AMANAH
YANG PERLU DIJAGA DENGAN BAIK
Allah berfirman yang bermaksud:
"Wahai
Tuhan kami yang memiliki Kerajaan (kekuasaan). Engkau beri Kerajaan kepada
siapa yang Engkau kehendaki, Engkau cabut Kerajaan daripada siapa
yang Engkau kehendaki. Dan Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki.
Dan Engkau hinakan siapa Engkau kehendaki. Di tanganMulah berada segala
kebaikan. Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala-galanya." (Q.S.Ali-Imran:26)
Berdasarkan firman Allah
tersebut nyatalah kepada kita bahwa Kerajaan ataupun Kemuliaan yang kita
mililiki itu amanah yang dititipkan oleh Allah s.w.t. kepada kita. Perlulah
amanah itu dijaga dengan baik dan digunakan mengikut perintah yang punya
(Allah s.w.t.). Jika kita tidak pandai menjaganya ataupun menggunakannya
mengikut hawa nafsu kita, tidaklah perlu dikesalkan bila ia diambil
kembali oleh yang Empunya.
Demikian pula kekayaan adalah milik
Allah s.w.t. yang dipinjamkannya
kepada hambanya manusia.
Jika titipan dari Allah itu tak pandai kita jaga dengan baik, tak perlulah kita bersedih hati bila kekayaanitu diambil kembali oleh yang Empunya.
Jika kita mau memperhatikan
sejarah Kerajaaan-Kerajaan ataupun
sejarah mereka yang memiliki
kekuasaan semenjak dahulu kala hingga kini, adalah menjadi
saksi atas kebenaran dari Peringatan
Allah s.w.t.ini.
Manusia ketika dilahirkan
kedunia ini, dalam keadaan lemah, tidak
berdaya, telanjang bulat,
tidak memiliki apa-apa. Kita bergantung hidup kepada yang lain sehingga
dewasa. Setelah memperoleh sesuatu kedudukan penting, sama ada menjadi
Raja, Presiden, Menteri ataupun telah menjadi kaya raya, maka dapatlah
kita saksikan diantara manusia, ada yang sadar dan adapula yang lupa kepada
yang yang Maha Kuasa yang telah meminjamkan kerajaan ataupun kemuliaan
itu kepadanya.
Mereka yang sadar dan insaf
bahwa kekuasaan dan kemuliaan yang ada itu kepunyaan Allah s.w.t. yang
merupakan amanah Allah s.w.t. yang perlu dimanfaatkan ke jalan yang diredhainya
seperti untuk membela rakyat yang lemah ekonominya sepeerti fakir miskin
dan yatim piatu. Menyediakan makanan, pakaian, pendidikan yang mencukupi
untuk seluruh rakyatnya, dengan tidak membeda-bedakan asal usul mereka.
Kerajaan atau pemerintah yang baik, tidak zalim atau adil akan dikasihi
Allah s.w.t. dan Rasulnya dan juga oleh seluruh Rakyatnya.
Akan tetapi ada juga manusia
yang lupa diri dan lupa kepada yang Maha Kuasa (Allah s.w.t.) dan lupa
kedudukan yang dimilikinya itu adalah hanya pinjaman dari Allah s.w.t.
melalui pelantikan ataupun
pemilihan. Ada manusia bila
telah mencapai tempat yang tinggi
lupa diri dan melakukan
berbagai kezaliman dan penganiaayaan terhadap Rakyatnya. Ketika ia masih
berkuasa, kita lihat manusia disekitanya memuja dan memujinya, tidak ada
yang berani mengatakan tidak, semuanya yes, meskipun tidak betul.
Oleh karena terlalu ramai
orang yang memujanya, tidak ada yang berani mengatakan `no' ataupun tidak,
maka sang penguasa itu merasa dirinya selalu betul. Apa lagi orang-orang
disekelilingnya selalu melaporkan hal-hal yang baik-baik saja. Jika
rakyat itu, kecil ataupun lemah, mereka tidak dapat menyampaikan langsung
keluhan mereka kepada sang Penguasa itu, disebabkan orang-orang di sekelilingnya
ataupun hamba abdinya selalu menghalanginya sehingga suara mereka yang
lemah itu tidak ada yang memperdulikannya.
Untuk sementara waktu sang
Penguasa merasa dirinya selamat, atas
kesombongan dan keangkohannya
itu. Akan tetapi bila tiba saatnya Allah s.w.t. mencabut kembali amanah
tadi, maka ketika itu turunlah sang Penguasa itu dari tahta Kerajaan dengan
hina dina. Ketika itu hamba abdi disekelingnya, yang biasa suka memuja
dan memuji dan membenarkan segala apa yang dikatakan oleh sang Raja ataupun
sang Peresiden, ataupun apapun nama yang diberikan, telah melarikan diri
dari sekeliling sang Raja dan Peresiden tadi, sehingga tinggallah ia keseorangan,
tidak ada lagi pengampu-pengampu, yang ada hanya orang yang menghina dan
mencaci makinya, dan ingin menghancurkannya.
Oleh karena itu perlulah
kita menginsapi bahwa segala apa yang kita
miliki didunia ini, apakah
ia kekuasaan, kemuliaan, kekayaan, dan sebagainya adalah amanah dari Allah
s.w.t. yang perlu dijaga dengan baik dan digunakan pada jalan yang diredhainya.
Kita adalah hambaNya dimana, disatu masa nanti mau tidak mau, suka ataupun
tidak suka, segala apa yang kita miliki itu akan kita tinggalkan. Boleh
jadi dengan diambil kembali ketika kita masih hidup, ataupun
terpaksa kita tinggalkan
karena kematian.
Mereka yang sadar akan menjaga
amanah dari Allah s.w.t. dengan sebaik-baiknya dan menggunakannya
dengan sebaik-baiknya pula. Mereka tidak sombong, dan tahu bahwa hidup
di dunia ini hanyalah untuk sementara waktu saja,
yang kekal hanya Allah s.w.t. Orang yang seperti ini akan bekerja
dengan bersungguh-sungguh mengabdikan dirinya kepada Ilahi dan senantiasa
mengharapkan keredhaan-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar