Selalu Bersyukur, Obat Hilangkan Stres
HARGA terus melonjak naik, sementara lapangan pekerjaan makin susah.
“Jangankan mencari yang halal, mencari yang haram saja susah, “ demikian
rakyat kecil sering mengeluh.
Sementara di saat yang sama, sebagian orang menumpuk-numpuk harta
dengan cara mengambil hak orang lain. Seperti banyak yang terjadi saat
ini, sebagian orang mendapatkan harta dari hasil “memeras” orang lain.
Mereka harus menipu atau melakukan korupsi dan berbagai cara-cara yang
tidak halal.
Padahal semestinya uang tersebut diperuntukan bagi kemaslahatan orang
banyak, namun karena banyak tangan-tangan jahil, harta yang seharusnya
merata secara adil dinikmati oleh seluruh masyarakat, hanya
dinikmati/dimiliki oleh sebagian kecil orang. Mereka mengira, selagi
muda dan punya jabatan, kesempatan mengumpulkan harta agak menjadi modal
baginya meraih ketenangan hidup dan kebahagiaan.
Hati yang redup
Antara harta dan ketenangan hati, sesungguhnya dua hal yang berbeda,
yang tak ada hubungannya. Sebab, banyak orang berlimpah tapi dia tak
mampu merasakan kebahagiaan dan ketenangan. Ia mampu menyewa hotel dan
membeli tempat tidur yang mewah, namun tak bisa membeli rasa nyenyak.
Sementara di saat yang sama, banyak orang bisa bahagia dan tenang
meskipun dengan harta yang minim. Di jalan, banyak kita saksikan tukang
becak bisa mendengkur menikmati tidurnya, meski badannya tak cukup untuk
duduk di kendaraan sederhana itu.
Sifat qana’ah inilah yang mampu menjadi salah satu potensi positif
setiap manusia. Sikap qana'ah banyak didefinisikan sebagai sikap merasa
cukup dan ridha atas karunia dan rezeki yang diberikan Allah SWT pada
setiap manusia. Qana'ah sering menjadi energi kehidupan dan
membangkitkan semangat. Hal itu tidak lain dapat dijalani dengan cara
menikmati hidup walaupun dengan segala kesederhanaan.
Orang yang selalu bersyukur tak akan dibuat pusing oleh kompleksnya
warna-warni kenikmatan dunia di sekitar. Selalu menerima jatah pemberian
Allah SAW. Sebab dia yakin bahwa, tiap manusia memiliki jatah rizki
masing-masing yang dibagi secara adil oleh Allah SWT.
Sebagaimana dalam al-Quran, ”Dan tidak ada makhluk bergerak
(bernyawa) di bumi melainkan dijamin oleh Allah rizkinya.” (QS. Hud:
8).
Sebaliknya, manusia yang tak pernah puas dengan materi yang diperoleh
adalah manusia yang rentran terhadap stres, hatinya redup bahkan mati
walaupun hartanya melimpah. Hati yang mati dan gundah cenderung tidak
mudah menerima kenyataan, sehingga apa yang didapat tidak pernah
memuaskan.
Maka, jika kita ingin mengubah diri menjadi orang yang selalu
bahagia, ceria dan tersenyum di berbagai kondisi, kini saatnya untuk
mengubah cara pandang. Cara pandang positif, yaitu selalu bersyukur
dengan karunianya dan hidup sederhana. Cara pandang lama, selalu tidak
puas dengan rizki cepat-cepat dibuang saat inijuga.
Rasulullah SAW bersabda:“Jadilah kamu seorang yang wara’, nanti kamu
akan menjadi sebaik-baik hamba Allah, jadilah kamu seorang qanaah, nanti
kamu akan menjadi orang yang paling bersyukur kepada Allah,
sedikitkanlah ketawa kerana banyak ketawa itu mematikan hati.” (HR.
al-Baihaqi).
Orang yang qana’ah adalah orang yang tidak meletakkan kenikmatan
dunianya di hati, ia senantiasa bersyukur apa yang sudah menjadi
jatahnya.
Sedang, orang yang tidak bersyukur selalu dibuat pusing oleh
kenikmatan yang diperoleh orang lain. Jika tetangganya bisa membeli satu
mobil, dia terkungkung oleh ambisi untuk melebihinya, mampu membeli dua
mobil. Jika belum bisa, ia dikejar perasaan tidak puas, makan pun tak
enak, tidur juga tidak tenang. Sebabambisinya belum tercapai.
Itulah pentingnya kita simak sabda Rasulullah SAW berikut
ini:“Lihatlah orang yang lebih bawah daripada kamu, jangan melihat orang
yang tinggi daripada kamu, karena dengan demikian kamu tidak akan lupa
segala nikmat Allah kepadamu.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Di kesempatan lain Nabi bersabda: "Jika salah seorang di antara
kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa),
maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Bisa jadi apa yang kita miliki dengan segala keterbatasan, tidak
dimiliki orang lain. Sehingga walaupun yang kita miliki terbatas, jelek
dan tak bermakna akan menjadi lebih bernilai jika kita melihat orang
lain yang masih ada di bawah kita. Di saat itulah, kita bisa bersyukur
masih bisa memiliki sesuatu yang sedikit, sedangkan banyak orang lain
yang tidak memilikinya. Makanya, dalam soal materi, janganlah melihat
kepada orang yang di atas (yang memiliki banyak harta) akan tetapi
lihatlah orang yang masih di bawah kita.
Oleh sebab itulah, qana'ah dan syukur adalah salah satu tanda
berkualitasnya iman seseorang. Sedang hasud dan dengki adalah ciri nafsu
yang terbelenggu syetan. “Hakikat syukur adalah mengakui nikmat yang
diberikan Allah diikuti perasaan tunduk pada-Nya” kata Syeikh Abdul
Qadir al-Jailani. Syukur tidak hanya diucap lisan. Syukur hakiki ada ada
perasaan dalam hati, bahwa ia puas dengan apa yang telah diberi Allah.
Apabila hati tunduk, maka akan diikuti oleh organ-organ tubuh lainnya
untuk tunduk pada-Nya. Inilah yang disebut ta’at. Seorang manuisa tidak
disebut patuh kecuali ia buktikan dengan ta’at pada semua perintah-Nya.
Berarti, aktifitas syukur itu biasanya adalah melibatkan hati dan organ
tubuh.
Dalam Kitab al-Ghunyah Syeikh al-Jilani membagi syukur menjadi tiga;
“Syukur dengan lisan, yaitu mengakui adanya nikmat Allah dan merasa
tenang. Syukur dengan badan dan anggota badan, yaitu dengan cara
melaksanakan dan pengabdian kepada-Nya. Serta Syukur dengan hati, yaitu
ketenangan diri atas keputusan Allah dengan senaniasa menjaga hak Allah
yang wajib dikerjakan.
Cara Bersyukur
Tentang bagaimana cara bersyukur, kitab al-Ghunyah memberi arahan;
Pertama, syukur dengan lisan, yakni dengan cara mengakui bahwa nikmat
itu berasal dari Allah dan tidak menyandarkannya kepada makhluk atau
kepada diri kita sendiri, daya, kekuatan atau usaha kita. Tidak pula
disandarkan kepada orang lain yang melakukan dengan tangan mereka karena
kamu dan mereka hanyalah sebagai perantara, alat dan sarana
terhadapnya, sedangan penentu, pelaksana, pengada dan penyebabnya
hanyalah Allah. Allah lah yang menentukan dan menjalankan sehingga Dia
lebih berhak untuk disykuri dari selain-Nya.
Kedua, syukur dengan hati. Yaitu keyakinan yang abadi, kuat, dan
kokoh. bahwa semua nikmat, manfaat, dan kelezatan, baik lahir maupun
batin, gerakan maupun dia kita, adalah berasal dari Allah bukan dari
selain-Nya. Dan syukurnya isan merupakan ungkapan dari apa yang ada di
dalam hati.
Ketiga, syukur dengan perbuatan. Bersyukur dengan anggota badan
adalah dengan cara menggerakkan dan menggunakannya untuk ketaatan
kepada Allah, bukan untuk selainnya. Tidak memenuhi seruan orang yang
mengajak untuk menentang Allah. Hal ini juga mencakup jiwa, hawa nafsu,
keinginan, cita-cita dan makhluk-makhluk lainnya. Menjadikan ketaatan
kepada Allah sebagai dasar yang diikuti dan pemimpin, sedangkan
selainnya dijadikan hamba, pengikut dan makmum. Allah SWT berfirman:
”Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan
bersyukur).” (QS Al-Dhuha: 11).
Bersyukur sesungguhnya juga menjaminkan rizki. Semua jenis syukur
tersebut tidak lain adalah taqwa kepada-Nya. Taqwa sebagaiman pernah
difirmankan-Nya mendatangkan rizki. “Barangsiapa yang beramal shalih,
baik laki-laki maupun perempuan dan dia (dalam keadaan) beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia).
dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala
yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (di akhirat kelak).”
(Q.S al-Nahl:97).
Bila kita mau lakukan langkah-langkah itu, jiwa tak akan terbelenggu
oleh ambisi duniawi, tidak terpenjara oleh nafsu dan hati pun lapang.
Tidak stres dan gundah. Bahkan bisa merubah seseorang menjadi yang
pemurah, walau tak berkantong tebal. Tidaklah kekayaan itu dengan banyak
harta, tetapi sesungguhnya kekayaan itu ialah kekayaan jiwa.” (HR.
Bukhari-Muslim).
Mari kita rayakan bahagia ini bukan karena materi, tapi dengan
senantiasa bersyukur atas kenikmatan yang dikaruniakan-Nya pada kita
semua.
Banyak orang mampu menyewa hotel dan membeli tempat tidur mewah, namun sedikit orang bisa menikmati rasa nyenyak
0 komentar:
Posting Komentar