Selasa, 23 Juni 2015

Ikhlas

Pribadi Ikhlas
Alhamdulillaah. Washolaatu wassalaamu ‘alaa rosuulillaah! Semoga Alloh Swt. Yang Maha Menatap menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang semangat menjaga kebersihan niat hanya mengharap ridho Alloh Swt. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Rosululloh Saw.

Sahabatku, pondasi dari karakter baik seseorang adalah ikhlas. Ikhlas wajib kita miliki. Karena tanpa keikhlasan, sehebat apapun amal, maka bagaikan jasad tanpa ruh. Tidak ada nilainya sama sekali.

Ikhlas adalah bukti ketauhidan. Orang yang yakin kepada Alloh Swt., maka ia akan merasa hanya cukup mendapatkan pemberian dan penilaian dari Alloh semata. Semakin ia yakin kepada Alloh, maka ia akan semakin ikhlas dalam beramal kebaikan. Sebaliknya, jikalau semakin tipis keyakinan kepada Alloh, maka akan semakin besar pengharapan kepada penilaian dan pemberian makhluk. Padahal semakin seseorang berharap kepada makhluk, akan semakin jauh dia dari Alloh Swt., akan semakin jauh dia dari kebahagiaan, dan akan semakin kering setiap amalnya.

Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk belajar ikhlas. Wajib bagi kita untuk berlatih sekuat tenaga agar ikhlas. Dan, wajib bagi kita untuk menjaga keikhlasan kita. Ada lima langkah yang bisa kita lakukan untuk melatih keikhlasan:

Pertama, jangan berharap diketahui orang lain jika kita beramal. Namun, jikalau memang ada yang tahu, tidaklah apa-apa, hanya saja pastikan di dalam hati kita untuk puas hanya dengan penilaian Alloh Swt. Tidak perlu berharap orang lain tahu, apalagi sengaja mendramatisir keadaan supaya orang lain mengetahui. Memang benar, ada amal yang pada keadaan tertentu perlu diketahui orang lain, akantetapi dalam keadaan demikian pun tancapkanlah dalam hati bahwa cukup penilaian Alloh yang memuaskan kita.

Kedua, jangan ingin dilihat orang lain saat beramal. Orang lain melihat atau tidak, itu bukanlah masalah. Karena yang terpenting dari semua itu adalah kita hanya berharap pandangan Alloh Swt. Sehingga kita bisa nilai hati kita ikhlas ataukah tidak dengan cara begini; kalau kita semangat beramal saat dilihat orang lain dan tidak semangat saat tidak dilihat orang lain, maka itu ciri kita tidak ikhlas.

Ketiga, jangan ingin dipuji orang lain saat beramal. Pujian dan cacian itu sama saja dengan suara ember yang jatuh. Hanya berupa getaran udara yang sampai ke gendang telinga kita. Tidak ada apa-apanya sama sekali. Bahkan malah bisa mengotori hati kalau kita tidak hati-hati. Orang yang hanya mendambakan pujian dari Alloh, ia akan ringan menjalani hidup ini.

Keempat, jangan ingin dihargai orang lain. Penghargaan manusia adalah cobaan. Sedangkan penghargaan dari Alloh Swt. adalah karunia.

Kelima, jangan ingin diberi balasbudi. Karena sesungguhnya karunia Alloh tidak akan meleset! Alloh Swt. Maha Melihat siapa di antara hamba-Nya yang tulus berbuat baik, tulus beramal. Alloh Maha Mencatat setiap kebaikan sekecil apapun, dan Alloh Maha Membalas. Jika Alloh menghendaki, apa yang memang untuk kita, pasti akan sampai kepada kita, tanpa bisa dihalangi oleh apa dan siapapun.

Alloh Swt. berfirman, Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” (QS. Al Fath [48] : 28). Cukuplah Alloh Swt. sebagai saksi bagi setiap amal kita. Cukuplah Alloh sebagai penjamin rezeki kita. Selamat menikmati kebahagiaan karena hati yang penuh keikhlasan.


Ditulis oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution