Senin, 26 Agustus 2013

Catatan Amal kita

Renungan Catatan Amal Akhir Tahun

Waktu terus berjalan dengan bergantinya siang dan malam. Seakan-akan tak begitu terasa, ternyata beberapa hari lagi kita akan bertemu dengan tahun baru Hijriah dan tahun baru Masehi. Mungkin saja kita sudah berada di tahun baru itu. Artinya usia biologis kita terus bertambah, namun usia kehidupan kita semakin dekat dengan Allah SWT.

 
Akhir umur manusia adalah rahasia Allah SWT. Kita tidak tahu kapan harus menghadap Allah SWT. Akan tetapi kita mengimani bahwa setiap jiwa akan merasakan kematian. Kita juga memahami bahwa batas usia kita sudah ditentukan Allah SWT. Tetkala kita berusia empat bulan dan atau empat puluh hari di rahim ibu-ibu kita. “Sesungguhnya malaikat akan mendatangi nuthfah yang telah menetap dalam rahim selama empat puluh atau empat puluh lima malam seraya berkata; ‘Ya Tuhanku, apakah nantinya ia ini sengsara atau bahagia?‘ Maka ditetapkanlah (salah satu dari) keduanya. Kemudian malaikat itu bertanya lagi; ‘Ya Tuhanku, apakah nanti ia ini laki-laki ataukah perempuan? ‘ Maka ditetapkanlah antara salah satu dari keduanya, ditetapkan pula amalnya, umurnya, ajalnya, dan rezekinya. Setelah itu catatan ketetapan itu dilipat tanpa ditambah ataupun dikurangi lagi.” H.R. Muslim. Meskipun Rasulullah SAW bersabda: “Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Umur umatku antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun, dan sedikit diantara mereka yang melebihi itu.” Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib.

Hadits ini menggambarkan bahwa umumnya usia ummat Muhammad SAW antara 60-an dan 70-an dan sedikit yang melebihi 70 tahun. Karena dalam realitas kehidupan kita, tidak sedikit manusia yang menghadap Allah SWT pada usia muda.

Umur atau usia manusia bukan berorientasi pada pendek dan panjangnya hidup. Akan tetapi beroreantasi pada keberkahan selama menjalani kehidupan. Dan nilai manusia bukan diukur dan dilihat dari sisi fisiknya, akan tetapi sejauh mana mereka menghabiskan waktu hidup untuk menghimpun amal-amal shaleh dan bagaimana mereka mendayagunakan potensi dirinya untuk beribadah kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta benda kalian, tetapi Dia hanya memandang kepada amal dan hati kalian.” H.R. Imam Ibnu Majah dari Sahabat Abu Hurairah r.a.

Hidup ini bersifat “given” (pemberian) dari Allah SWT. Tiada seorangpun dari kita yang menginginkan lahir di dunia ini. Semua terjadi atas kehendak Allah SWT dengan hanya mengatakan : “jadilah”, maka semua akan terjadi. Oleh karenanya, visi dan misi kehidupan sudah ditentukan dan digariskan Allah SWT. Yaitu hanya untuk beribadah kepadanya. Coba kita perhatikan ayat di bawah ini: “ dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada- Ku.” QS 51:56. “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” QS 6:162

Oleh karenanya, manusia harus menyadari kembali tentang tujuan hidupnya. Agar berjalan sesuai yang dikehendaki Allah SWT. Apalagi sebagai manusia muslim harus selalu berpegan teguh pada Al-Quran dan As-sunnah. Agar tidak sesat dalam lautan kehidupannya. Harus memiliki komitment untuk melaksanakan nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan Islam dalam seluruh ruang kehidupannya.

Renungan Catatan Amal kita

Seiring dengan berjalannya waktu dan bergantinya tahun, kita pasti bisa mengingat apa yang pernah terjadi selama setahun kemarin dalam lembaran kehidupan kita. Apakah tinta emas yang kita sempat goreskan dalam kanvas kehidupan atau noda-noda hitam yang telah mewarnai kanvas tersebut. Kita telah mencatat itu semua dalam buku ingatan amal. Kalaupun kita tidak mencatatnya atau lupa, dan atau tidak mampu mengingatnya, semua amal itu sudah pasti tercatat dalam buku catatan Roqib dan ‘Atid. Dan akhirnya semua kita akan menemukan amal-amal itu dan balasan yang setimpal dari perbuatan dan amal tersebut. Allah berfirman: “dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis.” QS 54 (al-Qamar): 52-53.

“tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.” QS 50 (Qoof):18.

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar arrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.” QS 99:7-8.

Muhasabah Diri

Untuk merencanakan kembali program dan kegiatan di tahun yang akan datang, pastinya kita perlu mengevaluasi atau melakukan muhasabah terhadap capaian semua target yang kita rencanakan dan yang kita inginkan pada tahun sebelumnya. Sehingga kita bisa memilih dan memilah kembali seluruh kegiatan atau amal yang telah terjadi dalam kehidupan kita. Kita bisa mengukur tingkat keberhasilan perencanaan yang berkaitan pada diri kita, yang focus pada keluarga, masyarakat dan bangsa.

Dengan muhsabah atau melakukan evaluasi, membantu kita dalam merumuskan kembali target dalam kehidupan. Mana saja kegiatan yang perlu kita pertahankan dan perlu diupgrade (ditingkatkan) agar lebik baik dan lebih mendekati tujuan atau target yang kita inginkan. Dan begitu juga, kegiatan-kegiatan yang harus kita hindari karena termasuk factor yang menghambat dan menjadi kendala dalam menggapai cita-cita atau kesuksesan hidup.

Tentang urgensinya melakukan evaluasi dan muhasabah terhadap amal-amal yang berlalu dan untuk perbaikan di masa yang akan datang, Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS (Al-Hasyr) 59:18

Rasulullah SAW bersabda:

“Dari Syaddad bin Aus dari Nabi SAW beliau bersabda: “Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan kepada Allah.” H.R. Imam At-Tirmidzi, Dia berkata: Hadits ini hasan.

Umar bin Al-Khottab r.a. berkata: Dan telah diriwayatkan dari Umar bin Al Khottob dia berkata: hisablah (hitunglah) diri kalian sebelum kalian dihitung dan persiapkanlah untuk hari semua dihadapkan (kepada Rabb Yang Maha Agung), hisab (perhitungan) akan ringan pada hari kiamat bagi orang yang selalu menghisab dirinya ketika di dunia.”

Maka dalam pergantian tahun ini, saat yang tepat untuk melakukan evaluasi dalam rangka perbaikan di masa yang akan datang. Baik masa depan dalam kehidupan dunia maupun masa depan yang berkaitan dengan kehidupan akhirat.

Berjanjilah Melakukan Perbaikan

Sebagai seorang muslim yang memahami makna kehidupan dan arah tujuan yang telah digariskan Allah SWT dalam Kitab-Nya dan lewat lisan Rasul-Nya, harus menjadikan setiap pergantian tahun sebagai sarana perubahan, perbaikan dan peningkatan amal ibadah. Dan berjanji kembali kepada dirinya untuk melakukan peningkatan amal-amal kebaikan yang pernah dilakukan dan berjanji untuk meninggalkan dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang tidak baik dan yang dilarang Islam. Agar senantiasa menjadi model muslim ideal dan mempesona. Mempesona dengan nilai-nilai keimanan dan keislaman yang terapatri dalam jiwa dan dirinya. Perubahan dan perbaikan ini harus dimulai dari diri kita, dengan menguatkan keimanan, amal ibadah dan pesona akhlak. Keimanan yang mampu melahirkan energy positif yang mampu mengontrol dan mengendalikan setiap langkah, ucapan dan tindakan. Keimanan yang melahirkan pemahaman yang mampu menjadi “furqon” (pembeda) antara yang haq dan batil, dan yang baik dan buruk. Dan keimanan yang jauh dari kekufuran, kesyirikan dan kemunafikan.

Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan[607]. dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar.” QS 8: 29

Amal ibadah yang mengokohkan tiangtiang agama dalam dirinya dan menguatkan citra dirinya sebagai muslim. Amal ibadah yang memancarkan pesona nilai islam dalam ruang kehidupannya. Dan yang melahirkan cahaya akhlak dalam seluruh dimensi kehidupannya. Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, ruku’- lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” QS 22;77

Ketika kita semua mampu mempertahankan amal shaleh dalam kehidupan yang fana, maka kita termasuk orang-orang yang sukses menghadapi ujian penciptaan kita QS 67:2, akan mendapatkan “hayaatan thoyyibatan” (kehidupn yang baik) QS 16:9, menjadi sebaik- baik manusia dan menjadi factor turunnya keberkahan langit dan bumi. Perhatikan ayat di bawah ini: “Jikalau Sekiranya penduduk negerinegeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” QS 7:96


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution