“Hati-Hati Terhadap Kebaikan Allah, Sementara Engkau Bermaksiat KepadaNya”
‘Takutlah bila kebaikan Allah selalu engkau dapatkan sementara engkau tetap berbuat maksiat kepadaNya. Karena perlahan-lahan itu akan menghancurkanmu.’
“Dan orang-orang yang mendustakan aya-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.” [QS Al A'raf Ayat 182]
Begitu banyaknya manusia-manusia yang bersenang-senang dengan harta
bendanya. Segala yang diusahakannya lancar, seakan-akan apa saja yang
dipegangnya bisa menjadi emas. Keluarga-keluarga mereka terlihat
bahagia.
Apabila kita melihat sisi lain dari kehidupannya, mereka adalah
pejabat-pejabat negara yang memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan
usahanya, pengusaha-pengusaha yang menghalalkan segala cara untuk
kepentingan bisnisnya, atau orang-orang yang tidak melakukan
anjuran-anjuran dan melakukan larangan-larangan yang telah ditetapkan
Allah.
Sholat mereka lakukan bila mereka memang ingin sholat, mereka lebih
mendahulukan urusan-urusan pribadinya daripada amalan-amalan agama. Naik
haji, umroh dan sedekah bagi mereka hanya sekedar untuk menjaga nama di
masyarakat.
Bila hal-hal demikian dialami, selalu mendapatkan kebaikan sementara
melakukan berbagai maksiat, maka berhati-hatilah, karena hal itu tanpa
disadari menimbulkan pemikiran bahwa tanpa melakukan amalan-amalan
agamapun hidup bisa bahagia, hingga membuat semakin jauh dariNya. (by.filsafat.kompasiana)
0 komentar:
Posting Komentar