Kamis, 17 Maret 2016

Hidup Didunia Tidak Abadi

Di Dunia Menjadi Tamu Allah

Dunia dimana kita hidup ini adalah tempat yang Allah sediakan untuk semua makhluk untuk berkembang biak serta menjalankan tugas yang telah Allah bagi-bagi kepada setiap makhluk, di dunia ini semua hidup dan berkembang biak sesuai dengan jenis dan lokasi geografisnya masing-masing, dari situ kelihatan perbedaan bentuk, watak, warna dan tabi’at makhluk hidup sesuai habitatnya masing-masing. 

Demikian juga manusia mengalami hal yang sama tetapi memiliki perbedaan tugas dan peran yang berbeda dengan makhluk hidup yang lainnya dan bahkan manusia sebenarnya adalah tamu Allah di bumi ini.
 
Dalam satu hadist rasulullah yang diriwayatkan oleh abu Nu’aimin dari hakim rasulullah bersabda :”Jadilah kamu semua di dunia ini sebagai tamu-tamu maka jadikanlah olehmu semua mesjid-mesjid sebagai rumah, biasakanlah hatimu menjadi lembut, perbanyaklah berzikir dan menangis, dan janganlah kamu memperturutkan hawa nafsu karena kamu akan membangun apa yang tidak akan kamu huni selamanya, kamu akan mengumpulkan harta yang tidak akan kamu makan semuanya dan kamu akan mengimpikan sesuatu yang tidak akan tercapai”.

Ada beberapa pesan yang termaktub dalam dalam hadist tersebut yang menerangkan apa yang harus di laksanakan manusia sebagai tamu Allah di dunia ini yaitu  

pertama menjadikan masjid-mesjid sebagai rumah bukan sebaliknya menjadikan rumah sebagai masjid pribadi, sebagai tamu Allah kita disarankan melaksanakan sholat wajib bersama tamu-tamu Allah yang lainnya di masjid secara berjama’ah dan melaksanakan sholat sunat dirumah masing –masing, 

yang kedua kita disuruh menjadikan hati ini lembut, ramah,sopan dan patuh menjalankan aturan yang dibuat oleh yang menerima kita sebagai tamuNya bukan sebaliknya memiliki hati yang sombong, angkuh, keras hati dll, 

yang ketiga kita dianjurkan untuk sering berpikir sembari menangis, berpikir untuk masa depan dimana kita tidak lagi menjadi tamu didunia tapi menjadi hamba yang bertanggung jawab atas semua perbuatan selama menjadi tamu di dunia, menangisi segala kekurangan dan kealfaan kita yang sebenarnya tidak pantas di lakukan tamu terhadap yang menerimanya menjadi tamu.

Dan yang keempat rasulullah melarang kita untuk memperturutkan kehendah hawa nafsu yang karenanya kita akan terjebak dalam tiga perkara yaitu 

keinginan untuk membangun bangunan besar yang tidak akan dihuni selamanya tanpa memikirkan membuat bangunan abadi di akherat kelak, 

yang kedua keinginan untuk menumpuk-numpukan banyak harta yang tidak mungkin bisa dimakan semuanya tanpa menyisihkan sebagiannya untuk bekal di akherat kelak, 

dan yang ketiga keinginan untuk hidup selama-lamanya didunia ini tanpa menyadari bahwa hidup didunia tidak abadi, tidak seorangpun dari yang hidup semenjak zaman nabi Adam masih hidup sampai sekarang ini, bermimpi ingin masuk sorga tanpa pernah menempuh jalan menuju kesorga bagaimana mungkin sampai disana laksana kapal tidak mungkin sampai keseberang sana tanpa pernah berlayar. Fa’tabiruu ya Ulil



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution