Jumat, 18 Maret 2016

Kebersihan Hati

Hakikat Kebersihan Hati
Kebersihan hati terjadi bilamana seorang hamba selalu memikirkan, merenungkan dan mendekat kepada Allah. Seorang muslim yang memiliki kebersihan hati maka tidak mudah buruk sangka, berpikiran kotor dan selalu merasa setiap perbuatannya diawasi Allah.
Jika sudah mencapainya, maka seorang yang hatinya bersih tidak mudah berucap dan bertindak yang bertentangan dengan syariat Islam. Hati yang bersih akan selalu terjaga dari perbuatan negative sebab dirinya akan selalu mendekat kepada Allah semata. 

Allah sebagai sumber meminta pertolongan, maka orang berhati bersih akan selalu berusaha agar tidak jauh dari Allah sebagai pemilik alam semesta ini. KH Abdullah Gymnastiar atau yang dikenal Aa Gym merupakan salah satu ulama yang mempopulerkan konsep menjaga hati yang bersih. 

Melalui konsep manajemen Qalbu, pria yang akrab disapa Aa Gym ini berusaha mengamalkan firman Allah, “Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS. Asy-Syu’araa: 88-89) Manajemen Qalbu mengajarkan kepada umat Islam bagaimana pentingnya menjaga hati dengan memperbanyak dzikir, mengerjakan shalat dan menunaikan sunnah Rasulullah. Jika diamati, menjaga hati memang sesuatu yang penting dan mendesak dilakukan umat Islam.

Kebersihan qalbu dapat dimulai, mengutip perkataan Aa Gym dari diri sendiri. Kita memulai dari diri sendiri, sebelum mengajak orang lain sebab kepribadian diri merupakan cerminan utama sehingga orang lain mau dan mampu mengikutinya. Tak akan muncul keteladanan dan pengaruh ketika kita gagal mengendalikan diri kita sendiri. Itu mengapa memulai nilai kebaikan dari diri sendiri. Rasulullah SAW mencotohkan memulai dakwah dari diri sendiri, kemudian mengajak keluarga dan masyarakat jahiliyah di sekitarnya sehingga mereka semua tercelupkan nilai kebaikan. 

Dengan bermodalkan cahaya Tauhiid, Rasulullah menampilkan keindahan akhlak yang luar biasa sehingga pesonanya terasa sekali di mata kawan maupun lawannya. Dengan hidup sederhana, ramah, tidak mudah marah, cerdas, jujur dan akhlak terbaiknya, beliau akhirnya banyak mendapatkan dukungan dan penerimaan dalam dakwahnya. DI kemudian hari kita melihat bagaimana Islam berkembang pesat di seluruh dunia dengan mengacu kepada akhlak yang ditampilkan Rasulullah SAW selama hidupnya. 

 Membersihkan hati dimulai pula dari yang paling kecil. Hal yang kecil dan terlihat sepele, seperti berdzikir sehabis shalat dan mengamalkan sunnah Rasulullah lainnya ternyata berdampak besar kepada pantulan cahaya keimanan dari diri seseorang. Dengan mengerjakan itu semua, seorang muslim akan dijauhkan dari maksiat sebab cahaya dalam hatinya selalu dalam naungan Allah. Bukankah Allah sudah menyatakan dzikir membuat hati menjadi tenang. Maka mulai dari yang paling ekcil, jauhi maksiat dengan berdzikir, ketika marah ambil aiar wudhu lalu shalat dan berdzikirlah dan ketika sibuk mengejar kehidupan duniawi sepanjang waktu tetaplah sempatkan waktu untuk mengadu kepada Allah dengan berdzikir. Meski terlihat sederhana, tapi memang sunnatullahnya mengatakan manusia seringkali dilupakan dari hal yang kecil. 

Kita seringkali jumawa dalam hidup, sehingga lupa meminta nasehat kepada ulama atau orang lain misalnya. Padahal dasarnya agama adalah nasehat, dan setiap manusia membutuhkan nasehat dari orang lain agar tdiak terjebak perilaku menyimpang atau tersesat. Ketika kita melupakan pentingnya nasehat bukan tidka mungkin ruhiyah akan rapuh, spiritualitas kita terlunta-lunta dan kegersangan akibat kehilangan sandaran agama akan mudah terjadi. Jika sudah seperti itu, bukan tidak mungkin kita akan mudah stress, lupa diri dan bunuh diri. 

Terakhir mulai sekarang juga. Jangan membiasakan menunda sebuah pekerjaan sehingga nantinya menimbulkan perasaan malas. Lakukan sekarang juga, agar pekerjaan cepat selesai sebab sudah menunggu pekerjaan lainnya. Orang yang sering menunda pekerjaan kelak akan kesulitan sebab bukan tidak mungkin pekerjaan menumpuk. Jika sudah menumpuk, penyakit malas akan menghampirinya dan pastinya menghambat produktivitas dalam kehidupannya.

Begitupun dengan menjaga hati, jangan sampai Anda menunda-nunda sehingga lalai terhadap tujuan yang sudah ditetapkan. Jika sudah selesai membaac tulisan ini, maka kerjakan sekarang juga dan amalkan konsep jaga hati. Jangan lupa pula mengevaluasi diri atas konsep jaga hati yang sudah dijalankan. Sebab kita mudah memulai, tapi sulit mempertahankannya karena melupakan bahwa menjaga hati harus dilakukan secara terus menerus melalui renungan dan evaluasi atas apa yang sudah dikerjakannya itu.  


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution