Menjaga Istiqamah di Jalan Islam
Yang dimaksud istiqamah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus
(benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqamah ini
mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan
batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya. Inilah pengertian
istiqamah yang disebutkan oleh Ibnu Rajab al-Hambali.
Di antara ayat yang menyebutkan keutamaan istiqamah adalah firman
Allah Ta’ala, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami
ialah Allah’ kemudian mereka istiqamah pada pendirian mereka, maka
malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), ‘Janganlah kamu
merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu
dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.’” (QS.
Fushilat: 30)
Ada beberapa sebab utama yang bisa membuat seseorang tetap teguh
dalam keimanan.
Pertama, memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat
dengan baik dan benar.
Allah Ta’ala berfirman, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang
beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di
akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa
yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)
Kedua, mengkaji Al-Qur’an dengan menghayati dan merenungkannya. Allah
menceritakan bahwa Al-Qur’an dapat meneguhkan hati orang-orang beriman
dan Al-Qur’an adalah petunjuk kepada jalan yang lurus. Allah Ta’ala
berfirman, “Katakanlah, ‘Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur’an itu
dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah
beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah).’” (QS. An Nahl: 102)
Al-Qur’an adalah jalan utama agar seseorang bisa terus kokoh dalam
agamanya. Alasannya, karena Al-Qur’an adalah petunjuk dan obat bagi hati
yang sedang ragu.
Ketiga, iltizam (konsekuen) dalam menjalankan syariat Allah.
Maksudnya di sini adalah seseorang dituntunkan untuk konsekuen dalam
menjalankan syariat atau dalam beramal dan tidak putus di tengah jalan.
Karena konsekuen dalam beramal lebih dicintai oleh Allah daripada amalan
yang sesekali saja dilakukan . Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari
Aisyah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Amalan yang
paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinyu walaupun
itu sedikit.” Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu
berkeinginan keras untuk merutinkannya.
Keempat, membaca kisah-kisah orang shaleh sehingga bisa dijadikan
teladan dalam istiqamah. Dalam Al Qur’an banyak diceritakan kisah-kisah
para nabi, rasul, dan orang-orang yang beriman yang terdahulu.
Kisah-kisah ini Allah jadikan untuk meneguhkan hati Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengambil teladan dari kisah-kisah
tersebut ketika menghadapi permusuhan orang-orang kafir. Allah Ta’ala
berfirman, “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu,
ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat
ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi
orang-orang yang beriman.” (QS. Hud: 11)
Lihatlah bagaimana keteguhan Nabi Ibrahim dalam menghadapi ujian
tersebut? Ia menyandarkan semua urusannya pada Allah, sehingga ia pun
selamat. Begitu pula kita ketika hendak istiqamah, juga sudah seharusnya
melakukan sebagaimana yang Nabi Ibrahim contohkan. Ini satu pelajaran
penting dari kisah seorang Nabi.
Kelima, memperbanyak doa pada Allah agar diberi keistiqamahan. Di
antara sifat orang beriman adalah selalu memohon dan berdoa kepada Allah
agar diberi keteguhan di atas kebenaran. Dalam Al Qur’an Allah Ta’ala
memuji orang-orang yang beriman yang selalu berdoa kepada-Nya untuk
meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian. Allah Ta’ala berfirman,
“Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah
pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (QS. Al
Baqarah: 250)
Keenam, bergaul dengan orang-orang shaleh. Allah menyatakan dalam Al
Qur’an bahwa salah satu sebab utama yang membantu menguatkan iman para
shahabat Nabi adalah keberadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
di tengah-tengah mereka. Allah juga memerintahkan agar selalu bersama
dengan orang-orang yang baik. Allah Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama
orang-orang yang benar(jujur).” (QS. At Taubah: 119)
Enam pemaparan singkat di atas bisa menjadi pemandu agar kita tetap
berada dalam jalan Islam. Jalan yang akan membawa kita kepada sesuatu
yang akan membahagiakan di dunia dan akhirat. Tinggal kita yang memilih,
tetap berada dalam track jalan Islam atau mengingkarinya.
Wallahu’alam
bishawab.
0 komentar:
Posting Komentar