Kamis, 22 Oktober 2015

Pantaskah Sombong

Jangan Sombong Dalam Hidup

Ada sebuah kisah menarik yang Insya Allah bisa kita ambil hikmahnya, cerita ini bermula dari Seorang murid yang setia dalam menempuh jalan menuntut ilmu setelah sekian lama Si murid berjuang demi mencapai tingkat akademik yang lebih tinggi tiba akhirnya sang Guru memberikan ujian terakhir yang jika Si Murid bisa menjawab pertanyaan yang akan diberikannya dia akan dinyatakan lulus dan harus pergi untuk mengamalkan segala ilmu yang telah dimilikinya Sang Guru yang tampak arif dan bijaksana bertanya kepada murid kesayangannya.


" Muridku, hari ini aku akan memberimu satu pertanyaan dan aku berharap kamu bisa menjawabnhya dengan tepat" kata Sang Guru 

"Baik Guru, apa pertanyaannya?" "Kamu akan Aku beri waktu selama 3 hari untuk mencari makhluk yang dalam pandanganmu sangat buruk". 

Dengan penuh percaya diri Si murid pun pergi meninggalkan gurunya untuk merenung dan mencari jawaban yang diberikan oleh Sang guru tadi Pada hari pertama, Si Murid bertemu dengan orang yang gemar berjudi, mabuk mabukan yang hampir setiap hari tidak pernah bermunajat kepada Illahi maka terbesitlah dalam hatinya, " Mungkin orang ini lebih buruk dari aku karena dia termasuk ahli

maksiat sedangkan aku tergolong ahli ibadat". maka pulanglah si murid ke rumahnya sampai di rumah dia berfikir, apakah benar dia lebih baik dari penjudi dan pemabuk yang dijumpainya tadi? lantas si murid menyadari, bahwa manusia bukan Robot yang bisa diprogram dengan satu tingkah laku dan tidak pernah bisa berubah tetapi manusia adalah makhluk yang dikaruniai akal dan fikiran dan di beri kesempatan utuk bertobat kepada tuhan yang maha kuasa maka, si murid pun menyimpulkan bahwa Dia tidak lebih baik dari pemabuk dan penjudi itu selagi masih menjalani hidup didunia yang penuh dengan cobaan ini, karena boleh jadi seorang yang larut dalam dosa-dosa yang melimpah lantas Ia bertaubat dan mengakhiri hidupnya dengan akhir yang indah lagi sempurna akan lebih baik dari seorang ahli ibadah yang tidak pernah ikhlas dalam menjalankan ketaatan kepada tuhan penguasa kehidupan Pada hari kedua, 

Si murid jalan keluar rumah dan menjumpai seekor anjing jelek lagi buruk rupa dan juga berpenyakitan, Si murid bergumam, mungkin anjing inilah makhluk yang lebih buruk dari aku di dunia ini, dengan semangat si murid yang merasa mempunyai jawaban untuk pertanyaan gurunya pulang kerumahnya Sesampainya dirumah, 

si murid mulai merenung kembali, "Seekor anjing walaupun buruk rupa dan berpenyakitan dia tidak lebih buruk dari aku, karena ketika hari kebangkitan telah tiba Seekor anjing tidak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT sedangkan aku akan dimintai pertanggung jawaban yang jika aku tidak bisa bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan di dunia maka hancur dan habislah diriku Begitu pula.. 

Jika pada waktunya nanti aku diberi buku melalui tangan kanan maka, beruntunglah aku tetapi jiku diberi buku dari belakang maka celakalah diriku. "Sungguh, Aku tidak lebih baik dari anjing itu. Pada Hari ketiga akhirnya Si Murid menghadap Sang Guru. maka bertanyalah Sang guru,"Sudahkah kamu menemukan jawaban dari pertanyaanku muridku?" "Sudah guru", Jawab Si Murid. " Ternyata makhluk yang paling buruk adalah saya guru". 

Sang Guru mengangguk & tersenyum, "Kamu telah berhasil muridku, kamu Lulus". Sahabat.. Mari kita ambil hikmah dari cerita singkat ini sungguh, tidak ada manusia yang sempurna didunia ini seseorang tidak berhak menganggap dirinya paling suci dan paling beriman dari orang lain, karena hanya Tuhanlah yang bisa menilai keikhlasan iman seorang hamba.. 

Sering kali kesombongan yang ada dalam diri seorang yang mengaku beriman menghancurkan dirinya sendiri dengan berkurangnya kualitas keikhlasan beribadah kepada Allah SWT Maka, selama kita masih sama-sama menjalani hidup didunia Mulailah belajar berfikir positif kepada setiap orang karena kita sama-sama keturunan Adam dan adam tercipta dari Tanah dan akan kembali menjadi Tanah sebelum dikumpulkan dipadang mahsyar nantinya Semoga tidak ada sedikitpun kesombongan di dalam diri kita mari kita contoh Nabi SAW jika Rasul kita ingin Allah menghancurkan orang kafir yang Pasti mereka sudah hingga oleh tanah, karena Doanya dikabulkan Allah SWT 

Tetapi sifat nabi tidaklah demikian selalu berfikir positif terhadap umatnya itu semua karena kebanyakan dari mereka kaum yang belum mengerti dan juga belum mengetahui" Nabi Muhammad juga tidak menyombongkan derajat yang dimilikinya untuk menghancurkan orang lain akan tetapi semua yang dilakukannya murni hanya untuk kemaslahatan umat-umatnya Semoga bermanfaat dan dapat diambil hikmahnya.






0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution