Persiapan Hari Esok
Dalam
surat Al-Hasyr ayat 18 Allah SWT berfirman yang artinya :”Hai
orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
jiwa memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok ( akherat ),
dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
terhadap apa yang kamu semua kerjakan”.
Pada
ayat tersebut Allah memanggil orang-orang yang telah beriman saja
sesuai teks bahasanya “amanu” yang menggunakan kata kerja yang telah
berlalu yang artinya sudah beriman yakni mereka
yang membenarkan keberadaan Allah dari dalam lubuk hatinya,
mengikrarkan keimanan itu dengan lidahnya dan merealisasikan keimananya
dengan tingkah laku yang lahir dari seluruh anggota tubuhnya.
Allah
memanggil orang yang telah beriman tersebut agar bertakwa kepada Allah,
sebagai ilustrasi dari ayat tersebut seolah-olah seseorang berpesan
kepada seseorang yang memiliki tanah hai orang-orang yang telah memiliki
tanah pagarilah tanahmu agar aman dan siapkanlah tanaman yang bisa kamu
panen suatu sa’at nanti dan periksalah kembali pagar tanahmu agar tidak
ada yang rusak dan lapuk sehingga hama dengan mudah merusak tanaman
yang kamu tanam diatas tanahmu.
Dengan
metode persuasife seolah-olah Allah yang berkepentingan dalam masalah
hambanya ini, Allah menginggatkan hambanya yang beriman” hendaklah
setiap jiwa memperhatikan apa yang telah di perbuat untuk hari esok…” .
Allah membujuk hambanya yang beriman agar mempersiapkan hari esoknya. Dalam
suatu hadist rasulullah bersabda kepada Aba Zar “ wahai Aba zar
berbaikilah kapal karena laut sangat dalam, siapkan bekal sebanyaknya
kar ena perjalanan sangat jauh, kurangi beban karena badai topat sangat
dahyat dan ikhlas dalam beramal karena yang menilai amal itu Maha
Melihat.
Dari hadist diatas setidaknya ada 4 pesan penting yang harus kita persiapan untuk menghadapi hari esok kita,
yang pertama
adalah memperbaiki kapal dalam pengertian yang bisa kita terjemahkan
adalah memperbaiki hati dan seluruh anggota tubuh, agar kita memiliki
niat yang jernih, pikiran yang jenius, pendengaran yang jeli, pandangan
yang tajam dan tujuan serta rencana yang jelas.
Yang kedua
adalah persiapkan bekal yang banyak untuk perjalanan yang sangat jauh
dengan amalan sholeh yang sangat bermanfa’at di akherat nanti.
Yang ketiga adalah mengurangi beban, maksudnya yaitu kurangi
perbuatan dosa dan maksiat yang akan menambah kesulitan kita dalam
kehidupan di dunia ini dan bahkan di akherat kelak, yang akan
memperlambat proses menuju sorga Allah,
dan yang keempat adalah ikhlas
beramal karena yang menilai amalan itu yang Maha Melihat, ukuran standar
dalam beramal itu bukan berapa banyaknya amalan yang dikerjakan
seseorang hamba tapi seberapa keikhlasan yang tertanam dalam amalan yang
diamalkan itu.
Dan pesan terakhir ini sangat cocok dengan akhir ayat yang kita tulis diatas yang
mana Allah mengatakan”Sesungguhnya Allah Maha mengetahui terhadap apa
yang kamu semua kerjakan”.
Astagfirullah li walakum Wallahu ‘alamu
bishawab.
0 komentar:
Posting Komentar