Fenomena Putus Sekolah Karena Hamil di luar Nikah
Kami dengar sendiri di salah satu sekolah kejuruan di daerah kami
telah semakin maraknya remaja yang putus sekolah karena hamil di luar
nikah. Bahkan ada yang sebenarnya sisa menjalankan satu semester lagi
bahkan beberapa bulan lagi, namun karena sudah terkumpul malu dengan
perut si wanita yang membesar karena ‘sex before marriage’
akhirnya harapan masa depannya jadi sirna dengan ‘putus sekolah’. Semua
bermula dari pacaran dan kedekatan hubungan dengan lawan jenis. Ditambah
lagi kurangnya pengawasan terhadap anak oleh orang tua.
Berikut beberapa antisipasi fenomena zina di atas:
1- Kokohkan akidah dan beri porsi pendidikan agama
Karena dengan semakin kokohnya akidah, para anak akan semakin sadar
untuk taat pada Allah dan menjauhi maksiat. Karena bentuk iman bukan
hanya perkataan di lisan dan keyakinan di hati, namun juga disertai
amalan. Konsekuensi jika memiliki iman seperti ini adalah remaja akan
semakin sadar untuk taat pada Allah dan menjauhi larangan-Nya. Iman
tanpa amal tidaklah disebut beriman.
Begitu pula secara umum, remaja mesti diberi porsi lebih untuk mengenal agamanya. Karena jika hanya diberi suntikan ‘science’
dan ilmu semisalnya, tidak bisa membuat mereka menjadi baik. Karena
kebaikan hanyalah diraih oleh seseorang yang memahami ilmu diin atau
ilmu agama sebagaimana sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan kebaikan, maka Allah membuatnya faqih (paham) agama.” (Muttafaqun ‘alaih). Ibnu ‘Umar berkata, “Faqih adalah orang yang zuhud di dunia selalu mengharap akhirat.” (Syarh Ibnu Batthol).
Keutamaan lain bagi remaja yang kenal agama adalah malaikat semakin
ridho dengan meletakkan sayapnya bagi orang yang mempelajari ilmu agama.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ خَارِجٍ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ فِى طَلَبِ
الْعِلْمِ إِلاَّ وَضَعَتْ لَهُ الْمَلاَئِكَةُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا بِمَا
يَصْنَعُ
“Tidaklah seseorang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu
melainkan malaikat akan meletakkan sayapnya padanya yang menunjukkan
ridho terhadap amalan yang ia lakukan.” (HR. Ibnu Majah no. 226, sanad haditsnya hasan sebagaimana kata Al Hafizh Abu Thohir)
2- Menjauhkan kedekatan dengan lawan jenis
Keadaan sekolah yang baik adalah jika bisa memisah antara proses
belajar mengajar antara putera dan puteri. Karena penyatuan atau campur
baur antara mereka, itulah yang membuat berbagai fenomena kerusakan di
kalangan remaja atau siswa. Oleh karenanya, sudah jauh-jauh hari Nabi
kita -shallallahu ‘alaihi wa sallam- mewanti-wanti kedekatan seperti itu. Sebagaimana kita dapat ambil pelajaran dari hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ
“Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berduaan dengan perempuan kecuali dengan ditemani mahromnya." (HR. Bukhari no. 5233 dan Muslim no. 1341)
Dari sini kita dapat ambil pelajaran bahwa pergaulan terbaik
perempuan adalah dengan sesama perempuan, begitu pula dengan pergaulan
laki-laki yaitu dengan sesamanya. Kedekatan yang mesti dijauhi pula
adalah lewat tatap muka, saling sms-an, saling bercakap via telepon atau
lewat sosial media.
3- Menjauhkan anak dari pacaran
Remaja pun sudah seharusnya sudah diberikan pengertian jauh-jauh hari
bahwa pacaran termasuk keharaman. Dikatakan haram karena pacaran hanya
mendekatkan pada zina. Zina termasuk dosa besar yang dilarang untuk
didekati. Jika didekati saja tidak dibolehkan, apalagi sampai terjerumus
dalam zina. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”
(QS. Al Isro’: 32).
Ayat ini dimaksudkan bahwa segala sebab menuju
zina, maka terlarang -sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Katsir dalam
kitab tafsirnya-, yaitu mulai dari bertatap muka, salaman, sms-an,
bercakap via telepon sampai kencan di kegelapan walau tidak sampai
melakukan zina.
4- Memilih lingkungan pertemanan yang baik bagi anak
Memilih teman bergaul yang baik menjadi sebab remaja dapat
terbentengi dari zina. Karena kita dapat melihat baiknya seseorang dari
teman dekatnya sebagaimana kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”. (HR. Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2: 344, dari Abu Hurairah. Sanad hadits ini hasan kata Al Hafizh Abu Thohir).
Lihat pula hadits Abu Sa’id, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda,
لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا وَلاَ يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلاَّ تَقِىٌّ
“Janganlah engkau berteman kecuali dengan orang beriman dan janganlah yang makan makananmu melainkan orang yang bertakwa” (HR. Abu Daud no. 4832 dan Tirmidzi no. 2395. Sanad hadits ini shahih
kata Al Hafizh Abu Thohir). Karena jika seseorang berteman dengan orang
beriman, maka ia akan ikut rajin beribadah dan semangat dalam beramal
sholih.
Lihat saja banyak remaja yang jadi rusak terjerumus dalam zina,
narkoba, jadi pemabuk dan perokok berat gara-gara teman bergaulnya.
Kebanyakan mereka memilih pacaran, karena malu dengan temannya yang
sudah punya pacar. Sama halnya dengan para pecandu rokok, narkoba dan
miras semuanya karena ikut-ikutan teman.
5- Perhatian orang tua amat dibutuhkan
Sebagian orang tua tersibukkan dengan pekerjaan kantor. Ditambah lagi
tidak ada yang memberikan perhatian di rumah karena ibunya pun keluar
rumah untuk bekerja. Jadinya anak kurang perhatian. Hanya di akhir pekan
saja, orang tua memberi perhatian pada anak. Ditambah lagi perhatian
orang tua hanyalah dalam masalah dunia anak saja, semacam bagaimana anak
bisa pandai komputer dan bercakap bahasa Inggris. Sedikit yang mau
memperhatikan agama anak, apakah mereka rajin menjaga shalat dan punya
akidah yang benar. Padahal kita selaku kepala keluarga diperintahkan
dalam ayat,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. At Tahrim: 6). Sahabat ‘Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, “Ajarilah adab dan agama kepada mereka”. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma
juga berkata, “Lakukanlah ketaatan pada Allah dan hindarilah maksiat.
Perintahkanlah keluargamu untuk mengingat Allah (berdzikir), niscaya
Allah akan menyelamatkan kalian dari jilatan neraka”. (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 59)
Semoga dengan memperhatikan hal ini akan semakin memperbaiki keadaan
remaja kita yang semakin lama menuju pada kerusakan moral dan akhlak.
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.
0 komentar:
Posting Komentar