Berburu Pahala di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah   bulan yang penuh berkah.   Hari dan malam di 
bulan Ramadhan, lebih mulia dibanding hari dan malam di bulan lain. 
Kemuliaannya ditunjukkan dengan nama-nama tertentu yang dilekatkan pada 
bulan ini.
Nama-nama tersebut merefleksikan kemuliaannya, di antaranya adalah :
- Syahr Allah (Bulan Allah), karena Allah memberikan pahala yang besar bagi orang yang berbuat baik di bulan ini. Ibadah puasa pun pahalanya langsung diberikan Allah sendiri.
- Syahr al-Quran ( bulan diturunkannya Al-Quran/ Nuzul al-Quran ).
- Syahr al-tilawah ( bulan membaca Al-Quran ).
- Syahr al-rahmah ( bulan kasih sayang, bulan waktu Allah melimpahkan rahmat-Nya ).
- Syahr al-jud ( bulan kedermawanan, bulan untuk berbagi).
Pada
 bulan Ramadhan ini Allah SWT akan melipatgandakan pahala ibadah. Bagi 
ibadah sunnah, Allah akan melimpahkan pahala setara dengan ibadah wajib.
 Dan untuk ibadah wajib, Allah akan melipatgandakan pahalanya sebesar 70
 kali lipat.
Oleh karena itu, sebagian umat Muslim suka melakukan 
hal-hal yang dianggapnya akan memberikan limpahan pahala. Terjadilah 
perburuan pahala. Tentu saja kalau hal ini dilakukan sesuai dengan 
tuntunan Rasulullahi SAW dan secara konsisten ( istiqamah ) 
dilanjutkan setelah Ramadhan berlalu, akan sangat baik. Karena memang 
itu yang diharapkan dari ibadah bulan Ramadhan ini. Kita menjalani 
pelatihan dengan berbagai aktivitas keberagamaan agar setelah Ramadhan 
lewat kita bisa lebih bertakwa.
Perburuan pahala ini biasanya 
sudah diawali sejak menjelang datangnya bulan Ramadhan. Banyak orang 
yang sengaja meninggalkan pekerjaannya, anak-anaknya bolos sekolah, 
hanya untuk sesuatu yang mereka anggap sebagai suatu keharusan menjelang
 puasa. Mereka melakukan ziarah ke makam orang tua, atau saudaranya. 
Padahal ziarah kubur itu kata Nabi SAW hanya untuk mengingatkan kita 
kepada kematian. Kalau untuk mendoakan mereka yang sudah mendahului kita
 bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun.
Ada juga sebagian orang
 yang sampai berani menunda membayar zakat sampai bulan Ramadhan tiba. 
Padahal sebelum Ramadhan sudah sampai waktunya , sudah haul . Haul adalah
 batas perhitungan jangka waktu pemilikan harta yang akan dikeluarkan 
zakatnya, dan telah mencapai waktu satu tahun Qamariyah.
Mereka 
menganggap kalau dibayarkan pada bulan Ramadhan akan meraup pahala 
berlipat ganda, padahal sudah jelas dia melalaikan kewajiban zakat itu 
sampai melewati waktu yang telah ditetapkan. Begitu juga infak dan 
sedekah sering ditangguhkan sampai Ramadhan tiba, padahal berjuta orang 
saudara kita hidup serba kekurangan. Dan tidak bisa menunggu.
Fenomena
 lain yang kita lihat sejak beberapa tahun terakhir ini, masyarakat 
Muslim yang kebetulam memiliki kelebihan harta, sudah menjadikan ibadah 
umrah Ramadhan sebagai bagian dari gaya hidupnya. Yang dilihat tentu 
pahalanya yang berlimpah. Padahal umrah itu hukumnya sunnah. Sedangkan 
menyantuni saudara seiman yang kebetulan tidak seberuntung meraka adalah
 wajib. Mereka mengejar yang sunnah tapi mengabaikan kewajiban.
Banyak
 juga masyarakat Muslim yang keliru memahami hadits Nabi yang menyatakan
 bahwa tidur orang yang berpuasa termasuk ibadah, sehingga mereka 
bermalas-malasan. Padahal Nabi dan kaum Muslimin meraih kemenangan pada 
Perang Badar yang terjadi pada bulan Ramadhan. Begitu juga Shalahuddin 
Al-Ayyubi memenangkan pertempuran pada peperangan salib yang justru itu 
terjadi pada bulan Ramadhan.
Tidur yang bernilai ibadah itu adalah
 tidur yang diharapkan berfungsi untuk bisa memulihkan kondisi tubuhnya 
setelah beraktivitas. Bukan karena hobi bermalas-malasan. Bagaimana akan
 memperoleh berkah ( value added ) kalau cuma tiduran.
Hal
 lain yang sering dilakukan umat Muslim terhadap Al-Quran di bulan 
Ramadhan yaitu hanya sekedar membaca saja. Mereka merasa cukup dengan 
membaca karena sudah termasuk ibadah. Mereka menyebutnya tadarrus, 
padahal tadarus itu berarti mempelajari. Mempelajari kandungan isi 
Al-Quran akan mengantarkan seseorang untuk dapat mengamalkan ajaran-Nya.
Mempelajarinya
 tentu tidak akan cukup dalam satu bulan. Tapi mempelajari Al-Quran itu 
bukan hanya wajib di bulan Ramadhan saja. Mereka banyak yang berbangga 
diri kalau sudah khatam pada bulan Ramadhan, walaupun tidak tahu apa 
isinya Al-Quran itu.
Semoga Ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
 11.04
11.04
 




 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar