Sahabat Sejati dalam Ukhuwah Islami
Seorang teman atau sahabat merupakan orang yang sangat penting dalam
mengarungi samudera kehidupan dunia ini. Gelombang kehidupan dunia yang
terkadang ganas dan menghancurkan segala sesuatu yang dilalui, akan
terasa lebih ringan diarungi dengan hadirnya seorang sahabat. Seorang
sahabat yang selalu setia membantu, menasehati, dan membimbing
perjalanan hidup ini. Hingga berhasil taklukan ganasnya samudera
duniawi.
Berapa banyak orang yang meninggalkan sahabatnya ketika harta telah
tiada. Berapa banyak orang meninggalkan sahabatnya ketika cobaan silih
berganti menimpa. Berapa banyak orang yang meninggalkan sahabatnya
ketika bertaruh nyawa. Berapa banyak pula orang yang merubah posisi
sahabat menjadi musuh hanya karena iming-iming dunia.wal iyadzubillah
Seorang sahabat sejati akan selalu memberikan dukungan nyata, walau
mengorbankan harta dan nyawa. Seorang sahabat sejati tidak akan
terpengaruh dengan adanya cobaan yang mendera, walaupun cobaan itu
menyakiti jiwa dan raga. Seorang sahabat sejati akan selalu menasehati,
di saat kita khilaf dan lupa. Merekalah sahabat sejati yang rela
berkorban membela agama, dalam keadaan suka dan duka.
Diibaratkan sebuah bangunan yang saling menguatkan satu dengan yang
lain. Diibaratkan pula bagai satu tubuh yang akan merasakan sakit jika
tubuh yang lain tersakiti, itulah arti sahabat sejati dalam ukhuwah
islami. Jika sahabat itu adalah tangan, maka tangan itu akan menggunakan
segala kemampuan untuk melindungi anggota tubuh yang lain, walaupun
darah tertumpah menjadi taruhan.
“Seorang mukmin terhadap mukmin yang lainnya seperti bangunan yang
saling mengokohkan satu dengan yang lain.” (HR. Bukhari – Muslim).
“Perumpamaan mukmin dalam hal saling mencintai dan berkasih sayang
adalah ibarat satu satu tubuh, apabila satu organnya merasa sakit, maka
seluruh tubuhnya turut merasakan hal yang sama, sulit tidur dan
merasakan demam.” (HR. Muslim).
Seorang sahabat sejati mengerti adab dalam sebuah ukhuwah yang
islami. Tidak mencela, tidak memanggil dengan gelar yang buruk, tidak
berprasangka buruk, tidak mencari-cari kesalahan, dan tidak pula
menggunjing kejelekan orang. Dia tidaklah mencintai sahabatnya kecuali
dia mencintainya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.
“Tidak beriman seseorang dari kalian hingga dia mencintai saudaranya
seperti dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim).
“….Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah
(pangilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak
bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Wahai orang-orang
yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang
lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang
lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah,
sungguh Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. al-Hujuraat:
11-12).
Seorang sahabat sejati tidak akan mengumbar kejelekan sahabatnya. Dia
akan selalu menjaga dan menutup rapat aib-aibnya. Karena dia tahu,
surga adalah balasan yang tepat atas perbuatannya.
“Tidaklah seseorang melihat aib saudaranya lalu dia menutupinya, kecuali dia akan masuk surga.” (HR. Thabrani).
Seorang sahabat sejati juga tidak akan segan untuk melepas tali
persahabatan. Ketika mengetahui sahabatnya telah pergi, jauh menyimpang
dan tidak lagi mendengar peringatan Ilahi (Al qur’an dan Assunnah).
Sebagaimana seorang sahabat senior Rasulullah Abdurohman bin Auf
rodhiyallahu anhu yang bertempur saling mengalahkan melawan umayyah bin
kholaf dalam perang badar, hingga akhirnya umayyah tewas di tangan Bilal
yang tidak lain adalah mantan budaknya sendiri. Padahal mereka berdua
adalah dua orang yang bersahabat sebelum Islam datang. Itulah generasi
para sahabat, sebuah generasi yang disabdakan oleh Nabi Muhammad sebagai
generasi terbaik di muka bumi.
"kemanakah ku pergi mencari... Duhai sahabat sejati Arungi samudera duniawi... Dengan bahtera ukhuwah islami" Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas
agama-Mu. Wahai Dzat yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami
untuk taat kepadamu.
Wallahu A’lam
0 komentar:
Posting Komentar