Jangan Jadi Pendendam
Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Dialah Dzat Yang
Maha Mengetahui segala isi hati. Dialah Dzat Yang Maha Mendengar setiap
bisikan sehalus apapun. Semoga Alloh Yang Maha Menatap, menjadikan kita
hamba-hamba-Nya yang husnul khotimah. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada kekasih Alloh, baginda nabi Muhammad Saw.
Saudaraku,
kita harus menerima kenyataan bahwa sebagai manusia, orang lain pun
bisa berbuat salah, baik disengaja ataupun tidak, kepada kita. Dalam
keadaan seperti ini, kita tidak perlu khawatir karena Alloh Swt.
memberikan formula kemuliaan. Alloh Swt. berfirman, “Dan, tidaklah
sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) dengan cara yang lebih
baik. Maka tiba-tiba orang yang di antaramu dan dia ada permusuhan,
seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. Fushilat [41] : 34)
Dendam
adalah efek dari keadaan hati yang terluka, kecewa, merasa dizholimi.
Semakin kuat rasa dendam di dalam dada seseorang, akan semakin besar
kemungkinan dua untuk marah, dengki hingga melakukan perbuatan buruk. Na’udzubillaahi mindzalik.
Nabi
Muhammad Saw. adalah panutan terbaik. Beliau bersih senantiasa bersih
dari rasa dendam. Betapapun beliau dihina, dicaci, diboikot, disakiti
secara fisik, dan bentuk intimidasi lainnya, beliau tidak pernah dendam
apalagi membalas perbuatan buruk itu dengan keburukan serupa atau yang
lebih buruk. Rosululloh Saw. bahkan memaafkan mereka dan mendoakan
kebaikan bagi mereka.
Ketika penduduk kota Thaif menolak dengan
kekerasan dakwah Rosululloh Saw., kemudian malaikat Jibril a.s datang
menawarkan pembalasan terhadap mereka, maka Rosululloh Saw. menolaknya
dan justru mendoakan mereka agar suatu saat nanti lahir dari mereka
generasi yang mentauhidkan Alloh Swt.
Sahabatku, dendam itu selain
akan menghancurkan kebahagiaan kita, juga akan menghancurkan akhlak dan
pikiran kita. Maka, jauhilah dendam. Balaslah perbuatan buruk orang
lain dengan perbuatan baik nan mulia sebagaimana yang diajarkan
Rosulullah Saw. Kita tidak bisa memaksa orang lain berbuat baik terhadap
kita. Tapi, kita bisa memaksa diri kita untk tetap berbuat baik pada
orang lain.
Alloh Swt. berfirman, “Orang-orang beriman itu
sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan)
antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Alloh, supaya kamu
mendapat rohmat. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan
orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang
ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan
perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu
lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan
memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan
adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak
bertaubat, maka mereka Itulah orang-orang yang zholim.” (QS. Al Hujurot [49] : 10-11)
Sebisa
mungkin kelolalah hati kita di saat timbul rasa dendam. Yakinilah bahwa
kemuliaan tidak akan datang dengan cara kita melampiaskan dendam.
Kemuliaan justru datang jikalau kita bisa memupus dendam dan
menggantikannya dengan kebaikan. Keburukan orang lain tidak pernah
membahayakan kita, yang membahayakan kita adalah keburukan kita sendiri.
Semoga
Alloh Swt. senantiasa membimbing kita untuk memiliki kebeningan dan
kehalusan hati. Seseorang yang pemaaf dan bukan pendendam bukanlah
menunjukkan bahwa dia lemah, justru sebaliknya menunjukkan betapa dia
kuat.
Wallohu a’lam bishowab.
Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar