Siapa pun presidennya, kita selaku seorang muslim diperintahkan
untuk bersikap baik dan taat pada mereka. Bagaimana bentuk bersikap
seperti itu?
Dalam hadits disebutkan,
عَنْ
تَمِيمٍ الدَّارِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «
الدِّينُ النَّصِيحَةُ » قُلْنَا لِمَنْ قَالَ « لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ
وَلِرَسُولِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ »
Dari Tamim Ad Daari, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama adalah nasehat.” Para sahabat bertanya, “Untuk siapa?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Untuk Allah, kitab-nya, Rasul-Nya, para pemimpin dan seluruh kaum muslimin.” (HR. Muslim no. 55).
Al Imam Abu Sulaiman Al Khottobi mengatakan bahwa nasehat itu
mencakup banyak makna yaitu menunjukkan sikap baik pada pemerintah. Ada
pula yang menyatakan bahwa nasehat adalah kalimat yang ringkas dan tidak
ada dalam bahasa Arab yang mencakup banyak makna yang berisi kebaikan
dunia dan akhirat selain itu.
Sedangkan yang dimaksud menunjukkan sikap baik pada pemerintah adalah
menolong mereka dalam kebenaran dan mentaati perintah mereka. Juga
termasuk di dalamnya adalah mengingatkan mereka dengan lemah lembut,
menasehati mereka pula terhadap kelalaian mereka dalam menunaikan hak
kaum muslimin. Termasuk menunjukkan sikap baik adalah tidak mengangkat
senjata untuk memberontak terhadap mereka dan mengajak manusia untuk
pemerintah yang ada.
Al Khottobi berkata bahwa bentuk berbuat baik pada pemerintah adalah
tetap shalat di belakang mereka, jihad bersama mereka, menyalurkan zaat
lewat mereka, tidak boleh mengangkat senjata karena memberontak pada
mereka jika nampak pada mereka sesuatu yang tidak disukai. Juga termasuk
sikap baik pada pemimpin adalah tidak memuji mereka dengan pujian yang
tidak sesuai kenyataan. Termasuk berbuat baik pada pemerintah adalah
mendoakan kebaikan pada mereka.
Adapun yang dimaksud dengan “a-immatul muslimin” adalah khalifah dan
pemerintah yang mengurus urusan kaum muslimin. Inilah yang sudah
masyhur.
Al Khottobi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan a-immatul muslimin
adalah para ulama. Bersikap baik pada para ulama bentuknya adalah
menerima yang mereka riwayatkan, taklid dalam hukum dan berprasangka
baik pada para ulama.
Pembahasan di atas disarikan dari penjelasan Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, 2: 35.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ
“Dengarkan dan patuhilah penguasa, meski penguasa tersebut memukuli punggungmu dan merampas hartamu. Tetap dengarlah dan taat.” (HR. Muslim no. 1848).
Semoga Allah menganugerahkan pada kita pemimpin terbaik yang membawa
kebaikan pada kaum muslimin. Moga Allah mudahkan kita pun untuk berbuat
baik pada mereka dan tunduk patuh pada mereka dalam hal kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar