Kamis, 24 Maret 2016

Orang Indonesia Berprestasi

5 Orang Berprestasi yang Tidak Didukung Pemerintah

Pemerintah merupakan sebuah organisasi atau wadah yang ditetapkan untuk merancang, membuat dan juga menerapkan undang-undang. Bisa disebut jika pemerintah adalah orang-orang yang memiliki kekuasaan. Ya tidak ada yang bisa membantah itu. Tapi pertanyaannya, apakah pemerintah memiliki kekuasaan jika rakyat atau masyrakatannya tidak ada?


Dalam sebuah Negara masyarakat dan pemerintah adalah kesatuan yang saling berkaitan serta saling membutuhkan. Pemerintah memang memiliki kekuasaan yang nyata tapi tanpa itu mereka tentu tidak berarti. Begitu pula dengan masyarakat tanpa pemerintah kehidupannya tentu tak akan ubahnya sebuah kehidupan liar dan mengerikan. Sebagai sebuah satu kesatuan sudah sepantasnya masyarakat dan pemerintah saling mendukung dan saling menunjang satu sama lain. Namun seperti yang kita tahu hal tersebut selama ini hanya berjalan satu arah. 

Sudah menjadi rahasia umum jika ada banyak orang yang tercatat sebagai warga Negara Indonesia justru tidak mendapat dukungan dari pemerintahnya, bahkan meski ia sendiri sebenarnya merupakan salah satu orang yang berprestasi. Dari berbagai penelusuran, setidaknya ada 5 orang berprestasi yang tidak didukung pemerintah, siapa saja?

I Wayan Sumarda Tawan
Pria asal Bali ini pastinya sudah banyak dikenal masyarakat tanah air, pasalnya beberapa waktu lalu ia sempat menjadi perbincangan hangat setelah ia merakit dan merancang sendiri perangkat lengan robotik miliknya.
 
I Wayan Sumarda Tawan adalah salah satu masyarakat tanah air yang berada di bawah garis kemiskinan. Sehari-hari ia menghidupi keluarga kecilnya hanya dengan bekerja sebagai seorang tukang las tanpa penghasilan yang pasti. Sehari-hari ia adalah seorang pria yang tekun dan punya kemauan tinggi untuk memperbaiki hidupnya, namun sebuah tragedi membuatnya mengalami kelumpuhan pada tangan kirinya. Lengan kiri I Wayan tidak dapat digerakkan seperti normal, hanya tiga jari yang tersisa dari bagian tangan kirinya setelah terkena penyakit stroke.

Hidup dengan biaya pas-pasan membuat Wayan tidak putus asa, dengan hanya satu tangan yang bisa ia gerakkan Wayan merancang sebuah tangan robotik untuk membantu kesehariannya dan langsung mendapat julukan sebagai “Iron Man” Indonesia.

Memang Wayan sempat menjadi pergunjingan banyak orang, setelah sejumlah pakar mesin dan juga elektronik meragukan tangan buatan Wayan. Pasalnya tangan yang dibuat oleh tukang las tersebut dinilai cukup aneh bahkan terlalu maju untuk seorang tukang las yang tidak memiliki banyak pengetahuan dan juga bahan-bahan pendukung untuk menciptakan tangan robot miliknya. Pergunjingan yang hangat di banyak kalangan sontak menarik banyak perhatian termasuk pemerintah tanah air, sayangnya perhatian tersebut tidak di ikuti dengan dukungan yang nyata. Bahkan seolah mereka memperlihatkan perhatian pada Wayan lebih seperti pencarian nama untuk banyak kalangan masyarakat.
 
Terakhir Wayan sendiri diketahui masih berkutat dengan tangan besinya karena tangan robotnya kini tengah rusak setelah beberapa kali diteliti, ia pun sempat berobat di salah satu puskesmas yang berada tak jauh dari kediamannya. Wayan mungkin menjadi salah satu dari banyak orang yang hidup keterbatasan namun semangatnya tidak pernah padam demi kelangsungan hidup keluarga kecilnya. Terlepas dari benar tidaknya tangan hasil ciptaan Wayan kita seharusnya tidak mencari kesalahan orang lain tapi mengapresiasi kemauannya dan kreativitasnya dalam menciptakan sesuatu ketimbang hanya duduk diam tanpa menghasilkan apa-apa.

Ricky Elson
Pria yang lahir di Padang pada 11 Juni 1980 bernama Ricky Elson ini adalah salah satu pria yang memiliki prestasi mentereng dalam teknologi pengggerak listrik. Ricky adalah penemu mobil bertenaga listrik yang pertama di Indonesia. Memang telah banyak orang yang mampu menciptakan sebuah mobil dengan tenaga listrik, tapi Ricky adalah satu-satunya putra bangsa yang mampu menciptakan mobil listrik dengan sepenuhnya dikerjakan oleh putra bangsa yang bahkan bisa bersaing dengan sejumlah mobil supersport.
 
Ricky berhasil menciptakan tiga buah mobil listri yang masing-masing diberi nama Tucuxi, Selo dan Gendhis. Hal tersebut tentu merupakan sebuah hal yang membanggakan bahwa Indonesia juga mampu bersaing dengan para Negara-negara modern di dunia. Sayangnya ilmu, keahlian dan kemampuan Ricky yang sebenarnya menjadi prestasi tersendiri justru tidak didukung oleh pemerintah.

Ricky Elson sebenarnya sudah sejak lama tinggal dan bekerja di negeri Matahari Terbit Jepang. Disana ia sudah menghasilkan banyak teknologi yang bahkan sudah dipatenkan termasuk beberapa perangkat hingga sistem mobil listrik yang kini sudah banyak digunakan oleh masyarakat Jepang.

Adalah seorang Dahlan Iskan yang berhasil membujuk Ricky untuk kembali ke tanah air dan mengabdi untuk Indonesia dengan meninggalkan pekerjaannya di Jepang yang merupakan salah seorang pejabat penting, sayangnya kekhawatiran Ricky benar-benar terjadi. Ricky sedari awal memang cukup ragu dengan keputusannya kembali ke Indonesia, mulai dari penghasilannya yang menurun hingga karyanya yang sebenarnya sangat berprestasi justru tidak mendapatkan apresiasi. Meski telah memamerkan tiga mobil andalannya di pentas Asia, yang disebut-sebut bahkan bisa mencapai 200 km/jam lebih, karya Ricky justru tidak mendapat dukungan dari pemerintah. Bahkan sampai sekarang ini izin penggunaan dan pembuatan mobil listrik Ricky tidak kunjung keluar.

Sebenarnya meski kecewa dengan perlakukan yang ia dapatkan dari sebuah prestasi yang ia ukir, Ricky sendiri tidak perlu bingung dari sisi penghasilan. Pasalnya meski ia memilih keluar dari salah satu perusahaan pengembang teknologi kelistrikan NIDEC Coorporation terus menghubungi dan membujuknya untuk kembali bekerja di sana. Namun nasionalisme yang begitu besar terhadap Indonesia, justru membuatnya tetap tinggal di Indonesia. Haruskah kita menutup mata dengan orang-orang seperti Ricky? Prestasi dan kemampuannya yang luar biasa justru tidak dihiraukan oleh mereka yang punya kekuasaan?

Muhammad Kusrin
Apa yang dialami oleh pria asal Karang Anyar, Jawa Tengah bernama Muhammad Kusrin ini mungkin berbeda dari orang-orang berprestasi sebelumnya. Pasalnya, kini ia telah menjadi seorang pengusaha yang mampu meraup keuntungan 75 juta rupiah setiap harinya.

Namun, apa yang dialami oleh Kusrin sebelum itu merupakan kisah yang sangat pahit bagi kehidupannya. Kusrin yang hanya lulus sekolah dasar merupakan seorang pria yang berasal dari keluarga yang hidup serba kekurangan. Namun berkat keuletannya, keberaniannya dan juga kemauannya untuk belajar dan berkreasi Kusrin mulai membuka sebuah usaha kecil. Dengan mengumpulkan barang-barang bekas seperti komputer bekas dan berbagai perangkat elektronik bekas Kusrin bereksperimen untuk menciptakan sebuah televisi baru. Meski awalnya sempat beberapa kali gagal, Kusrin sendiri pada akhirnya mampu menemukan racikan yang tepat pada televisi buatannya dan kemudian ia jual. Harga yang jauh lebih murah dengan kualitas yang tidak kalah jauh dari televisi-televisi buatan asing menjadikan televisi yang diberi merk Maxreen, Veloz dan Zener tersebut laris manis.

Seolah seperti ada orang yang iri atas kesuksesannya, Kusrin harus berurusan dengan pihak kepolisian. Bahkan ia sempat dijatuhi hukuman 6 bulan penjara karena dianggap telah melanggar Pasal 120 Jo Pasal 53 ayat (1) huruf b UU RI no. 3 tahun 2014 tentang perindustrian dan/atau Pasal 106 UU RI No 7 tahun 2014 tentang Perdagangan dan/atau Pasal 62 ayat (1) UU RI No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Negara. Kejadian yang dialami Kusrin pun membuatnya merugi besar, karena sekitar 100 televisi rekondisi buatannya disita dan di musnahkan oleh pihak Kejaksaan. Hal tersebut pun menjadi sebuah hal yang miris, seorang anak bangsa yang berprestasi dan mencoba memperbaiki nasib tidak hanya tidak didukung, tapi justru dijatuhi hukuman.
 
Untungnya kejadian yang dialami Kusrin menarik banyak simpati, hingga membuat pemerintah turun tangan. Kusrin mungkin menjadi satu-satunya orang berprestasi yang akhirnya mendapat dukungan dari pemerintah meski awalnya sempat terseok-seok bahkan berurusan dengan hukum akibat dugaan pelanggaran.

Warsito Purwo Taruno
Warsito Purwo Taruno kelahiran Karanganya pada 15 Mei 1967 ini sebenarnya merupakan salah satu ilmuan Indonesia yang punya prestasi luar biasa. Sayangnya kini Warsito justru menjadi salah satu orang berprestasi yang tidak didukung pemerintah, bahkan seolah prestasi yang ia ukir di dunia kedokteran khususnya dalam bidang penyakit kanker seolah ingin di hapus.
 
Semua prestasi Warsito dimulai kala kakak tercintanya divonis mengidap kanker bahkan sudah berada dalam stadium 4. Sudah banyak dokter yang “angkat tangan” dan menyebut jika kakak Warsito hanya punya 2 pilihan yaitu menjalani pengobatan alternatif tanpa hasil yang pasti atau menjalani hidup mereka bersama yang diselimuti rasa sedih karena diambang kematian. Ditengah rasa sedih dan gundah yang melanda Warsito terpacu untuk menciptakan sebuah teknologi untuk menyembuhkan kakaknya dari penyakit paling mematikan tersebut.

Kecerdasan, kreativitas dan juga wawasan Warsito yang luar biasa membuatnya dengan berani memadukan teknologi energi dengan metode terapi kanker. Hasilnya sangat mengejutkan, setelah melalui beberapa kali uji coba hingga diterapkan langsung pada kakaknya, Warsito dapat tersenyum lebar setelah hasil uji klinis mencatat jika kakaknya bersih dari kanker. Bahkan setelah lima tahun menjalani pengobatan dengan temuannya kakaknya telah kembali hidup normal tanpa harus dibayang-bayangi rasa takut akan penyakit kanker yang menggerogoti tubuhnya.

Penemuan Warsito pun langsung beredar luas bahkan hingga mancanegara. Sejumlah Negara seperti Malaysia, Singapura hingga Jepang sudah menggunakan metode pengobatan kanker yang ditemukan oleh Warsito. Bahkan saat ini banyak Negara-negara asing termasuk Amerika Serikat yang mengirimkan ilmuan mereka untuk mempelajari metode pengobatan kanker yang ditemukan Warsito.
 
Prestasi yang ditemukan oleh Warsito tentu sangat membanggakan apalagi sampai sekarang ini, pengobatan kanker masih menjadi misteri di dunia kedokteran. Sayangnya Warsito justru menjadi salah satu orang berprestasi yang tidak didukung pemerintah. Buktinya, kini lembaga ilmuan Warsito terancam ditutup oleh pemerintah setelah sebuah surat Balitbang Kementrian Kesehatan justru meminta pemerintah setempat menertibkan lembaga ilmuan Warsito yang sudah banyak berjasa dalam menyelamatkan nyawa seorang penderita kanker dari kematian. Haruskah Negara ini mematikan orang-orang yang berusaha untuk menyelamatkan orang lain dari kematian? Haruskah Negara ini yang diharapkan mendukung karya anak bangsa justru menghalanginya? Haruskah orang-orang berprestasi dengan karya-karyanya yang luar biasa dimatikan?

Menurut Warsito, “nasionalismenya memang jauh lebih besar ketimbang pemikiran akan profit” karena jika sebaliknya kini ia dan para ilmuan yang bersamanya sudah hidup nyaman di Negara orang yang sudah jelas lebih mengapresiasi karyanya.

Rio Haryanto
Muda, tampan dan memiliki prestasi yang sangat membanggakan bagi Indonesia. Itulah sosok pembalap Indonesia Rio Haryanto, yang kini mencatatkan namanya dalam sejarah ajang balap jet darat Formula One sekaligus sejarah bangsa Indonesia karena Rio satu-satunya pembalap mobil yang berhasil menembus ajang F1. Karir Rio Haryanto sendiri yang sudah dimulai saat ia kecil dan di usianya yang masih beberapa tahun Rio memang sudah memperlihatkan bakat dan talenta yang luar biasa. Mengawali karir ajang balap Go-Kart, prestasinya yang luar biasa membawanya mampu merambah ajang balap Asia. Rio terjun di Asian Formula Renalut Challenge, Formula Asia 2.0 dan formula BMW Pasific yang mana kembali mengukir prestasi yang luar biasa. 

Begitu pula saat ia hijrah ke GP3 yang tanpa diduga-duga Rio berhasil menjadi pemenang saat seri berlangsung di Istanbul Turki yang mana di seri tersebut saking mengejutkannya penampilan Rio tidak ada lagu Indonesia Raya yang dikumandangkan sebagaimana para pembalap lain yang mampu menjadi juara pertama.Tahun 2012 untuk pertama kalinya Rio menembus ajang balap mobil dunia GP2 Series. Di ajang ini Rio pun berhasil menunjukkan bakatnya, bahkan tanpa di duga ia mampu menjadi pemenang di sejumlah seri pada tahun 2015. Kini di tahun 2016 ini Rio pun resmi menjadi pembalan Manor Marussia Racing F1 dan mencatatkan diri sebagai satu-satunya orang Indonesia yang tampil di ajang F1. Prestasi Rio yang tentu sangat membanggakan Indonesia tidak selamanya berjalan mulus, bahkan Rio sempat mengalami sejumlah kisah sedih sebelum merambah karir ke F1.

Sayangnya prestasi Rio yang luar biasa justru tidak dibarengi dengan dukungan dari pemerintah. Memang benar pemerintah awalnya sempat menjanjikan dukungan penuh terhadap Rio, bahkan melalui Kemenpora Rio dijanjikan akan mendapatkan sokongan dana sekitar 100 miliar rupiah untuk mengarungi ajang balap jet darah bersama tim Manor. Namun sayangnya belakangan opsi pemerintah justru berubah, bahkan meski tetap mengatakan memberikan dukungan pada Rio janji kucuran dana yang awalnya begitu menghebohkan justru seolah hilang di telan bumi.
 
Kelima orang berprestasi di atas sebenarnya hanya sebagian kecil dari orang-orang berprestasi yang ada di Indonesia. Sayangnya mereka pun bernasib sama, prestasinya yang membanggakan bagi Indonesia justru tidak mendapat dukungan dari pemerintah sendiri.

Ada apa dengan Negara ini? Ada apa dengan orang-orang yang berkuasa di negeri ini? Apakah mereka tidak bangga dengan prestasi anak bangsa? Apakah mereka tidak punya prestasi sendiri yang harus lebih dibanggakan? Atau apakah karena mereka terlalu sibuk dengan kekuasaannya sehingga mereka sudah tidak lagi bisa memberikan dukungan pada anak bangsa yang berprestasi?




0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution