Selasa, 23 Juni 2015

Pendendam

Jangan Jadi Pendendam
Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Dialah Dzat Yang Maha Mengetahui segala isi hati. Dialah Dzat Yang Maha Mendengar setiap bisikan sehalus apapun. Semoga Alloh Yang Maha Menatap, menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang husnul khotimah. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada kekasih Alloh, baginda nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, kita harus menerima kenyataan bahwa sebagai manusia, orang lain pun bisa berbuat salah, baik disengaja ataupun tidak, kepada kita. Dalam keadaan seperti ini, kita tidak perlu khawatir karena Alloh Swt. memberikan formula kemuliaan. Alloh Swt. berfirman, “Dan, tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) dengan cara yang lebih baik. Maka tiba-tiba orang yang di antaramu dan dia ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. Fushilat [41] : 34)

Dendam adalah efek dari keadaan hati yang terluka, kecewa, merasa dizholimi. Semakin kuat rasa dendam di dalam dada seseorang, akan semakin besar kemungkinan dua untuk marah, dengki hingga melakukan perbuatan buruk. Na’udzubillaahi mindzalik.

Nabi Muhammad Saw. adalah panutan terbaik. Beliau bersih senantiasa bersih dari rasa dendam. Betapapun beliau dihina, dicaci, diboikot, disakiti secara fisik, dan bentuk intimidasi lainnya, beliau tidak pernah dendam apalagi membalas perbuatan buruk itu dengan keburukan serupa atau yang lebih buruk. Rosululloh Saw. bahkan memaafkan mereka dan mendoakan kebaikan bagi mereka.

Ketika penduduk kota Thaif menolak dengan kekerasan dakwah Rosululloh Saw., kemudian malaikat Jibril a.s datang menawarkan pembalasan terhadap mereka, maka Rosululloh Saw. menolaknya dan justru mendoakan mereka agar suatu saat nanti lahir dari mereka generasi yang mentauhidkan Alloh Swt.

Sahabatku, dendam itu selain akan menghancurkan kebahagiaan kita, juga akan menghancurkan akhlak dan pikiran kita. Maka, jauhilah dendam. Balaslah perbuatan buruk orang lain dengan perbuatan baik nan mulia sebagaimana yang diajarkan Rosulullah Saw. Kita tidak bisa memaksa orang lain berbuat baik terhadap kita. Tapi, kita bisa memaksa diri kita untk tetap berbuat baik pada orang lain.

Alloh Swt. berfirman, “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Alloh, supaya kamu mendapat rohmat. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka Itulah orang-orang yang zholim.” (QS. Al Hujurot [49] : 10-11)

Sebisa mungkin kelolalah hati kita di saat timbul rasa dendam. Yakinilah bahwa kemuliaan tidak akan datang dengan cara kita melampiaskan dendam. Kemuliaan justru datang jikalau kita bisa memupus dendam dan menggantikannya dengan kebaikan. Keburukan orang lain tidak pernah membahayakan kita, yang membahayakan kita adalah keburukan kita sendiri.

Semoga Alloh Swt. senantiasa membimbing kita untuk memiliki kebeningan dan kehalusan hati. Seseorang yang pemaaf dan bukan pendendam bukanlah menunjukkan bahwa dia lemah, justru sebaliknya menunjukkan betapa dia kuat.  



Wallohu a’lam bishowab.
Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution