Selasa, 09 Juni 2015

Enam Cara Menjaga Istiqamah

Menjaga Istiqamah di Jalan Islam

Yang dimaksud istiqamah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqamah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya. Inilah pengertian istiqamah yang disebutkan oleh Ibnu Rajab al-Hambali.


Di antara ayat yang menyebutkan keutamaan istiqamah adalah firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami ialah Allah’ kemudian mereka istiqamah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.’” (QS. Fushilat: 30)

Ada beberapa sebab utama yang bisa membuat seseorang tetap teguh dalam keimanan. 

Pertama, memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar.

Allah Ta’ala berfirman, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)

Kedua, mengkaji Al-Qur’an dengan menghayati dan merenungkannya. Allah menceritakan bahwa Al-Qur’an dapat meneguhkan hati orang-orang beriman dan Al-Qur’an adalah petunjuk kepada jalan yang lurus. Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah, ‘Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur’an itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).’” (QS. An Nahl: 102)

Al-Qur’an adalah jalan utama agar seseorang bisa terus kokoh dalam agamanya. Alasannya, karena Al-Qur’an adalah petunjuk dan obat bagi hati yang sedang ragu.

Ketiga, iltizam (konsekuen) dalam menjalankan syariat Allah. Maksudnya di sini adalah seseorang dituntunkan untuk konsekuen dalam menjalankan syariat atau dalam beramal dan tidak putus di tengah jalan. Karena konsekuen dalam beramal lebih dicintai oleh Allah daripada amalan yang sesekali saja dilakukan . Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Aisyah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinyu walaupun itu sedikit.” Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya.

Keempat, membaca kisah-kisah orang shaleh sehingga bisa dijadikan teladan dalam istiqamah. Dalam Al Qur’an banyak diceritakan kisah-kisah para nabi, rasul, dan orang-orang yang beriman yang terdahulu. Kisah-kisah ini Allah jadikan untuk meneguhkan hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengambil teladan dari kisah-kisah tersebut ketika menghadapi permusuhan orang-orang kafir. Allah Ta’ala berfirman, “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Hud: 11)

Lihatlah bagaimana keteguhan Nabi Ibrahim dalam menghadapi ujian tersebut? Ia menyandarkan semua urusannya pada Allah, sehingga ia pun selamat. Begitu pula kita ketika hendak istiqamah, juga sudah seharusnya melakukan sebagaimana yang Nabi Ibrahim contohkan. Ini satu pelajaran penting dari kisah seorang Nabi.

Kelima, memperbanyak doa pada Allah agar diberi keistiqamahan. Di antara sifat orang beriman adalah selalu memohon dan berdoa kepada Allah agar diberi keteguhan di atas kebenaran. Dalam Al Qur’an Allah Ta’ala memuji orang-orang yang beriman yang selalu berdoa kepada-Nya untuk meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian. Allah Ta’ala berfirman, “Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah: 250)

Keenam, bergaul dengan orang-orang shaleh. Allah menyatakan dalam Al Qur’an bahwa salah satu sebab utama yang membantu menguatkan iman para shahabat Nabi adalah keberadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tengah-tengah mereka.  Allah juga memerintahkan agar selalu bersama dengan orang-orang yang baik. Allah Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur).” (QS. At Taubah: 119)

Enam pemaparan singkat di atas bisa menjadi pemandu agar kita tetap berada dalam jalan Islam. Jalan yang akan membawa kita kepada sesuatu yang akan membahagiakan di dunia dan akhirat. Tinggal kita yang memilih, tetap berada dalam track jalan Islam atau mengingkarinya. 



Wallahu’alam bishawab. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution