Rabu, 28 Agustus 2013

Benci ? Mengapa Harus Membenci!

Mengapa Harus Benci ?

Benci ? mengapa harus benci ? siapa sih yang kita benci ? kenapa kita harus membencinya kalo kita masih bisa diam dan memendam serta berusaha mengusir segala kebencian yang ada.

Mengapa sih saat kita gagal bersama dengan orang lain kita harus membencinya ? apakah semua harus seperti itu ? mengapa tidak kita tanamkan kebaikannya dalam hati kita untuk mengubur semua kebencian itu ?

mengapa tidak kita kenang saat-saat manis bersamanya demi menghilangkan rasa benci itu ? dan mengapa kita tidak diam untuk melupakan segala kebencian kita terhadapnya ? mengapa kita harus berkoar koar ke mana mana demi mengatakan bahwa kita membencinya ? mengapa tidak kita berdoa agar kebencian itu berubah menjadi rasa sayang, sayang sebagai teman atau bahkan sayang sebagai saudara, tanpa melupakan segala yang pernah ada ? mengapa harus kita luapkan kebencian kita dengan saling memanasi satu sama lain, atau dengan saling berkoar ke sana ke mari hanya demi mengatakan “aku membencimu ?”.

Tidak bijak rasanya kita saling membenci hanya karena kita tidak menjadi dekat ?

Kenapa kita begitu picik dengan mengatakan bahwa orang lain yang tidak mengerti kita sementara kita sendiri tidak mau mengerti orang lain, bukankah pada hakekatnya kita harus saling mengerti tanpa tendensi pamrih bahwa kita juga harus di mengerti .. bagaimana kita dapat mengatakan cinta sementara kita sendiri tidak pernah mau mengerti siapa dan apa yang kita cintai .. bagaimana kita dapat mengatakan cinta sementara kita masih bingung harus bagaimana dan harus mengapa dengan cinta kita ? Apakah pantas kita mengatakan aku cinta padamu sementara kita tidak yakin bahwa kita akan mampu menderita bersamanya ? siap kah aku menerima ia apa adanya ?

Hari ini mungkin ia masih gagah, atau mungkin hari ini ia masih cantik .. namun beberapa tahun ke depan .. saat rutinitas mulai terasa menjemukan … masih mampukah kita mengatakan padanya bahwa “aku cinta padamu” ? masih cintakah kita saat ia tidak bisa apa-apa ? masih sayangkah saat ia harus kehilangan apa yang selama ini membuat kita mencintainya ?

Masih kah perasaan kita sama dengan saat pertama kali kita mengenalnya ? atau bahkan sudah hilang dan berganti dengan rasa muak ?

Jangan membayangkan cinta dari keindahannya .. namun bayangkanlah yang terjelek dari cinta .. segala yang memuakkan .. dan saat semua itu tidak membuat kita berpaling darinya .. barulah kita dapat mengatakan padanya … “aku cinta padamu” siapapun kamu dan apapun adanya kamu.

Belajar mengerti cinta .. itu yang sedang di lakukan .. sampai kapan kita dapatkan jawabannya kita sendiri tidak tahu …


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution