HAK DAN KEWAJIBAN SESAMA MUSLIM
Dalam kehidupan ini kita sering lupa bahwa kita tidak memberikan hak
saudara kita sesama muslim. Sering kita tidak menunaikan kewajiban kita
terhadap saudara kita sesama muslim, baik secara sengaja maupun tak
sengaja. Sangat berat bagi sebagian kita untuk mengucapkan salam kepada
muslim yang kita temui.
Sangat berat untuk memberikan sekedar senyum dan
muka yang ramah. Terlalu berat rasanya untuk mendoakan kebaikan untuk
saudara kita, apalagi untuk orang yang kurang baik kepada kita. Sering
kita bakhil dengan nasehat untuk saudara kita, padahal ada diantara
mereka yang memerlukan nasehat dan bimbingan.
Begitu malasnya sebagian
kita untuk mengunjungi dan menghibur kawan atau kerabatnya yang sedang
sakit. Jika ada terjadi kematian, maka orang yang melayat dan
menyelenggarakan jenazahnya sangat sedikit bila dibandingkan jumlah
masyarakat yang ada di daerah itu. Bahkan ada sebagian kita tidak mau
menyediakan waktu untuk menghadiri pesta atau undangan acara yang
diadakan saudaranya sesama muslim.
Sebenarnya kita tidak bisa mengelak dari berbagai hak yang harus kita
berikan kepada saudara kita dan tak bisa lari dari kewajiban dan
tanggungjawab yang harus kita tunaikan. Kalau kita mau membaca dan
merenungkan hadits-hadits Rasulullah Saw, niscaya kita akan termotivasi
untuk melakukannya. Karena setiap perbuatan baik yang kita lakukan itu
akan menjadi simpanan amal bagi kita di akhirat, bahkan sewaktu masih
hidup di dunia pun kita sudah dapat memetik hasil amal kita itu.
Banyak
keutamaan dan faedah yang didapat oleh seorang muslim ketika dia
melakukan setiap kewajibannya terhadap saudaranya. Dalam banyak hadits
disebutkan jketika kita memberikan hak saudara sesama muslim, justru itu
menjadi puncak kebahagiaan hidup seseorang.
Setidaknya ada enam perkara hak dan kewajiban sesama muslim yang
disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya.
“Hak dan kewajiban
seorang muslim terhadap muslim yang lainnya ada enam perkara.
Ditanyakan
kepada Rasulullah:, “Apa yang enam itu, Ya Rasulullah?. Dijawabnya,
“Apabila engkau menemuinya, maka ucapkanlah salam. Apabila engkau
diundang, maka penuhilah undangan itu. Apabila kamu diminta nasehat,
maka nasehatilah dia. Apabila dia bersin dan mengucapkan
‘Alhamdulillah’, maka doakanlah dia. Apabila ada yang sakit, maka
jenguklah dia. Apabila ada yang meninggal, maka ikutilah
penyelenggaraan jenazahnya.” HR. Imam Muslim.
Kewajiban pertama dalam hadits itu adalah mengucapkan salam kepada
muslim yang kita temui. Dalam hadits lain disebutkan bahwa salam itu
diucapkan kepada sesama muslim, baik yang kita kenal atau tidak. Indah
memang, subhanallah, ada suasana persaudaraan yang menonjol jika salam
ini dibudayakan. Lakukanlah dengan ikhlas, dari hati yang tulus, dengan
senyum dan wajah yang ramah. Masya Allah, akan terwujud masyarakat yang
harmonis dan saling menghargai. Saling mendoakan dengan keselamatan,
rahmat dan keberkahan dari Allah untuk kita. Salam yang paling singkat:
Asslamu`alaikum, bisa dijawab dengan yang sama: wa`alaikumussalam, atau
dijawab dengan yang lebih baik dan lebih sempurna: wa`alaikumussalam wa
rahmatullah wa barakatuh.
Dalam hadits lain Rasulullah mengatakan bahwa
menebar salam merupakan salah satu amalan yang bisa menghantarkan kita
ke dalam syurga.
Dalam hadits yang lain disebutkan: “Kamu tidak akan masuk surga
sehingga kamu beriman, kamu tidak beriman, sehingga kamu saling
mencintai. Maukah kamu aku tunjukkan suatu perkara jika kamu
melakukannya, kamu saling mencintai?, tebarkanlah salam di antara kamu.”
HR. Imam Muslim.
Kenapa kita masih berat mengucapkan salam, masihkah kita merasa malu?
Ataukah kita merasa malas mendoakan keselamatan untuk sesama? Ataukah
kita belum mengamalkannya karena belum mengetahui keutamaannya?. Melalui
tulisan ini penulis mengajak pembaca untuk mengamalkan syariat menebar
salam ini, sehingga makna salam yang kita ucapkan itu dapat kita
realisasikan dalam kehidupan kita. Hidup yang selamat, penuh kucuran
rahmat dan kasih sayang Allah dan hidup yang penuh berkah.
Hak dan kewajiban sesama muslim yang kedua adalah memenuhi undangan
pesta atau jamuan. Selama dalam acara pesta itu tidak ada acara-acara
yang dilarang, tidak ada makanan dan minuman yang diharamkan, maka yang
mendapat undangan sangat ditekankan untuk menghadirinya. Kita ingin
menggembirakan dan membahagiakan saudara kita dengan kehadiran kita.
Kita bisa bayangkan, seandainya kita menyiapkan makanan untuk seribu
undangan, dan yang hadir cuma 300 orang. Bagaimana rasanya perasaan,
ketika melihat sedikitnya undangan yang datang dan ketika melihat
makanan sisa untuk 700 orang?. Selayaknyalah kita menghadiri undangan
jamuan saudara kita sesama muslim, jika kita tidak mempunyai uzur yang
syar`i. Dan tentu saja yang diharapkan oleh yang mengundang adalah
keberkahan dan Allah dengan do’anya orang-orang yang hadir. Dan semakin
banyak yang hadir semakin banyak pula keberkahan yang turun.
Yang ketiga adalah menasehati saudara yang meminta nasehat. Janganlah
bakhil dengan kata-kata, barangkali untaian kata-kata nasehat itub
bermanfaat bagi yang menerimanya. Betapa banyak orang yang terkesan
dengan sebuah nasehat yang mereka dengar. Cara pandang hidupnya berobah
kearah yang positif, semangat hidupnya hidup lagi, semangat ibadahnya
tumbuh dan meningkat, etos kerjanya membaik, hubungan dengan keluarga
semakin mesra dan sederetan pengaruh baik yang didapat setelah
mendapatkan nasehat dari saudaranya. Di samping orang yang meminta
nasehat, ada orang yang perlu dinasehati karena kondisi dia memerlukan
nasehat.Orang yang seperti ini juga perlu perhatian dan nasehat.
Yang keempat adalah mendoakan orang yang bersin ketika dia mengucapkan
Alhamdulillah dengan doa: ”Yarhamukallahu (semoga Allah merahmatimu).
Setelah itu orang yang bersin itu balik berdoa:
Yahdikumullahu wa yushlihu balakum (semoga Allah menunjukimu dan
memperbaiki kondisimu). Ini perlu kita biasakan dan kita ajarkan kepada
generasi penerus.
Hak dan kewajiban sesama muslim yang kelima adalah
mengunjungi orang sakit.
Hak dan kewajiban ini akan lebih besar lagi
ketika yang sakit itu teman atau kerabat. Kehadiran seorang saudara
menjadi penghibur bagi yang sakit. Kata-kata nasehat dan motivasi sangat
diharapkan untuk yang sakit. Sering kita melupakan doa untuk yang
sakit, padahal doa ini sangat dibutuhkan. Rasulullah Saw selalu
mendoakan orang sakit yang dikunjunginya. “La ba’sa Thohur, Insya
Allah”. (Tidak apa-ap, membersihkan, Insya Allah). Selayaknya kita
menghafal doa-doa untuk yang sakit yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Hak yang keenam ialah bila ada yang meninggal, menghadiri dan
menyolatkan jenazahnya. Ini barangkali adalah kesempatan terakhir kita
berbuat kebaikan padanya semasa di dunia.
0 komentar:
Posting Komentar