Jumat, 02 Agustus 2013

Dzikir, Doa dan Tobat


Barangkali kita seringkali membaca lafal dzikir setiap selesai sholat fardhu atau sunnah. Biasanya kita selalu membaca istighfar:

"Astaghfirullah aladzim" (1)
dan satu untaian doa yang mungkin juga sering kita baca, yakni:
"Rabbana zhalamna anfusana wa il-lam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khosirin" (2) 

(Ya Allah , kami telah mendholimi pada diri kami sendiri, jika tidak engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami menjadi orang yang rugi).

Dan dzikir lain yang mungkin juga pernah dibaca (meski jarang):
"La ilaaha illa anta subhaanaka innii kuntuu minadz-dzolimiin" (3).
 Juga:
"Subhaanallah, wal hamdulillah, wa laa ilaaha illallah, wallahu akbar" (4).

Menurut beliau, Khotib, itu semua merupakan beberapa dari dzikir dan doa yang selalu dibaca Nabi Muhammad (sallallaahu alaihi wa sallam - saw), yang merupakan doa memohon ampun yang dipanjatkan oleh nabi Adam (alaihis salam - as) ketika beliau bertobat (1) dan (2), dan doa tobat nabi Yunus as (3) dan dzikirnya (4), ketika beliau berada di dalam perut ikan, setelah beliau meninggalkan dakwahnya pada satu kaum, yakni penduduk negeri Ninawa di Mosul (Irak).

Para ahli sirah nabawiyah meriwayatkan bahwa nabi Adam as selama masa hidupnya hanya melakukan satu kesalahan dan dosa (bersama Hawa), yakni ketika beliau melanggar larangan Allah SWT untuk tidak mendekati pohon khuldi dan memakan buahnya. Satu kesalahan dan pelanggaran yang beliau lakukan hingga menyebabkan beliau terusir dari syurga dan diturunkan ke bumi. Lalu beliau memohon ampun, bertobat.

Menurut riwayat lagi, kata sang khotib, nabi Adam as bertobat selama 100 tahun, sementara nabi Yunus as melafalkan dzikir dan doa tersebut juga untuk waktu yg cukup lama, setelah beliau menyadari kesalahannya telah meninggalkan dakwahnya tanpa persetujuan dari Allah swt..

Nabi Muhammad, menurut riwayat, berdzikir dan memohon ampun dengan membaca masing-masing dzikir dan doa-doa tersebut (disamping dzikir dan doa lainnya) sebanyak 100 x setiap selesai sholat fardhu dan di malam-malam ketika beliau sholat malam.

Itu semua sekedar gambaran betapa sesungguhnya mereka, manusia-manusia biasa yang memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah swt, merasa memerlukan kuantitas dan kualitas selama itu... untuk bertobat. Sebanyak dan selama itulah hingga mereka mendapatkan pengampunan dari Allah dan menerima tobatnya?

Tiba-tiba aku mengukur diri sendiri. Aku yang mungkin dan bisa jadi pasti hampir setiap hari melakukan kesalahan, melanggar larangan Allah, berbuat dosa... Belum pernah rasanya timbul satu perasaan kuat tentang penyesalanku yang terwujud berupa dzikir dan doa mohon ampun dengan jumlah bacaan sebanyak itu... Selama itu... Bahkan kadang aku merasa, bahwa membaca dzikir 3x setiap selesai sholat fardhu, atau 10 kali ketika aku banyak memiliki waktu senggang atau terkadang 33x (ketika tahlilan), itu menurutku sudah pantas dan dan lebih dari cukup untukku berharap dan menganggap bahwa Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahanku, menghapuskan dosa-dosaku, menerima tobatku!

Ahh, seketika aku merasa begitu banyak dosa-dosa dan kesalahan yang mungkin belum terhapuskan dan terampuni dengan kadar keimananku yang seperti saat ini... Sejak aku mulai akil balik hingga di usiaku yang setua ini... Astaghfirullah aladziim...

Semoga Ramadhan ini bisa membawaku kearah kesadaran dan keinginan serta kemauan untuk melakukan apa yang sesungguhnya selama ini aku masih banyak kekurangan... berdoa dan bertobat memohon ampunan Allah SWT. Semoga Allah menerima tobatku. Amiin. 

Bertobat dan memohon ampunan Allah SWT

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution