Hakikat Kebersihan Hati
Kebersihan hati terjadi bilamana seorang hamba selalu memikirkan,
merenungkan dan mendekat kepada Allah. Seorang muslim yang memiliki
kebersihan hati maka tidak mudah buruk sangka, berpikiran kotor dan
selalu merasa setiap perbuatannya diawasi Allah.
Jika sudah mencapainya,
maka seorang yang hatinya bersih tidak mudah berucap dan bertindak yang
bertentangan dengan syariat Islam. Hati yang bersih akan selalu terjaga
dari perbuatan negative sebab dirinya akan selalu mendekat kepada Allah
semata.
Allah sebagai sumber meminta pertolongan, maka orang berhati
bersih akan selalu berusaha agar tidak jauh dari Allah sebagai pemilik
alam semesta ini.
KH Abdullah Gymnastiar atau yang dikenal Aa Gym merupakan salah satu
ulama yang mempopulerkan konsep menjaga hati yang bersih.
Melalui konsep
manajemen Qalbu, pria yang akrab disapa Aa Gym ini berusaha mengamalkan
firman Allah, “Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna,
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS.
Asy-Syu’araa: 88-89) Manajemen Qalbu mengajarkan kepada umat Islam
bagaimana pentingnya menjaga hati dengan memperbanyak dzikir,
mengerjakan shalat dan menunaikan sunnah Rasulullah.
Jika diamati, menjaga hati memang sesuatu yang penting dan mendesak
dilakukan umat Islam.
Kebersihan qalbu dapat dimulai, mengutip perkataan
Aa Gym dari diri sendiri. Kita memulai dari diri sendiri, sebelum
mengajak orang lain sebab kepribadian diri merupakan cerminan utama
sehingga orang lain mau dan mampu mengikutinya. Tak akan muncul
keteladanan dan pengaruh ketika kita gagal mengendalikan diri kita
sendiri. Itu mengapa memulai nilai kebaikan dari diri sendiri.
Rasulullah SAW mencotohkan memulai dakwah dari diri sendiri, kemudian
mengajak keluarga dan masyarakat jahiliyah di sekitarnya sehingga mereka
semua tercelupkan nilai kebaikan.
Dengan bermodalkan cahaya Tauhiid,
Rasulullah menampilkan keindahan akhlak yang luar biasa sehingga
pesonanya terasa sekali di mata kawan maupun lawannya. Dengan hidup
sederhana, ramah, tidak mudah marah, cerdas, jujur dan akhlak
terbaiknya, beliau akhirnya banyak mendapatkan dukungan dan penerimaan
dalam dakwahnya. DI kemudian hari kita melihat bagaimana Islam
berkembang pesat di seluruh dunia dengan mengacu kepada akhlak yang
ditampilkan Rasulullah SAW selama hidupnya.
Membersihkan hati dimulai pula dari yang paling kecil. Hal yang kecil
dan terlihat sepele, seperti berdzikir sehabis shalat dan mengamalkan
sunnah Rasulullah lainnya ternyata berdampak besar kepada pantulan
cahaya keimanan dari diri seseorang. Dengan mengerjakan itu semua,
seorang muslim akan dijauhkan dari maksiat sebab cahaya dalam hatinya
selalu dalam naungan Allah. Bukankah Allah sudah menyatakan dzikir
membuat hati menjadi tenang. Maka mulai dari yang paling ekcil, jauhi
maksiat dengan berdzikir, ketika marah ambil aiar wudhu lalu shalat dan
berdzikirlah dan ketika sibuk mengejar kehidupan duniawi sepanjang waktu
tetaplah sempatkan waktu untuk mengadu kepada Allah dengan berdzikir.
Meski terlihat sederhana, tapi memang sunnatullahnya mengatakan manusia
seringkali dilupakan dari hal yang kecil.
Kita seringkali jumawa dalam
hidup, sehingga lupa meminta nasehat kepada ulama atau orang lain
misalnya. Padahal dasarnya agama adalah nasehat, dan setiap manusia
membutuhkan nasehat dari orang lain agar tdiak terjebak perilaku
menyimpang atau tersesat. Ketika kita melupakan pentingnya nasehat bukan
tidka mungkin ruhiyah akan rapuh, spiritualitas kita terlunta-lunta dan
kegersangan akibat kehilangan sandaran agama akan mudah terjadi. Jika
sudah seperti itu, bukan tidak mungkin kita akan mudah stress, lupa diri
dan bunuh diri.
Terakhir mulai sekarang juga. Jangan membiasakan menunda sebuah
pekerjaan sehingga nantinya menimbulkan perasaan malas. Lakukan sekarang
juga, agar pekerjaan cepat selesai sebab sudah menunggu pekerjaan
lainnya. Orang yang sering menunda pekerjaan kelak akan kesulitan sebab
bukan tidak mungkin pekerjaan menumpuk. Jika sudah menumpuk, penyakit
malas akan menghampirinya dan pastinya menghambat produktivitas dalam
kehidupannya.
Begitupun dengan menjaga hati, jangan sampai Anda menunda-nunda sehingga
lalai terhadap tujuan yang sudah ditetapkan. Jika sudah selesai membaac
tulisan ini, maka kerjakan sekarang juga dan amalkan konsep jaga hati.
Jangan lupa pula mengevaluasi diri atas konsep jaga hati yang sudah
dijalankan. Sebab kita mudah memulai, tapi sulit mempertahankannya
karena melupakan bahwa menjaga hati harus dilakukan secara terus menerus
melalui renungan dan evaluasi atas apa yang sudah dikerjakannya itu.
0 komentar:
Posting Komentar