Jumat, 20 September 2013

Seorang Anak Adalah Buah Hidup

Anak: Anugerah Terindah, atau Sebuah Beban?

Anak adalah buah hidup, bunga semerbak, penyejuk hati dan penawar dahaga dalam rumah tangga. Ia merupakan salah satu tujuan dari setiap pernikahan. Sebagian kita bahkan mengatakan: Anak adalah jantung hati ayah bunda, yang berjalan di hadapan mata keduanya.

Tak berlebihan memang, ketika kita menggambarkan demikian keadaannya. Karena kehadiaran buah hati akan membawa warna tersendiri, sehingga kebahagiaan kedua orang tua tak hanya sebatas warna hitam dan putih semata. Dengan kehadirannya warna rumah tangga semakin benderang, me-riang, tak jarang mampu membawa rasa bahagia hingga ke awang-awang. Sampai terkadang, sebagian orang tua tak ingin lepas dan terlewat dengannya, walau sedetik saja. Ini sebuah rasa yang hanya dimiliki oleh mereka yang telah dikaruniai buah hati, satu, dua, atau lebih.. Bagi yang belum, silahkan membayangkan, tak ada larangan!

Hanya saja, ada sebagian orang tua yang menjadikan kehadiran mereka (anak-anak) sebagai sebuah beban yang teramat berat untuk sekedar dipikul bersama dalam keluarga. Ada yang bingung, karena menurutnya anaknya nakal; ada yang malu, karena mungkin anaknya terbelakang menurut anggapannya; ada yang merasa sangat letih, karena anaknya sangat banyak berjibun; ada yang ini dan ada pula yang itu, karena anak dianggap membawa masalah yang banyak di kepalanya..

Tak bisa diungkiri, memang terkadang seperti itu keadaannya. Tapi, tentu kita tak lupa, betapa kehadiran mereka adalah ladang pahala yang tiada ternilai yang Allah telah siapkan untuk kedua orang tua. Barangkali diantara kita ada yang terlupa, bahwa salah satu amal yang tiada terputus pahalanya adalah anak shalih yang senantiasa mendoakan kedua orang tuanya..

"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang shalih.” [HR. Muslim no. 1631]

Atau, ketika kita mendidik mereka dengan baik dan penuh kesabaran, tentu hal ini akan membuahkan ganjaran yang tidak sedikit di sisi Allah. Bahkan, setiap suapan kita yang ikhlash, merupakan sedekah pula..

Maka, menjadi kewajiban setiap orang tua membekali mereka (anak-anak) dengan bekal yang baik, agar mereka tetap dalam posisi semula: Penyejuk mata kedua orang tua. Kita siapkan tubuh, jiwa dan akhlak anak-anak kita dalam menghadapi hingar bingar kehidupan masyarakat yang semakin tak karuan. Kita didik mereka dengan budi pekerti dan pendidikan yang baik, sehingga mereka mampu menghadapi masa yang bukan masa kita (yakni, masa depan, yang tentu berbeda dengan masa dan keadaan kita sekarang).

Kemudian, ketika telah nampak budi pekerti yang utama dari putera puteri kita, hendaknya kita sebagai orang tua merasa gembira, baik dengan ucapan, maupun perbuatan. Tentu, tak lupa kita bersyukur kepada Allah atas semua itu, karena itulah tambahan anugerah di atas anugerah kehadiran mereka di tengah-tengah kita.

Adapun, ketika kita dapati pada anak-anak kita secuil kekurangan, maka yakinlah di sebalik kekurangan tersebut ada banyak kelebihan yang tersembunyi yang belum mampu kita ungkapkan. Ketika ada diantara mereka yang kurang pintar, mungkin mereka rajin membantu orang tua. Jika ada diantara mereka yang kurang cekatan, mungkin mereka terampil dalam hal lainnya, demikian seterusnya..

Jika diantara mereka melakukan kesalahan dan mereka berusaha menutupinya, maka sebagi orang tua yang baik tentu kita tak membesar-besarkan masalah tersebut. Jika mereka sering dan berulang kali melakukan kesalah, hendaklah kita menasehatinya dengan cara yang baik.. Ingatlah sekali lagi, bahwa mereka adalah ladang pahala yang teramat sayang untuk kita lewatkan begitu saja..!

bersyukurlah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah telah menempatkan rasa bahagia kita diantara kesulitan-kesulitan yang banyak atas kehadiran buah hati. Sejenak kita renungkan:

Ketika seorang ibu mengandung dengan keletihan yang bertambah-tambah, Allah anugerahkan kebahagiaan atasnya, karena sesungguhnya bayi itulah yang sbeenarnya dinanti, sehingga keletihan yang berlipatpun mampu terlewati. Sembilan bulan, bukan waktu yang sebentar.. Bahkan, ketika tidak ada tanda-tanda gerak yang menyakitkan dari dalam perut seorang ibu ketika itupun, menjadikan kedua orang tuanya waswas bukan kepalang..

Saat tiba masa melahirkan dan itulah masa paling sakit yang dirasa seorang ibu, maka Allah letakkan kebahagiaan itu padanya, di waktu khabar tersiar: "Alhamdulillaah, bayi Anda lahir normal.." Segala perih, setumpuk beban dan semua rasa telah hilang dengan kalimat pendek nan singkat tersebut, padahal beberapa menit sebelumnya Sang Ibu sedang bergelut melawan maut..

Begitulah seterusnya, ketika anak bertambah dewasa, bertambah gerak dan tingkahnya, akan bertambah pula 'beban dan kesusahan' kedua orang tua, tapi sejatinya itulah letak kebahagian yang Allah letakkan kepada kedua orang tua dari seorang berlabel "Buah Hati"..

Akhir, mudah-mudahan Allah menganugerahkan kepada kita semua, anak-anak yang shalih yang benar-benar mampu menjadi anugerah terindah dan ladang pahala yang berlipat, aamiin

Oleh Abu Layla Supry

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution