Jangan Tertipu Pemimpin Sombong
Saat
ini, kebohongan seakan telah menjadi tradisi. Korupsi jadi budaya.
Tetapi, bagaimanapun kita tidak boleh terpedaya. Al-Quran telah
mewanti-wanti kita untuk istiqamah dalam iman. Kelak akan ada sebuah
dialog menarik di dalam neraka yang patut kita renungkan. Peserta dialog
terdiri daripada penghuni neraka, syaitan, para pemimpin yang sombong
(ketika di dunia memimpin dengan hawa nafsunya), serta para pengikut
setianya.
"Dan
mereka semuanya (di Padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat
Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang
sombong," Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka
dapatkah kamu menghindarkan kami dari azab Allah (walaupun) sedikit
sahaja? Mereka menjawab, "Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami,
nescaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita,
apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai
tempat untuk melarikan diri."
"Dan
berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan,"
Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kamu dengan janji yang benar dan
aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali
tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru
kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca
aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat
menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya
aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah)
sejak dahulu. "Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan
yang pedih." (Surah 14: 21,22).
Ayat
di atas (21), mendeskripsikan secara jelas bahawa masyarakat atau kaum
yang membantu pemimpinnya untuk sombong secara terus-menerus berbuat
kerosakan dengan menuruti hawa nafsunya, maka kelak pemimpin dan yang
dipimpin akan sama-sama masuk neraka.
Oleh
kerana itu, berhati-hatilah dalam memilih pemimpin. Salah memilih
pemimpin, kita akan rugi di dunia dan sengsara di akhirat. Begitu pula
tatkala memegang amanah sebagai pemimpin, harus lebih hati-hati lagi.
Sebab, seorang pemimpin bertanggungjawab terhadap masyarakat yang
dipimpinnya, baik di dunia mahupun di akhirat.
Ayat
berikutnya (22) menjelaskan perihal pengakuan syaitan di hadapan Allah
setelah selesainya urusan hisab di Padang Mahsyar. Setan mengatakan
bahawa dia hanya boleh menggoda manusia. Siapa yang tergoda maka dia
akan tersesat dari kebenaran, sehingga mereka memandang kejahatan
sebagai perbuatan yang baik dan terpuji. Maka, tidaklah hairan jika
Allah memerintahkan kita untuk berfikir, mengambil pelajaran, dan
terus-menerus mengingati kebesaran-Nya, agar tidak terjerumus dalam
kesesatan.
Terhadap
keadaan seperti itu, jangankan Tuhan, setan pun mengolok manusia untuk
mencerca dirinya sendiri. Maka dari itu, waspadalah jangan sampai
tertipu dan mencerca diri sendiri kerana kebodohan kita mematuhi seruan
syaitan dan mengabaikan peraturan Tuhan. "Hai manusia, sesungguhnya
janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia
memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu,
memperdayakan kamu tentang Allah." (Surah 35: 5).
Wallahu a'lam.
Wallahu a'lam.
0 komentar:
Posting Komentar