Tidak Ada Asap Tanpa Api
Terkadang orang tidak menyadari jika ia mendapat sebuah musibah /
bencana adalah karena perbuatannya sendiri. Karena sesungguhnya Allah
tidak akan memberikan akibat tanpa sebuah sebab. Orang mendapat musibah
kecelakaan misalnya, ada sebab visible yang bisa kita
telaah, pertama, mungkin karena kurang hati-hati, teledor, melamun, dll.
Sebab kedua yang invisible, terkait dengan keimanan seseorang pada Allah
dan hubungan kita dengan manusia lain.
Sebab invisible jarang disadari oleh manusia.
1.Hubungan Manusia dengan Allah
Keimanan kita pada Allah yang terkotori oleh sifat kekafiran, sungguh kafir bukan hanya ada dalam hati orang yang tidak beriman pada Allah, yang terang-terangan tidak mengakui adanya Allah, tetapi sifat kafir juga bisa muncul dalam diri tiap muslim.
Ketika seorang muslim percaya pada seseorang
(mis. peramal, paranormal, dll) melebihi percaya pada Allah,sesungguhnya
dia telah memelihara sifat kafir dalam hatinya. Begitu pula ketika
seorang muslim merasa amat bergantung/cinta pada seseorang melebihi
bergantungnya/cintanya ia pada Allah, maka ia juga telah menanam sifat
kafir dalam hidupnya.
“Dan perbuatan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa
bencana karena perbuatan mereka sendiri,atau bencana itu terjadi dekat
tempat kediaman mereka.” (Ar-Rad 31)
Oleh sebab itu Allah akan memberi sebuah peringatan yang berupa
musibah, dengan tujuan agar ia bisa meluruskan hidupnya kembali ke jalan
yang benar, bertaqwa, bersandar & percaya hanya pada Allah semata.
Allah mempunyai banyak cara untuk membuat manusia menyadari
kesalahannya. Tinggal manusia tersebut mau atau tidak merespon peringatan
Allah.
“Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebahagian
azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat),
mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).” (As-Sajdah 21)
2.Hubungan Manusia dengan Sesamanya
2.Hubungan Manusia dengan Sesamanya
Mungkin dalam muamalah dengan sesama, kita pernah menyakiti hati seseorang,mendzaliminya atau mungkin kita mengambil hak orang lain. Sehingga yang seharusnya itu bisa menjadikan kebahagiannya,malah menjadikan susah orang, sehingga terlontar doa orang yang terdzalimi. Dan doa orang yang didzalimi, akan sampai pada Allah tanpa penghalang, selama orang yang didzalimi ini bertaqwa dan istiqomah pada Allah.
Sehingga Allah akan memberikan balasan pada siapapun yang berbuat dzalim setimpal dengan yang ia kerjakan.
“Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat)
balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi
mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka
ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gelita. Mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Yunus:27)
Karena itu sebagai seorang muslim hendaknya senantiasa koreksi diri
setiap saat,menjaga hati dari sifat kafir yang akan membuat Allah
menurunkan azab dunia serta menjaga hubungan kita dengan sesama manusia
agar tidak menyakiti atau mendzalimi mereka.
Apabila kita tidak dapat mengerti akan azab dunia adalah akibat
perbuatan kita yang tidak benar, lantas kita tetap berada dalam pusaran
kesalahan yang sama dan tidak kunjung keluar, maka Allah akan tutup hati
kita sampai Allah memberikan azab akherat yang kita tidak sanggup lagi
mengabaikannya. Naudzubillah..
“Mereka tuli, bisu dan buta (*) maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar)” ( Al-Baqarah: 18 )
(*)Walaupun pancaindera mereka sehat mereka dipandang tuli, bisu dan buta oleh karena tidak dapat menerima kebenaran.
Birohmatika ya Ghofurur rohim
0 komentar:
Posting Komentar