Amalan Andalan: Mencari Wajah Alloh
“Ya Allah, hamba seorang penggembala, mempunyai orang tua, isteri,
dan anak-anak. Setiap hari hamba memerah susu, lalu memberikannya kepada
orang tua hamba dulu, baru kepada yang lainnya.”
“Suatu hari hamba mencari kayu bakar ke tempat yang jauh.
Sekembalinya, seperti biasanya hamba tetap memerah susu. Karena
kemalaman, ketika hamba menghaturkannya, kedua orang tua hamba sudah
tertidur” seorang lelaki yang terperangkap didalam gua yang lubangnya
tertutup oleh sebongkah batu besar, laporan kepada Alloh.
“Walaupun anak-anak hamba yang masih kecil-kecil menangis semalaman karena kelaparan, hamba tidak memberikan susu itu kepada mereka sampai pagi hari ketika orang tua hamba bangun. Setelah kedua orang tua hamba meminumnya, barulah hamba berikan susu itu kepada anak-anak hamba.”
Kisah luar biasa, yang hanya laki-laki yang prima dalam hal birrul
waalidaini hormat kepada orang tua yang bisa melakukan Amdal (Amalan
Andalan) seperti itu. Sekarang simak kisah berikut, yang dilaporkan
kepada Alloh oleh laki-laki kedua:
“Ya Alloh, hamba punya sepupu anak paman yang cantik, dan hamba
mencintainya. Ketika hamba memintanya untuk melayani hamba, dia menolak,
dan baru bersedia jika hamba bisa memberinya 100 dinar. Lalu hamba
bekerja keras sampai uang terkumpul. Ketika hamba memberikan uang itu
kepadanya, dan hamba sudah diatas tubuhnya, sepupu hamba itu berkata:
Wahai Hamba Alloh, takutlah kepada-Nya. Janganlah engkau lakukan
perbuatan nista. Lalu hamba pun membatalkan niat hamba, dan
meninggalkannya.”
Lagi-lagi kisah luar biasa yang hanya laki-laki yang yahud
keimanannya dan mampu mengendalikan diri yang bisa melakukan Amdal
seperti itu. Sekarang simak kisah Amdal unik tentang majikan super
jujur, yang dilaporkan oleh laki-laki terakhir, ketiga:
“Ya Alloh, hamba punya pegawai. Sebelum sempat upahnya hamba berikan,
pegawai itu keburu pergi. Upah itu kemudian hamba jadikan modal usaha
sampai terwujud seekor sapi. Ketika kemudian pegawai itu datang untuk
meminta upahnya, hamba serahkan sapinya. Pegawai itu marah karena
menyangka hamba mempermainkannya. Hamba katakan, itu adalah upahmu yang
dulu tidak sempat diambil dan diputar menjadi usaha dan sapi itu adalah
hasilnya. Ambillah. Lalu pegawai itu membawa pergi sapinya”
Pasca melaporkan Amdal, mereka lalu berdo’a: Fain kunta ta’lamu annii
fa’altu dzaalika ibtighooa wajhika … ~ Maka jika Engkau tahu bahwa
sesungguhnya hamba berbuat demikian itu untuk mencari Wajah-Mu …
bukalah
mulut gua ini. Pertolongan Alloh yang tidak terduga, terjadi! Setelah
setiap orang selesai berdoa, batu bergeser. Setelah bergeser 3 kali,
sedikit demi sedikit, akhirnya gua menjadi terbuka, dan ketiganya bisa
keluar.
Kisah Amdal 3 laki-laki ini bukanlah kisah sembarang kisah, karena
kisah itu disampaikan oleh Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wasallaam,
dan diriwayatkan di hadits Sohih Bukhori. Ooo, alangkah nikmat memiliki
Amdal yang bisa dipakai untuk laporan, lalu berdo’a …
Pernahkah seorang isteri mengalami masa ketika langit serasa pecah,
bintang serasa berjatuhan, ringkasnya serasa kiamat dah, gara-gara
tingkah suami yang sesungguhnya tidak maksiat tetapi sangat membencikan?
Nyebelin! Tetapi isteri tadi tetap sabar, istiqomah konsisten dengan
ke WWW (Wildest Wanted Woman) annya? Tetap takdzim kepada suami?
Pernahkah seorang ayah mengalami masa ketika gunung serasa
beterbangan, laut serasa dikeringkan, ringkasnya serasa kiamat juga dah,
gara-gara di boikot anak-isteri atas perbuatan yang sesungguhnya
menjadi fitrah laki-laki? Ngeselin! Tetapi ayah tadi tetap sabar,
istiqomah ~ konsisten dengan ke MMM (Most Mature Man) annya? Tetap
dewasa dan nasihat ngatur adil bil ma’ruf kepada keluarganya?
Pernahkah menyerahkan waktu, tenaga, pikiran dan harta habis-habisan
demi agama Alloh? Pernahkah melaksanakan hijrah yang sangat berat?
Hijrah (pindah jurusan) kuliah, hijrah (pindah) bekerja, hijrah
(mengungsi) tempat tinggal, hijrah (say goodbye to:) pacaran demi
kecintaan kepada Alloh? Itulah Amdal yang tidak setiap saat bisa dan
setiap orang mampu melakukannya, sebagaimana amalan luar biasa yang
dilakukan oleh 3 orang yang terperangkap di gua tadi.
Bulan-bulan ini majelis-majelis ta’lim dimana-mana sedang mengkaji
Amdal berupa amalan ringan yang bisa dikerjakan setiap orang, tetapi
dikerjakan secara konsisten dan persisten. Suatu ketika Nabi bertanya
kepada Bilal, mempunyai amalan apakah gerangan Bilal sehingga Nabi
mendengar suara sandal Bilal disorga, padahal Bilalnya sendiri masih
hidup! Jawab Bilal, mengerjakan solat sunnat setiap setelah selesai
wudlu. Jadi marilah memiliki Amdal dengan menjadi ahli solat (sunnat),
dan atau ahli puasa (sunnat), dan atau ahli sodaqoh, dan atau ahli
membaca Al-Quran, dan atau ahli dzikir, dsb.
Tapi, sssssttt…! Jangan sampai Amdal dicerita-ceritakan, loh.
Bisa-bisa malah mendatangkan Adzab Alloh gara-gara riya, sebagaimana
pemilik Amdal sodaqoh tetapi ternyata ingin disebut dermawan, pemilik
Amdal berperang tetapi ternyata ingin disebut pahlawan, dan pemilik
Amdal ilmunya banyak tetapi ternyata ingin disebut pintar. Kalau sudah
begitu, Amdal bisa berubah menjadi Amtal (Amalan Batal)
Pernahkah dengar: “Dinda setia kepada Kanda, tapi kenapa loe tidak
loyal ama gue?.” atau kalimat sebangsanya? Pernahkah dengar: “Aku sudah
berbuat baik, tapi mannna balasannnmu?” atau kalimat sebangsanya?.
Itulah kalimat yang melanggar ayat:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ
بِالْمَنِّ وَالْأَذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلا
يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ
عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْداً لا يَقْدِرُونَ
عَلَى شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ
الْكَافِرِينَ * البقرة 264
Artinya : Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang
yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu
seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa
hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak
menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir
0 komentar:
Posting Komentar