BERUPAYA MENJADI HAMBA ALLAH YANG SELALU BERSYUKUR
Sungguh betapa banyak nikmat Allah kepada kita. Dari mulai terlahir ke
dunia hingga sekarang, nikmat Allah tidak pernah berhenti mengalir
kepada kita. Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, nikmat Allah
selalu tercurah. Bahkan, ketika tidur pun nikmat itu tetap ada. Setiap
detik yang kita lalui, nikmat Allah tidak pernah putus menghampiri kita.
Karena saking banyaknya, mustahil kita mampu menghitungnya. Kewajiban
kita sekarang hanya satu, yaitu mensyukurinya. Dengan bersyukur, hidup
kita akan semakin bahagia dan beruntung. Sebaliknya, dengan mengkufuri
nikmat, hidup kita akan semakin sengsara dan penuh dengan kesulitan.
A. MAKNA BERSYUKUR
Bersyukur artinya seseorang memuji Allah ta’ala yang telah memberikan berbagai kenikmatan kepadanya. Baik berupa kenikmatan jasmani seperti harta benda, kesehatan, keamanan, anak, istri dan lain sebagainya. Atau yang berupa kenikmatan rohani seperti iman, islam, petunjuk, ilmu yang bermanfaat, pemahaman yang lurus dan benar dalam beragama, selamat dari segala penyimpangan dan kesesatan, rasa senang, lapang dada, hati yang tenang dan lain sebagainya.
Nikmat Allah ta’ala yang dilimpahkan kepada hamba-hamba-Nya itu
sangat banyak, sehingga tidak ada seorang pun yang mampu menghitungnya,
sebagaimana firman Allah ta’ala:
وَإِنْ تَعُدُّواْ نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا
“Apabila kamu menghitung nikmat-nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan bisa menghitungnya”. (QS. An Nahl : 18)
B. HUKUM BERSYUKUR
Bersyukur merupakan kewajiban bagi setiap hamba yang beriman, sebagaimana firman Allah ta’ala:
فاذْكُرُوْنِيْ أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْنِيْ وَلاَ تَكْفُرُوْنِ
“Ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku akan ingat kepadamu, bersyukurlah
kepadaKu dan jangan kamu kufur (ingkar)”. (QS. Al Baqarah : 152)
Kenikmatan yang banyak itu wajib disyukuri oleh setiap orang yang
mengaku dirinya beriman kepada Allah dan hari Kiamat, karena kesemuanya
itu datang dari Allah ta’ala, Dzat yang tidak membutuhkan sesuatu pun
dari para makhluk-Nya, akan tetapi justru merekalah yang sangat
membutuhkan Allah. Sebagaimana firman Allah ta’ala:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah dialah
yang Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS.
Fathir: 15)
C. KEUTAMAAN BERSYUKUR KEPADA ALLAH
Orang yang bersyukur kepada Allah akan mendapatkan banyak keutamaan dan manfaat, diantaranya:
1. Mendapatkan tambahan nikmat dari Allah.
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, maka pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu”. (QS. Ibrahim : 7)
2. Selamat dari siksaan Allah.
Allah ta’ala berfirman:
مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
“Tidaklah Allah akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman. dan
Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nisaa’ :
147)
Yang dimaksud Allah mensyukuri hamba-hamba-Nya ialah Allah memberi
pahala terhadap amal-amal hamba-hamba-Nya, mema’afkan kesalahannya,
menambah nikmat-Nya.
3. Mendapatkan pahala yang besar.
Allah ta’ala berfirman:
وَسَيَجْزِ اللهُ الشَاكِرِيْنَ
“Dan Allah akan memberi ganjaran pahala bagi orang-orang yang bersyukur ”. (QS. Ali ‘Imran : 144)
D. Bagaimanakah Mensyukuri Nikmat Allah?
Agar dapat mewujudkan rasa syukur kepada Allah ta’ala atas segala limpahan nikmat-Nya, maka ada 3 cara yang harus ditempuh oleh seorang hamba, yaitu:
1. Bersyukur Dengan Hati.
Maksudnya seorang hamba mengetahui dan mengakui bahwa semua kenikmatan yang ada pada dirinya itu datangnya dari Allah ta’ala. Tidak boleh sedikit pun merasa bahwa kenikmatan apapun yang dimilikinya baik berupa harta kekayaan, kedudukuan atau jabatan, kesehatan atau kesuksesan lainnya adalah diperoleh karena hasil jerih payanya sendiri, atau karena ilmu dan ketrampilan yang dimilikinya, bukan karena kehendak Allah ta’ala.
2. Bersyukur Dengan Lisan.
Yaitu lisan seorang hamba yang beriman selalu mengucapkan puji syukur kepada Allah setiap kali mendapatkan suatu kenikmatan, baik dengan ucapan الحمد لله (Alhamdulillah) atau membasahi lidahnya dengan doa dan dzikir yang maknanya mengandung puja-puji syukur kepada-Nya.
3. Bersyukur Dengan Anggota Badan.
Segala nikmat yang dirasakan oleh orang yang beriman, akan dijadikan sebagai pendorong baginya untuk lebih banyak dan bersemangat di dalam beribadah kepada Allah. Sehingga semakin banyak kenikmatan yang diperolehnya, maka semakin meningkat pula ibadahnya kepada Allah.
Dan termasuk dalam makna bersyukur dengan anggota badan ialah menjaga dan menjauhkan anggota badan dari segala perbuatan dosa dan maksiat yang mendatangkan dosa dan kemurkaan dari Allah.
Di antara salah satu cara agar kita mampu menjadi hamba Allah yang
selalu bersyukur kepada-Nya ialah dengan melihat kepada orang-orang yang
derajatnya dalam urusan dunia di bawah kita, seperti melihat masih
banyaknya orang yang lebih miskin daripada kita dalam hal harta benda.
Atau kita melihat kepada orang-orang yang kurang sempurna dalam hal
fisik (cacat jasmani), sementara kita memiliki fisik atau badan yang
sempurna dan sehat. Adapun dalam urusan agama dan akhirat (yakni
keimanan dan ketaatan, atau ilmu dan amal ibadah), maka hendaknya kita
melihat kepada orang-orang yang kedudukannya lebih tinggi daripada kita.
Karena dengan demikian, kita semakin terdorong untuk bersemangat dalam
menambah keimanan, ilmu agama, dan amal ibadah, serta semakin
sungguh-sungguh untuk menjauhi segala perbuatan dosa dan maksiat yang
akan menghancurkan dan menyengsarakan kehidupan kita di dunia dan
akhirat.
Kita memohon kepada Allah ta’ala agar menjadikan kita semua sebagai
hamba-hamba-Nya yang selalu bersyukur atas segala limpahan nikmat dan
karunia-Nya, dan menganugerahkan kepada kita kehidupan yang bahagia di
dunia dan akhirat.
0 komentar:
Posting Komentar