Ghibah, Dosa Besar yang Kita Perbuat Setiap Hari
Dan aku ingin memberitahumu salah satu
dosa besar yang sering kita lakukan. Dosa ini dilakukan oleh hampir
semua orang kecuali mereka yang diselamatkan Allah S.W.T.
Dosa ini disebut menggunjing, berbicara buruk tentang seseorang.
Seringkali kita melakukan dosa ini tanpa sadar. Bahkan ketika kita
menuju masjid dan menunggu waktu shalat, bukannya berdzikir, bukannya
membaca Alqur'an, bukannya bershalawat kepada Rasulullah S.A.W., malah
kita bergosip dan menggunjing orang lain.
Bahkan ketika berhaji di kota suci Makkah dan Madinah, bahkan dalam
keadaan ihram ketika kita mengenakan pakaian putih bersih, kita bergosip
tentang petugas Saudi atau pemimpin grup kita, kita melakukan dosa ini
siang dan malam. Yang paling parah adalah kita suka menganggap Ghibah
yang kita lakukan adalah kebenaran, apa yang kita gunjingkan persis
berada dalam sifat seseorang yang sedang kita gunjingkan.
Dan kita tidak hanya mengatakannya di belakangnya, kadang kita juga
mengatakannya langsung di depan mukanya. Inilah apa yang dimaksud dengan
Ghibah, tak peduli apakah kau mengatakannya di depan mukanya atau kau
mengatakannya di belakangnya.
Nabi Muhammad S.A.W. bertanya kepada para Sahabat R.A.
"Wahai sahabat-sahabatku, apakah kalian tahu apa Ghibah itu?" Para sahabat R.A. menjawab "Allah S.W.T. dan Rasul-Nya yang lebih tahu."
Dan Nabi S.A.W. bersabda
"Ketika mengatakan sesuatu tentang saudaramu yang tidak disukainya, inilah Ghibah, tak peduli apakah kau mengatakannya di depan mukanya atau kau mengatakannya ketika dia tak ada disana."
Sahabat R.A. bertanya
"Ya Rasulullah S.A.W. jika aku berkata jujur, apa yang kukatakan tentang saudaraku memang benar seperti itu sifatnya, apakah ini masih termasuk Ghibah?"
Nabi S.A.W. menjawab
"Jika hal yang kau bicarakan tentang saudaramu, jika memang itu ada dalam sifatnya, inilah yang dinamakan Ghibah. Namun jika yang kau katakan tidak ada di dalam diri saudaramu dan kau berbohong tentang saudaramu, dengan begitu kau telah melakukan dosa yang bahkan lebih besar daripada Ghibah, yaitu dosa Bukhtan."
"Wahai sahabat-sahabatku, apakah kalian tahu apa Ghibah itu?" Para sahabat R.A. menjawab "Allah S.W.T. dan Rasul-Nya yang lebih tahu."
Dan Nabi S.A.W. bersabda
"Ketika mengatakan sesuatu tentang saudaramu yang tidak disukainya, inilah Ghibah, tak peduli apakah kau mengatakannya di depan mukanya atau kau mengatakannya ketika dia tak ada disana."
Sahabat R.A. bertanya
"Ya Rasulullah S.A.W. jika aku berkata jujur, apa yang kukatakan tentang saudaraku memang benar seperti itu sifatnya, apakah ini masih termasuk Ghibah?"
Nabi S.A.W. menjawab
"Jika hal yang kau bicarakan tentang saudaramu, jika memang itu ada dalam sifatnya, inilah yang dinamakan Ghibah. Namun jika yang kau katakan tidak ada di dalam diri saudaramu dan kau berbohong tentang saudaramu, dengan begitu kau telah melakukan dosa yang bahkan lebih besar daripada Ghibah, yaitu dosa Bukhtan."
Rasulullah S.A.W. sangat tidak menyukai dosa ini. Pada suatu hari,
Rasulullah S.A.W. sedang dalam perjalanan dengan istri-istrinya, Zaynab
R.A. dan Saffiyah R.A. Pada saat itu, unta Safiyyah R.A. sedang sakit
sedangkan Zaynab R.A. mempunyai satu unta lagi. Rasulullah S.A.W.
berkata kepada Sayyidina Zaynab "Unta satunya lagi, berikan kepada Saffiyah."
Saffiyah R.A. adalah keturunan Yahudi. Ketika Nabi meminta Zaynab untuk memberikan untanya, dia menjawab "Ya Rasulullah, haruskah aku memberikannya kepada Yahudi itu?" Rasulullah sangat tidak menyukai perkataan ini meskipun memang benar Saffiyah adalah orang Yahudi, sampai-sampai dia berhenti berbicara kepada Zaynab selama lebih dari 2 bulan. Dia tidak berbicara kepadanya dalam bulan Dzulhijjah, bulan Muharram, dan dia tidak berbicara kepadanya dalam beberapa hari di bulan Saffar,
Saffiyah R.A. adalah keturunan Yahudi. Ketika Nabi meminta Zaynab untuk memberikan untanya, dia menjawab "Ya Rasulullah, haruskah aku memberikannya kepada Yahudi itu?" Rasulullah sangat tidak menyukai perkataan ini meskipun memang benar Saffiyah adalah orang Yahudi, sampai-sampai dia berhenti berbicara kepada Zaynab selama lebih dari 2 bulan. Dia tidak berbicara kepadanya dalam bulan Dzulhijjah, bulan Muharram, dan dia tidak berbicara kepadanya dalam beberapa hari di bulan Saffar,
Itu karena Nabi Muhammad S.A.W. bersabda, andai saja kita tahu betapa
besar dosa mengambil dan memberikan bunga, kita tahu bahwa satu sen yang
seseorang jadikan bunga atau satu sen yang dia terima sebagai bunga,
hal ini lebih buruk daripada melakukan zina dengan ibu sendiri, TIDAK
SATU KALI, TIDAK SEPULUH KALI, 36 KALI! 36 KALI dosa seseorang yang berzina dengan ibunya sendiri.
Taruh dosa ini di salah satu timbangan dan bunga sebesar satu sen di
timbangan lainnya, maka bunga satu sen ini yang diberikan atau diterima
seseorang adalah sama dosanya dengan berzina dengan ibu sendiri sebanyak
36 kali.
Begitu besarnya dosa ini hingga Allah S.W.T. yang Maha Kuasa berfirman dalam Alqur'an "Allah dan Rasul-Nya telah menyatakan PERANG dengan orang ini, dan hanya ada beberapa dosa yang diperangi Allah dan Rasulullah. Dan Rasulullah S.A.W. menyatakan betapa besarnya dosa Ghibah ini, seperti yang disabdakannya bahwa salah satu riba terbesar adalah dosa bergunjing.
Begitu besarnya dosa ini hingga Allah S.W.T. yang Maha Kuasa berfirman dalam Alqur'an "Allah dan Rasul-Nya telah menyatakan PERANG dengan orang ini, dan hanya ada beberapa dosa yang diperangi Allah dan Rasulullah. Dan Rasulullah S.A.W. menyatakan betapa besarnya dosa Ghibah ini, seperti yang disabdakannya bahwa salah satu riba terbesar adalah dosa bergunjing.
0 komentar:
Posting Komentar