Senin, 19 Oktober 2015

Kesenangan Itupun Ujian

Mensikapi Ujian Kesenangan

Semoga ujian kesenangan yang datang kepada kita, bisa menjadi ladang amal sholeh bagi kita. Sehingga ujian tersebut tidak menjadi pemberat dosa kita kelak di akhirat.


Semoga Alloh Yang Maha Menatap, menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang istiqomah. Hamba-hamba-Nya yang selalu beristighfar, bertaubat atas setiap kemaksiatan dan tidak mengulanginya. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada kekasih Alloh, penutup para nabi dan rasul, Muhammad Saw.

Alloh Swt. berfirman, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al Ankabut [29] : 2-3)

Saudaraku, sudah kita pahami bersama bahwasanya ujian adalah keniscayaan hidup. Hidup di dunia pasti selalu bertemu dengan berbagai persoalan, masalah, ujian. Dan salah satu bentuk dari ujian tersebut adalah ujian dalam bentuk kesenangan. Bahkan, ujian dalam bentuk kesenangan ini jauh lebih berat daripada ujian kesusahan. Resiko ketika salah mensikapinya pun jauh lebih besar daripada ujian kesulitan.

Ujian kesenangan itu bisa berbentuk pangkat, jabatan, popularitas, anak-anak yang lucu dan pintar, pasangan hidup yang berparas indah, harta kekayaan, kendaraan, rumah. Bisa juga berupa sanjungan dan pujian. Semua ini adalah hal-hal yang menyenangkan kita dan bisa melenakan kita. Jika salah mensikapinya, kita bisa terjerumus pada berbagai penyakit hati yang menimbulkan malapetaka pada diri kita sendiri.

Bagaimana sikap terbaik mensikapi ujian kesenangan?

Pertama, beristighfar. Kesenangan yang kita dapatkan, apapun bentuknya, biasanya meninggalkan lintasan rasa senang, gembira di dalam hati. Tidak jarang secara halus menimbulkan bibit-bibit ujub, riya, sum’ah. Maka istighfar, memohon ampun adalah untuk membersihkan bibit-bibit penyakit tersebut. Sehingga hati kita senantiasa terjaga kebersihannya. Hanya hati yang bersih yang bisa peka menangkap hidayah Alloh Swt.

Kedua, bertasbih memuji Alloh Swt. Kepahitan dan kesenangan adalan ujian, sedangkan ujian adalah bagian dari nikmat Alloh terhadap hamba-Nya. Ketika mendapatkan ujian kesenangan, maka langkah terbaik menghadapinya adalam dengan segera menyandarkan kesenangan itu hanya kepada Alloh Swt. Yakin di dalam hati bahwa tiada yang kuasa melimpahkan kesenangan ini selain Alloh. Dan tiada yang kuasa mencabut kesenangan ini melainkan hanya Alloh semata.

Ketiga, bersyukur. Sikap yang juga sangat disukai Alloh Swt. dari hamba-Nya adalah sikap bersyukur. Ketika mendapatkan ujian berupa kesenangan, maka bersyukur adalah sikap orang yang beriman. Ini adalah sikap yang Alloh sukai sebagaimana Alloh sampaikan di dalam Al Quran. Bentuk-bentuk syukur pun banyak macamnya. Hati dan lisan memuji Alloh. Sikap dan perbuatan menggunakan dan membelanjakan pemberian Alloh di jalan yang Alloh ridhoi.


Semoga ujian kesenangan yang datang kepada kita, bisa menjadi ladang amal sholeh bagi kita. Sehingga ujian tersebut tidak menjadi pemberat dosa kita kelak di akhirat, namun sebaliknya, menjadi pemberat catatan amal ibadah kita di hadapan Alloh Swt.  



Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution