Jumat, 30 Agustus 2013

Waspada Dajjal

Cengkeraman Global Sistem Dajjal

Ada pihak yang bekerja demi keridhaan Al-Masih Ad-Dajjal dan demi menyambut kehadirannya. Usaha pihak tersebut tampaknya sedemikian sistematis sehingga mereka berani mengumumkan sudah kuatnya cengkeraman global mereka atas dunia modern. Inilah yang disebut Ahmad Thomson dengan istilah “Sistem Dajjal”. Sistemnya sudah terbentuk, tinggal menanti keluarnya sang oknum “Si Mata Tunggal” Al-Masih Ad-Dajjal. Begitu muncul dia akan langsung dinobatkan sebagai pucuk pimpinan dari Sistem Dajjal.





Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam menjelaskan bahwa salah satu ciri khas Ad-Dajjal ialah bermata sebelah. Artinya, ia memiliki dua mata namun hanya sebelah yang berfungsi, sedangkan yang sebelahnya lagi cacat. Oleh karenanya di era kepemimpinan kaum kuffar dewasa ini para penguasa global dunia mensosialisasikan sebuah gambar atau logo “mata tunggal” yang diletakkan di atas gambar piramida. Piramida tersebut merepresentasikan apa yang mereka sebut sebagai The New World Order alias Novus Ordo Seclorum alias Sistem Dajjal. Sebuah sistem penuh fitnah yang mereka desain untuk mempersiapkan keluarnya “rabb kaum kafir” yaitu Ad-Dajjal.

Mereka bernafsu menjadikan  segenap umat manusia berada di bawah pengendalian Novus Ordo Seclorum (Tatanan Dunia Baru) atau Sistem Dajjal yang mereka bangun. Sebuah sistem yang berlandaskan “Dajjalic Values” (nilai-nilai Dajjal kafir) yang secara diameteral bertentangan dengan nilai-nilai Rabbani (Allah) dan Nabawi (Ar-Rasul), Dienullah Al-Islam.

Kita yang lahir di zaman modern ini mendapati suatu dunia yang sangat berbeda dengan gambaran dunia di zaman Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam dan para sahabat. Kita meyakini –berdasarkan hadits  bahwa zaman mereka waktu itu merupakan “khairul-qarn” (masa terbaik dari sejarah Ummat Islam).

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُكُمْ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ قَالَ عِمْرَانُ فَمَا أَدْرِي قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ قَوْلِهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ يَكُونُ بَعْدَهُمْ قَوْمٌ يَشْهَدُونَ وَلَا يُسْتَشْهَدُونَ وَيَخُونُونَ وَلَا يُؤْتَمَنُونَ وَيَنْذُرُونَ وَلَا يَفُونَ وَيَظْهَرُ فِيهِمْ السِّمَنُ
 Artinya : Sebaik-baik kalian adalah orang yang hidup pada masaku (periode para Sahabat), kemudian orang-orang pada masa berikutnya (Tabi’in), kemudian orang-orang pada masa berikutnya (Tabi’ut Tabi’in).” ‘Imran berkata; ‘Saya tidak tahu apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan ‘orang-orang sesudah masa beliau’ dua atau tiga kali.’ “Setelah itu akan datang orang-orang yang memberikan kesaksian padahal mereka tidak dimintai kesaksian, mereka berkhianat dan tidak dapat dipercaya, mereka bernadzar namun tidak meIaksanakannya dan diantara mereka tampak gemuk.” [HR Bukhari – shahih]
Di masa generasi terbaik itu, Islam tampil dalam wujud masyarakat yang beribadah secara penuh dan utuh kepada Allah subhaanahu wa ta’aala. Penghambaan kepada Allah berlangsung pada segenap sendi kehidupan. Orang yang menyimpang saat itu memang memilih untuk menyimpang. Ia telah tertipu syetan karena kemauannya sendiri padahal sesungguhnya kebenaran sudah wujud di depan mata.

Kepemimpinan yang adil berdasarkan tuntunan dan petunjuk Allah diawali oleh Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam yang diikuti oleh para sahabat utama yang dijuluki Al-Khulafa Ar-Rasyidin. Sesudah itu muncullah para مُلْكًا عَاضًّا  “raja yang menggigit” namun secara umum masih tetap berkomitmen untuk mengembalikan segenap perselisihan kepada Allah (Al-Qur’an) dan Ar-Rasul (As-Sunnah).

Kepemimpinan yang mengembalikan urusan kepada Allah (Al-Qur’an) dan Ar-Rasul (As-Sunnah) merupakan kepemimpinan “ulil amri minkum” sebagaimana digariskan Allah subhaanahu wa ta’aala. Kepemimpinan ulil amri minkum mengalami penurunan kualitas seiring semakin jauhnya jarak dengan masa generasi terbaik ummat Islam (Nabi dan para sahabat).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
 Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.” [QS. An-Nisa : 59]
Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam menyebutkan bahwa ringkasan sejarah ummat Islam terdiri dari lima babak sampai menjelang datangnya hari Kiamat. Dan dunia modern dewasa ini berada di babak keempat yaitu babak  مُلْكًا جَبْرِيَّا (kepemimpinan para penguasa yang memaksakan kehendak mereka) sekaligus mengabaikan kehendak Allah dan Rasul-Nya. Inilah babak paling kelam dalam sejarah ummat Islam.

تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّا فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ

Artinya : Babak (1) kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu datang babak (2) Kekhalifahan mengikuti pola (Manhaj) Kenabian, selama beberapa masa hingga Allah mengangkatnya, kemudian datang babak (3) Raja-raja yang Menggigit selama beberapa masa hingga Allah mengangkatnya, selanjutnya datang babak (4) Para penguasa  yang memaksakan kehendak (diktator) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, setelah itu akan terulang kembali  babak (5) Kekhalifahan mengikuti pola (Manhaj) Kenabian. Kemudian Rasul shollallahu ‘alahi wa sallam  terdiam.” [HR. Ahmad - shahih]
Di babak keempat inilah Allah taqdirkan ummat Islam menjadi laksana anak-anak ayam kehilangan induk atau anak-anak yatim kehilangan ayah. Tidak ada khalifah seperti pada babak “raja menggigit” atau pemimpin sekaliber “khulafa rasyidin”. Dan tidak ada “Nabi” yang memimpin umat. Tidak ada kepemimpinan ulil amri minkum yang mengembalikan urusan kepada Allah (Al-Qur’an) dan Ar-Rasul (As-Sunnah)  yang dapat umat taati sehingga selamat dunia-akhirat. Para pemimpin di babak keempat  menyesatkan manusia dari jalan yang benar. Para pemimpin di babak keempat zaman modern ini menyerupai sosok thaghut seperti Fir’aun. Seorang pemimpin yang bukan mengajak rakyat yang dipimpinnya menuju keridhaan dan surga Allah subhaanahu wa ta’aala. Malah menjerumuskan mereka menuju murka dan neraka Allah di akhirat kelak.

فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لا يُنْصَرُون
 Artinya : Maka Kami hukumlah Firaun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim. Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.” [QS. Al-Qashshash 40-41]
Sesudah dunia menikmati the Islamic Civilization (pada tiga babak pertama) selama hampir 14 abad, kemudian Allah berkehendak memindahkan tongkat estafet kepemimpinan dunia (global leadership) dari umat Islam kepada masyarakat barat (kaum yahudi dan nasrani) yang tidak berpandukan dienullah Al-Islam. Ummat Islam menghadapi fitnah-fitnah (ujian-ujian) yang sangat berat. Dan berlakulah prediksi Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam yang telah disampaikan di hadapan para sahabat limabelas abad yang lalu:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْشِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّلَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

Artinya : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun kalian pasti akan mengikuti mereka.” Kami bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?” [HR. Muslim – 4822]
Kondisi dimana ummat Islam tidak memiliki pemimpin yang mengajak untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya telah Allah peringatkan di dalam Kitabullah Al-Qur’an. Peringatan tersebut dalam bentuk penyesalan yang sangat mengerikan saat sudah berada di dalam azab Allah subhaanahu wa ta’aala, neraka yang menyala-nyala.

يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ
وَأَطَعْنَا الرَّسُولا وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلا
رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا
Artinya : Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andai kata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul”. Dan mereka berkata: “Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Rabb kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”. [QS. Al-Ahzab 66-68]
Inilah yang mereka sebut sebagai The New World Order alias Novus Ordo Seclorum alias  Sistem Dajjal… Sebuah sistem penuh fitnah yang didesain untuk mempersiapkan keluarnya “rabb kaum kafir” yaitu Ad-Dajjal.

Novus Ordo Seclorum alias Sistem Dajjal merupakan peradaban dunia modern hari ini di bawah kepemimpinan kaum kuffar. Mereka berusaha mewujudkan sebuah Tatanan Dunia Baru menuju One Global Society and Government. Sistem Dajjal bukan bermaksud mengajak masyarakat dunia menuju keridhaan dan surga Allah subhaanahu wa ta’aala. Malah menjerumuskan penduduk dunia menuju murka dan neraka Allah di akhirat kelak.

Sistem Dajjal bermaksud menjadikan penduduk dunia bergantung kepada mereka bukan kepada Rabb langit dan bumi, Allah subhaanahu wa ta’aala.  Dan pada akhirnya Sistem Dajjal mengantarkan manusia untuk menghamba kepada ilah gadungan, Al-Masih Ad-Dajjal, dan bukan menghamba kepada ilah sebenarnya, Allah subhaanahu wa ta’aala. Wa na’udzubillaahi min dzaalika..! (fq/bolehjadikiamatsudahdekat)


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution