Pemanasan Global Dalam Perspektif Islam
Pemanasan Global
Pemanasan global adalah kejadian
meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Pada
saat ini bumi menghadapi pemanasan yang cepat. Menurut para ahli
meteorologi, selama seratus tahun terakhir, rata-rata temperatur ini
telah meningkat dari 15oC menjadi 15.6oC. Hasil
pengukuran yang lebih akurat oleh stasiun meteorologi dan juga data
pengukuran satelit sejak tahun 1957, menunjukkan bahwa sepuluh tahun
terhangat terjadi setelah tahun 1980, tiga tahun terpanas terjadi
setelah tahun 1990. Secara kuantitatif nilai perubahan temperatur
rata-rata bumi ini kecil tetapi dampaknya sangat luar biasa terhadap
lingkungan.
Penyebab utama pemanasan global adalah
pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi dan gas
alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya seperti Metana,
Chlor, Belerang dan lain sebagainya. Pelepasan gas-gas tersebut telah
menyebabkan munculnya fenomena yang disebut dengan Efek Rumah Kaca
(green house effect).
Pemahaman masyarakat kita terhadap
istilah “rumah kaca” bisa menjadi joke tersendiri. Bagaimana tidak?
mereka memahami efek rumah kaca sebagai efek yang ditimbulkan oleh
bangunan bertingkat yang dikelilingi oleh tembok dari bahan kaca.
Pemahaman ini kemudian menimbulkan persepsi bahwa lebih baik sekarang
bangunan rumah tidak memiliki jendela kaca karena berpotensi menimbulkan
bahaya terhadap lingkungan.
Sesungguhnya yang dimaksud rumah kaca
adalah rumah dunia kita, yaitu planet bumi yang kita tinggali yang
dilindungi lapisan atmosfer. Efek rumah kaca terjadi karena gas-gas yang
dilepaskan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil bersifat seperti
rumah kaca. Rumah kaca bersifat meloloskan radiasi gelombang pendek dari
radiasi matahari, tetapi akan menahan pantulan radiasi matahari
tersebut yang setelah mencapai permukaan bumi, berubah menjadi radiasi
gelombang panjang. Selama matahari bersinar, akan terjadi akumumelihat
lasi radiasi sehingga temperatur di dalam rumah kaca akan semakin panas.
Pandangan Islam Terhadap Fenomena Pemanasan Global
Islam memandang alam dan seluruh isinya
adalah tanda kekuasaan Allah SWT. Itulah sebabnya seluruh benda yang ada
dilangit dan dibumi, baik benda hidup maupun mati bertasbih dan
bersujud kepada Allah (Qs. al Hadid, [57]:1). Uniknya, hampir seluruh
proses kehidupan di bumi ini membentuk semacam mata rantai (ekosistem)
yang saling tergantung, saling membutuhkan dan saling mempengaruhi
satu sama lain. Secara sederhana, langit ibarat atap bangunan yang
terdiri dari udara dan ruang angkasa yang dalam kekuasaan Allah mampu
bertahan secara terus menerus diatas permukaan bumi.
Namun demikian, akibat kelalaian dan
kecerobohan umat manusia dalam berhubungan dengan alam, keteraturan dan
keseimbangan tersebut menjadi rusak. Sehingga pemanasan global menjadi
tak terhindarkan lagi. Demikian juga perubahan iklim menjadi fenomena
yang tidak dapat dihindari. Sikap tidak peduli terhadap keseimbangan
alam merupakan salah satu sebab dari pemanasan global yang kemudian
berpengaruh terhadap perubahan iklim. Penilaian tersebut bisa dipahami
dari penegasan firman Allah:
“Jika mereka melihat sebagian dari langit gugur, mereka akan mengatakan “itu adalah awan yang bertindih-tindih”. (Qs. ath-thur: [52]:44)
Fakta kerusakan ekosistem yang berdampak pemanasan global dan perubahan iklim secara tersirat ditegaskan dalam firman Allah:
“dan andaikata kebenaran itu menuruti
hawa nafsu, pasti rusaklah langit dan bumi ini berikut semua orang yang
berada didalamnya. (Qs. al-mu’minun:[23]:71)
Ayat ini seolah-olah ingin mengingatkan
bahwa jika kebenaran (sunatullah) berupa keseimbangan ekosistem yang
menjadi penyangga alam semesta yang berfungsi membendung pemanasan
global kemudian dikalahkan oleh nafsu dan intervensi manusia, maka
pemanasan global dengan segala dampaknya akan sulit dibendung. Jika
keadaan ini terus terjadi maka hanya menunggu waktu saat kehancuran
bumi.
Respon Dunia Islam Dalam Menghadapi Dampak Pemanasan Global
Menghadapi fenomena pemanasan global dan
perubahan iklim. Dunia islam sebetulnya sudah mulai bergiat dalam
upaya-upaya rintisan bagi perbaikan, pemulihan dan pencegahan pemanasan
global. Meski dalam skala yang terbatas, setidaknya upaya ini bias
menjadi bukti bahwa dunia islam juga memiliki andil dalam upaya-upaya
tersebut.
Salah satu yang cukup fenomenal adalah
diselenggarakannya International Conference Muslim Action on Climate
Change di Bogor, 9-10 April 2010. Konferensi tentang perubahan iklim
tersebut menyerukan agar Negara-negara islam memberikan dukungan politik
untuk mengatasi pemanasan global. Konferensi ini diikuti oleh sekitar
200 peserta yang berasal dari 14 negara yang mewakili komunitas muslim.
Direktur eksekutif East Mates Dialogue
Center (EMDC), Mahmoud Akef mengatakan, umat islam memiliki potensi
besar memberikan kontribusi dalam mengatasi ancaman perubahan iklim.
Sebab Al-quran dan hadits telah mengajarkan perlunya umat menjaga
lingkungan. “sudah selayaknya umat islam mempraktikan ajaran Al-quran
dan haditss untuk mencari solusi permasalahan lingkungan” kata Akef.
Kaum muslimin di Indonesia memiliki
potensi yang sangat besar untuk memainkan peran-peran tersebut karena
memiliki lembaga dan jaringan yang luas sampai keakar rumput. Kewajiban
untuk ikut terlibat dalam usaha-usaha ini merupakan panggilan teologis
berdasarkan pada perspektif doktrin, upaya mengurangi global dan
dampaknya akan membawa manfaat besar bagi kelestarian mahluk hidup
dimuka bumi.
Pemanasan global kini bukan lagi sekedar
isu, dampaknya sudah sangat kita rasakan. Potret pemanasan global dan
dampaknya yang luar biasa tentu saja sangat mengkhawatirkan masa depan
kehidupan di bumi. Sayangnya respon dari kalangan agamawan khususnya
islam terkesan pasif karena orientasi teologis mereka yang menganggap
segala hal atau keadaan yang terjadi sudah menjadi sunatullah lebih
dikedepankan.
Padahal dalam islam misalnya, pesan moral
terhadap masalah kerusakan alam menjadi salah satu perhatian yang
sangat besar baik dalam Qur’an, hadits maupun doktrin ulama fiqih. Pada
dasarnya, islam menganggap fenomena alam, termasuk pemanasan global dan
perubahan iklim sebagai isu cukup krusial. Alam bukan lagi sekedar
tempat manusia menjalani kehidupan, tetapi bahkan menjadi sumber
kehidupan.
Referensi:
- WWF-Indonesia. 2010. Jalan terbaik masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim. Jakarta: LPBI NU
- www.google.co.id/pemanasan_global.
- www.ghg.unfccc.int/
- www.wwf.or.id
1 komentar:
Judi kartu paling di gemari
JudiKartu adalah agent taruhan online prediksi bola terpercaya pertama di Indonesia yang menyediakan layanan live bakarat, roulette, dan sicbo online. Memberi kepuasan pelanggan dan melayani lebih baik dari yang lain.
Taruhan jadwal bola online, Judi Online, Agen Casino, dan Agen Bola yang telah terbukti terpercaya. Dengan proses deposit dan withdraw cepat. Pelayanan taruhan online terbaik dengan team support yang profesional. Selalu siap untuk menjawab pertanyaan anda 24 jam sehari, dan 7 hari seminggu. JudiKartu tidak Pernah Libur, selalu ada untuk melayani anda.
Judi Online JudiKartu melayani pembuatan account untuk bermain taruhan online. Untuk permainan Sportsbook, Casino. Selalu bertekad untuk dapat melayani customer lebih baik. Berusaha untuk tetap menjadi Agen Bola, Agen Casino, Taruhan Online yang terbaik dan terpercaya di Indonesia jadi tunggu apalagi ayo mainkan dan dapat kan hadiah jutaan rupiah di SINI
agen bola
poker online
jasa seo indonesia
prediksi bola
jadwal bola
agen bola
Posting Komentar