Biarkan Anak Anda Menikah
Terkadang anda
harus menuruti keinginan anak anda tentang siapa yang ingin dinikahinya. Karena
ini adalah hak mereka. Anda bisa menuntun dan berdiskusi dengan anak anda. Tapi
percayalah pada saya, anda harus memberikan hak mereka. Meskipun yang anak anda
ingin nikahi adalah orang yang anda anggap tidak ideal, biarkanlah mereka
menikah. Karena terkadang apabila anda tetap bersikukuh tidak memperbolehkan
mereka menikah, sesuatu yang lebih buruk dapat terjadi.
Sayangnya, aku
tahu banyak orangtua yang tidak ingin putri mereka menikahi lelaki pilihan
putri mereka. Biarkan putri anda melakukan kesalahan. Mungkin setelah beberapa
lama mereka akan bercerai, namun putri anda tetap mencintai anda. Setelahnya
anda dapat menuntun kembali putri anda dengan cinta. Anda dapat mengatakan “Putriku,
bukankah kami sudah memberitahumu? Kamu membuat kesalahan namun kamu telah
kembali pada kami. Kami masih tetap mencintaimu dan kami masih menganggapmu
sebagai putri kami.” Maka putrimu akan berkata “Ayah, aku mencintaimu selamanya
karena telah berada di sisiku dan mengurusku.”
Hal ini lebih
baik daripada anda berkata padanya “Jangan pernah menikahi lelaki itu!” dan
putri anda menjadi seseorang yang anda benci, putri anda juga membenci anda,
dan menjadi depresi. Betapa banyak orang-orang yang menjadi depresi ketika
mereka tidak bisa menikahi orang yang mereka inginkan.
Dan ini salah
kita. Kita mengirim mereka ke sekolah umum, kita tidak menyuruh mereka
berpakaian dengan benar sejak mereka kecil, jadi ketika mereka dewasa, mereka
tidak ingin berpakaian dengan benar. Kitalah yang membiarkan mereka di depan
televisi menonton hal-hal yang tidak pantas, dan sebagainya. Dan kemudian kita
masih saja mengharapkan putri kita untuk memilih pasangan hidup yang baik dan
Islami. Siapa yang munafik disini? Ayah sebagai kepala keluargalah yang munafik.
Kenapa anda membiarkan putri anda untuk melakukan apa saja?
Jadi
saudara/saudari, ini tidak adil. Apakah anda tahu bahwa ketika seorang anak terlahir,
Allah memberi anda hampir 100% kendali atas anak itu. Anda yang memberi pakaian
anak anda, anda yang memberinya nama, anda yang memutuskan kapan memandikan
anak itu, apa yang akan dia makan. Jadi jangan berkata “Aku tidak punya kendali
atas anakku.” Allah s.w.t sudah memberi anda kendali penuh ketika anak anda
terlahir.
Kenapa saat itu
anda tidak memakaian anak anda dengan pakaian yang benar, anda tidak mengajarkannya
shalat, tidak memperdengarkan bacaan Quran padanya? Dan perlahan-lahan anak itu
tumbuh. Satu demi satu, kendali anda terhadap anak anda pun hilang.
Ketika anak anda
masih bayi, anda bisa memberikan anak itu mobil-mobilan. Anak anda akan
memainkan mobil-mobilan itu, tersenyum dan tertawa bersama anda. Biarkan anak
anda tumbuh sampai umur 8 tahun. Berikan mereka mobil-mobilan dan mereka akan
melemparnya ke muka anda. “Ayah, apakah anda mempermainkanku? Aku butuh sebuah
iPhone”, katanya.
Jadi hingga
tahap tertentu, anda punya kendali atas anak anda. Apa yang anda lakukan ketika
anda pegang kendali atas anak anda? Apakah anda memberikan pelajaran akhlaq pada
anak anda? Inilah mengapa anda harus membimbingnya sejak awal. Karena kita akan
kehilangan kendali atas anak-anak kita. Anda bisa memakaikan baju pada anak
anda seperti yang anda mau ketika dia berumur 2 atau 3 tahun. Jika pakaian yang
anda berikan padanya tidak baik, maka ketika dia tumbuh sekitar umur 8 atau 9
tahun, dia akan berkata “Ayah, aku tidak mau pakaian ini. Ayah membuatku
terlihat seperti orang-orang di tahun 1960. Aku butuh pakaian modis dengan
merek terkenal!”
Semoga Allah
s.w.t memberikan kita kemudahan dan kebaikan. Saudara/saudariku, jangan
salahkan Allah s.w.t atas kegagalan kita. Semoga Allah s.w.t memberikan kita
kesuksesan.
Jadi inilah
mengapa terkadang kita harus menyesuaikan diri. Bagaimana mungkin kita bisa
membuat anak kita hidup bahagia sedangkan kita tidak mengizinkan mereka untuk
menikahi orang yang mereka inginkan, kita malah menikahi mereka dengan orang
yang tidak mereka sukai.
Tampaknya aku
membicarakan sesuatu yang tidak ideal disini. Secara idealnya, orangtua dari si
anak, saudara-saudara, atau kerabatnya harus mencarikannya calon pasangan. Jadi
ketika mereka melihat suami yang potensial bagi putri atau saudari mereka,
mereka harus mendekati pria itu atau keluarganya, dan mereka harus berbicara
kepada putri/saudari mereka tentang hal ini. Katakanlah “Kami mengetahui fulan bin
fulan, kami mencoba untuk mengenalimu padanya.” Lalu biarkan keduanya bertemu dalam
batasan-batasan syariah.
Dan jika mereka
ingin melanjutkan ke jenjang pernikahan, maka berikan mereka fasilitas. Ini
adalah tanggung jawab anda sebagai orangtua. Itulah idealnya. Dan jika putri
anda berkata “Aku tidak mau menikahinya”, jangan marah. Putri anda punya hak.
Diharamkan dalam Islam untuk memaksakan putri anda menikahi orang yang anda
inginkan, sedangkan putri anda tidak mau. Bahkan ini adalah dosa besar.
Pada zaman
Rasulullah s.a.w juga ada wanita-wanita Muslim yang berkata “Aku tidak ingin
menikahi pria ini” dan keluarga mereka tidak memaksanya menikahinya. Semoga
Allah s.w.t memberikan kita kebaikan.
Aamiin.
http://lampuislam.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar