Kesenangan yang Sementara
Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. (QS Al-Ghafir 40:39)
Ayat ini menjelaskan tentang kehinaan dunia dan kesempurnaan akhirat.
Kesenangan duniawi hanya bersifat sementara untuk kemudian hancur dan
sirna, sedangkan kenikmatan di akhirat kekal abadi. Karena akhirat
merupakan tempat keabadian, tidak hanya kenikmatannya yang kekal,
azabnya pun bersifat abadi.
Dunia
termasuk segala isi materi dan kesenangannya hanyalah keindahan
sementara sesuai dengan sifatnya yang juga hanya bisa dimanfaatkan
sementara. Jadi, barang siapa mengerjakan perbuatan buruk di dunia, maka
dia akan mendapatkan balasan setimpal dengan kesalahan tersebut. Adapun
orang yang mengerjakan kebaikan dengan ikhlas, baik laki-laki dan
perempuan, maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan yang berlipat
ganda dan di akhirat akan dimasukkan ke dalam surga yang abadi.
Salah
satu sifat dunia adalah perhiasan atau dalam bahasa disebut mata’un.
Artinya, bisa dinikmati sebentar karena sifatnya yang cepat hilang atau
rusak. Merasa senang di dunia termasuk sumber keburukan, mata air
fitnah, dan penyelewengan yang dapat membawa seseorang kepada hal yang
tidak disenangai Allah Ta’ala.
Dalam
ayat ini, Zat Yang Mahakuasa mengungkapkan dua perbandingan, yaitu
dunia dan akhirat. Hal ini dimulai dengan menyebutkan keburukan dunia
beserta kehinaan isinya; kemudian memuji akhirat dan menjadikannya
sebagai tempat abadi yang berisi kenikmatan bagi penghuninya.
Khazanah Pengetahuan
Ayat
ke-39 ini merupakan runtunan dari kisah keluarga Fir’aun yang beriman
kepada Musa dan Fir’aun. Ayat ini menjelaskan tentang ajakan dan nasihat
orang mukmin kepada orang-orang pada waktu itu. orang mukmin mengajak
kaumnya untuk mengikuti mereka menuju jalan yang lurus agar bisa selamat
dunia dan akhirat.
Mereka
pun mengingatkan kaumnya tentang kehidupan dunia yang hanya berupa
hiasan, tidak kurang dan tidak lebih, dan hanya bisa dinikmati dalam
waktu yang sebentar. Adapun kehidupan akhirat, yaitu periode kehidupan
setelah kehidupan di dunia, merupakan tempat yang abadi. Dengan
demikian, kita seharusnya beramal untuk sesuatu yang lebih abadi
daripada yang sementara.
Apa
yang dilakukan di dunia, baik itu amal kebaikan maupun keburukan,
niscaya akan mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat. Ini
menunjukkan keadilan Allah Ta’ala terhadap makhluk-Nya. Orang yang
berbuat keburukan akan dibalas dengan keburukan; sedangkan orang yang
berbuat kebaikan akan dibalas dengan kebaikan yang setimpal.
Hamba-hamba
Allah yang saleh adalah laki-laki dan perempuan yang akan masuk surga
dan akan mendapatkan rezeki tanpa hisab atau perhitungan.
(dikutip dari Al-Qur’an Miracle the Practice)
0 komentar:
Posting Komentar