Pribadi Ikhlas
Alhamdulillaah. Washolaatu wassalaamu ‘alaa rosuulillaah! Semoga
Alloh Swt. Yang Maha Menatap menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang
semangat menjaga kebersihan niat hanya mengharap ridho Alloh Swt.
Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Rosululloh Saw.
Sahabatku,
pondasi dari karakter baik seseorang adalah ikhlas. Ikhlas wajib kita
miliki. Karena tanpa keikhlasan, sehebat apapun amal, maka bagaikan
jasad tanpa ruh. Tidak ada nilainya sama sekali.
Ikhlas adalah
bukti ketauhidan. Orang yang yakin kepada Alloh Swt., maka ia akan
merasa hanya cukup mendapatkan pemberian dan penilaian dari Alloh
semata. Semakin ia yakin kepada Alloh, maka ia akan semakin ikhlas dalam
beramal kebaikan. Sebaliknya, jikalau semakin tipis keyakinan kepada
Alloh, maka akan semakin besar pengharapan kepada penilaian dan
pemberian makhluk. Padahal semakin seseorang berharap kepada makhluk,
akan semakin jauh dia dari Alloh Swt., akan semakin jauh dia dari
kebahagiaan, dan akan semakin kering setiap amalnya.
Oleh karena
itu, wajib bagi kita untuk belajar ikhlas. Wajib bagi kita untuk
berlatih sekuat tenaga agar ikhlas. Dan, wajib bagi kita untuk menjaga
keikhlasan kita. Ada lima langkah yang bisa kita lakukan untuk melatih
keikhlasan:
Pertama, jangan berharap diketahui orang lain
jika kita beramal. Namun, jikalau memang ada yang tahu, tidaklah
apa-apa, hanya saja pastikan di dalam hati kita untuk puas hanya dengan
penilaian Alloh Swt. Tidak perlu berharap orang lain tahu, apalagi
sengaja mendramatisir keadaan supaya orang lain mengetahui. Memang
benar, ada amal yang pada keadaan tertentu perlu diketahui orang lain,
akantetapi dalam keadaan demikian pun tancapkanlah dalam hati bahwa
cukup penilaian Alloh yang memuaskan kita.
Kedua, jangan
ingin dilihat orang lain saat beramal. Orang lain melihat atau tidak,
itu bukanlah masalah. Karena yang terpenting dari semua itu adalah kita
hanya berharap pandangan Alloh Swt. Sehingga kita bisa nilai hati kita
ikhlas ataukah tidak dengan cara begini; kalau kita semangat beramal
saat dilihat orang lain dan tidak semangat saat tidak dilihat orang
lain, maka itu ciri kita tidak ikhlas.
Ketiga, jangan
ingin dipuji orang lain saat beramal. Pujian dan cacian itu sama saja
dengan suara ember yang jatuh. Hanya berupa getaran udara yang sampai ke
gendang telinga kita. Tidak ada apa-apanya sama sekali. Bahkan malah
bisa mengotori hati kalau kita tidak hati-hati. Orang yang hanya
mendambakan pujian dari Alloh, ia akan ringan menjalani hidup ini.
Keempat, jangan ingin dihargai orang lain. Penghargaan manusia adalah cobaan. Sedangkan penghargaan dari Alloh Swt. adalah karunia.
Kelima,
jangan ingin diberi balasbudi. Karena sesungguhnya karunia Alloh tidak
akan meleset! Alloh Swt. Maha Melihat siapa di antara hamba-Nya yang
tulus berbuat baik, tulus beramal. Alloh Maha Mencatat setiap kebaikan
sekecil apapun, dan Alloh Maha Membalas. Jika Alloh menghendaki, apa
yang memang untuk kita, pasti akan sampai kepada kita, tanpa bisa
dihalangi oleh apa dan siapapun.
Alloh Swt. berfirman, “Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” (QS.
Al Fath [48] : 28). Cukuplah Alloh Swt. sebagai saksi bagi setiap amal
kita. Cukuplah Alloh sebagai penjamin rezeki kita. Selamat menikmati
kebahagiaan karena hati yang penuh keikhlasan.
Ditulis oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar