Tentang Bacaan Dzikir, Doa dan Tobat Memohon Ampunan Allah SWT.
Barangkali kita seringkali membaca lafal dzikir setiap selesai sholat
fardhu atau sunnah. Biasanya kita selalu membaca istighfar:
"Astaghfirullah aladzim" (1)
dan satu untaian doa yang mungkin juga sering kita baca, yakni:
"Rabbana zhalamna anfusana wa il-lam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khosirin" (2)
(Ya Allah , kami telah mendholimi pada diri kami sendiri, jika tidak engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami menjadi orang yang rugi).
Dan dzikir lain yang mungkin juga pernah dibaca (meski jarang):
"La ilaaha illa anta subhaanaka innii kuntuu minadz-dzolimiin" (3).
Juga:
"Subhaanallah, wal hamdulillah, wa laa ilaaha illallah, wallahu akbar" (4).
Menurut
beliau, Khotib, itu semua merupakan beberapa dari dzikir dan doa yang
selalu dibaca Nabi Muhammad (sallallaahu alaihi wa sallam - saw), yang
merupakan doa memohon ampun yang dipanjatkan oleh nabi Adam (alaihis
salam - as) ketika beliau bertobat (1) dan (2), dan doa tobat nabi Yunus
as (3) dan dzikirnya (4), ketika beliau berada di dalam perut ikan,
setelah beliau meninggalkan dakwahnya pada satu kaum, yakni penduduk
negeri Ninawa di Mosul (Irak).
Para ahli sirah nabawiyah
meriwayatkan bahwa nabi Adam as selama masa hidupnya hanya melakukan
satu kesalahan dan dosa (bersama Hawa), yakni ketika beliau melanggar
larangan Allah SWT untuk tidak mendekati pohon khuldi dan memakan
buahnya. Satu kesalahan dan pelanggaran yang beliau lakukan hingga
menyebabkan beliau terusir dari syurga dan diturunkan ke bumi. Lalu
beliau memohon ampun, bertobat.
Menurut riwayat lagi, kata
sang khotib, nabi Adam as bertobat selama 100 tahun, sementara nabi
Yunus as melafalkan dzikir dan doa tersebut juga untuk waktu yg cukup
lama, setelah beliau menyadari kesalahannya telah meninggalkan dakwahnya
tanpa persetujuan dari Allah swt..
Nabi Muhammad, menurut
riwayat, berdzikir dan memohon ampun dengan membaca masing-masing
dzikir dan doa-doa tersebut (disamping dzikir dan doa lainnya) sebanyak
100 x setiap selesai sholat fardhu dan di malam-malam ketika beliau
sholat malam.
Itu semua sekedar gambaran betapa
sesungguhnya mereka, manusia-manusia biasa yang memiliki kedudukan
istimewa di sisi Allah swt, merasa memerlukan kuantitas dan kualitas
selama itu... untuk bertobat. Sebanyak dan selama itulah hingga mereka
mendapatkan pengampunan dari Allah dan menerima tobatnya?
Tiba-tiba aku mengukur diri sendiri. Aku yang mungkin dan bisa jadi pasti hampir setiap hari melakukan kesalahan, melanggar larangan Allah, berbuat dosa...
Belum pernah rasanya timbul satu perasaan kuat tentang penyesalanku
yang terwujud berupa dzikir dan doa mohon ampun dengan jumlah bacaan
sebanyak itu... Selama itu... Bahkan kadang aku merasa, bahwa membaca
dzikir 3x setiap selesai sholat fardhu, atau 10 kali ketika aku banyak
memiliki waktu senggang atau terkadang 33x (ketika tahlilan), itu
menurutku sudah pantas dan dan lebih dari cukup untukku berharap dan
menganggap bahwa Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahanku,
menghapuskan dosa-dosaku, menerima tobatku!
Ahh, seketika
aku merasa begitu banyak dosa-dosa dan kesalahan yang mungkin belum
terhapuskan dan terampuni dengan kadar keimananku yang seperti saat
ini... Sejak aku mulai akil balik hingga di usiaku yang setua ini... Astaghfirullah aladziim...
Semoga
Ramadhan ini bisa membawaku kearah kesadaran dan keinginan serta
kemauan untuk melakukan apa yang sesungguhnya selama ini aku masih
banyak kekurangan... berdoa dan bertobat memohon ampunan Allah SWT.
Semoga Allah menerima tobatku. Amiin.
Bertobat dan memohon ampunan Allah SWT
0 komentar:
Posting Komentar