Senin, 25 Maret 2013

Titipan Dari Allah Itu Amanah

AMANAH YANG PERLU DIJAGA DENGAN BAIK
Allah berfirman yang bermaksud:
 
"Wahai Tuhan kami yang memiliki Kerajaan (kekuasaan). Engkau beri Kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki, Engkau cabut Kerajaan daripada  siapa yang Engkau kehendaki. Dan Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki. Dan Engkau hinakan siapa Engkau kehendaki. Di tanganMulah berada segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala-galanya." (Q.S.Ali-Imran:26)

 
Berdasarkan firman Allah tersebut nyatalah kepada kita bahwa Kerajaan ataupun Kemuliaan yang kita mililiki itu amanah yang dititipkan oleh Allah s.w.t. kepada kita. Perlulah amanah itu dijaga dengan baik dan digunakan mengikut perintah yang punya (Allah s.w.t.). Jika kita tidak pandai menjaganya ataupun menggunakannya mengikut hawa nafsu kita, tidaklah perlu dikesalkan bila ia diambil  kembali oleh yang Empunya. Demikian pula kekayaan adalah milik Allah s.w.t. yang dipinjamkannya kepada hambanya manusia.

Jika titipan dari Allah itu tak pandai kita jaga dengan baik, tak  perlulah kita bersedih hati bila kekayaanitu diambil kembali oleh yang  Empunya. 
 
Jika kita mau memperhatikan sejarah Kerajaaan-Kerajaan ataupun  sejarah mereka yang memiliki kekuasaan  semenjak dahulu kala hingga kini,  adalah menjadi saksi atas kebenaran dari Peringatan  Allah s.w.t.ini.
 
Manusia ketika dilahirkan kedunia ini, dalam keadaan lemah, tidak  berdaya, telanjang bulat, tidak memiliki apa-apa. Kita bergantung hidup kepada yang lain sehingga dewasa. Setelah memperoleh sesuatu kedudukan penting, sama ada menjadi Raja, Presiden, Menteri ataupun telah menjadi kaya raya, maka dapatlah kita saksikan diantara manusia, ada yang sadar dan adapula yang lupa kepada yang yang Maha Kuasa yang telah meminjamkan kerajaan ataupun kemuliaan itu kepadanya. 
 
Mereka yang sadar dan insaf bahwa kekuasaan dan kemuliaan yang ada itu kepunyaan Allah s.w.t. yang merupakan amanah Allah s.w.t. yang perlu dimanfaatkan ke jalan yang diredhainya seperti untuk membela rakyat yang lemah ekonominya sepeerti fakir miskin dan yatim piatu. Menyediakan makanan, pakaian, pendidikan yang mencukupi untuk seluruh rakyatnya, dengan tidak membeda-bedakan asal usul mereka. Kerajaan atau pemerintah yang baik, tidak zalim atau adil akan dikasihi Allah s.w.t. dan Rasulnya dan juga oleh seluruh Rakyatnya.
 
Akan tetapi ada juga manusia yang lupa diri dan lupa kepada yang Maha Kuasa (Allah s.w.t.) dan lupa kedudukan yang dimilikinya itu adalah hanya pinjaman dari Allah s.w.t. melalui pelantikan ataupun  pemilihan. Ada manusia bila telah mencapai tempat yang tinggi  lupa diri dan melakukan berbagai kezaliman dan penganiaayaan terhadap Rakyatnya. Ketika ia masih berkuasa, kita lihat manusia disekitanya memuja dan memujinya, tidak ada yang berani mengatakan tidak, semuanya yes, meskipun tidak betul. 
 
Oleh karena terlalu ramai orang yang memujanya, tidak ada yang berani mengatakan `no' ataupun tidak, maka sang penguasa itu merasa dirinya selalu betul. Apa lagi orang-orang disekelilingnya selalu melaporkan hal-hal yang baik-baik saja. Jika  rakyat itu, kecil ataupun lemah, mereka tidak dapat menyampaikan langsung keluhan mereka kepada sang Penguasa itu, disebabkan orang-orang di sekelilingnya ataupun hamba abdinya selalu menghalanginya sehingga suara mereka yang lemah itu tidak ada yang memperdulikannya.
 
Untuk sementara waktu sang Penguasa merasa dirinya selamat, atas  kesombongan dan keangkohannya itu. Akan tetapi bila tiba saatnya Allah s.w.t. mencabut kembali amanah tadi, maka ketika itu turunlah sang Penguasa itu dari tahta Kerajaan dengan hina dina. Ketika itu hamba abdi disekelingnya, yang biasa suka memuja dan memuji dan membenarkan segala apa yang dikatakan oleh sang Raja ataupun sang Peresiden, ataupun apapun nama yang diberikan, telah melarikan diri dari sekeliling sang Raja dan Peresiden tadi, sehingga tinggallah ia keseorangan, tidak ada lagi pengampu-pengampu, yang ada hanya orang yang menghina dan mencaci makinya, dan ingin menghancurkannya.
 
Oleh karena itu perlulah kita menginsapi bahwa segala apa yang kita  miliki didunia ini, apakah ia kekuasaan, kemuliaan, kekayaan, dan sebagainya adalah amanah dari Allah s.w.t. yang perlu dijaga dengan baik dan digunakan pada jalan yang diredhainya. Kita adalah hambaNya dimana, disatu masa nanti mau tidak mau, suka ataupun tidak suka, segala apa yang kita miliki itu akan kita tinggalkan. Boleh jadi dengan diambil kembali ketika kita masih hidup, ataupun  terpaksa kita tinggalkan karena kematian. 
 
Mereka yang sadar akan menjaga amanah dari Allah s.w.t. dengan sebaik-baiknya dan menggunakannya dengan sebaik-baiknya pula. Mereka tidak sombong, dan tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah untuk sementara waktu saja, yang kekal hanya Allah s.w.t. Orang yang seperti ini akan bekerja dengan bersungguh-sungguh mengabdikan dirinya kepada Ilahi dan senantiasa mengharapkan keredhaan-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution