Selasa, 09 Juni 2015

Dinikmati Sebentar

Kesenangan yang Sementara 

Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. (QS Al-Ghafir 40:39) 

 
Ayat ini menjelaskan tentang kehinaan dunia dan kesempurnaan akhirat. Kesenangan  duniawi hanya bersifat sementara untuk kemudian hancur dan sirna, sedangkan kenikmatan di akhirat kekal abadi. Karena akhirat merupakan tempat keabadian, tidak hanya kenikmatannya yang kekal, azabnya pun bersifat abadi. 


Dunia termasuk segala isi materi dan kesenangannya hanyalah keindahan sementara sesuai dengan sifatnya yang juga hanya bisa dimanfaatkan sementara. Jadi, barang siapa mengerjakan perbuatan buruk di dunia, maka dia akan mendapatkan balasan setimpal dengan kesalahan tersebut. Adapun orang yang mengerjakan kebaikan dengan ikhlas, baik laki-laki dan perempuan, maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan yang berlipat ganda dan di akhirat akan dimasukkan ke dalam surga yang abadi. 

Salah satu sifat dunia adalah perhiasan atau dalam bahasa disebut mata’un. Artinya, bisa dinikmati sebentar karena sifatnya yang cepat hilang atau rusak. Merasa senang di dunia termasuk sumber keburukan, mata air fitnah, dan penyelewengan yang dapat membawa seseorang kepada hal yang tidak disenangai Allah Ta’ala. 

Dalam ayat ini, Zat Yang Mahakuasa mengungkapkan dua perbandingan, yaitu dunia dan akhirat. Hal ini dimulai dengan menyebutkan keburukan dunia beserta kehinaan isinya; kemudian memuji akhirat dan menjadikannya sebagai tempat abadi yang berisi kenikmatan bagi penghuninya. 

Khazanah Pengetahuan 
Ayat ke-39 ini merupakan runtunan dari kisah keluarga Fir’aun yang beriman kepada Musa dan Fir’aun. Ayat ini menjelaskan tentang ajakan dan nasihat orang mukmin kepada orang-orang pada waktu itu. orang mukmin mengajak kaumnya untuk mengikuti mereka menuju jalan yang lurus agar bisa selamat dunia dan akhirat. 

Mereka pun mengingatkan kaumnya tentang kehidupan dunia yang hanya berupa hiasan, tidak kurang dan tidak lebih, dan hanya bisa dinikmati dalam waktu yang sebentar. Adapun kehidupan akhirat, yaitu periode kehidupan setelah kehidupan di dunia, merupakan tempat yang abadi. Dengan demikian, kita seharusnya beramal untuk sesuatu yang lebih abadi daripada yang sementara. 

Apa yang dilakukan di dunia, baik itu amal kebaikan maupun keburukan, niscaya akan mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat. Ini menunjukkan keadilan Allah Ta’ala terhadap makhluk-Nya. Orang yang berbuat keburukan akan dibalas dengan keburukan; sedangkan orang yang berbuat kebaikan akan dibalas dengan kebaikan yang setimpal. 

Hamba-hamba Allah yang saleh adalah laki-laki dan perempuan yang akan masuk surga dan akan mendapatkan rezeki tanpa hisab atau perhitungan.



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution