Subhanallah .....
Begitu berat penderitaan seorang ibu. Ketika sang buah hati lahir ke dunia, tentu disambut dengan suka cita. Tangis haru bahagia seakan menghapus rasa sakit selama proses kehamilan dan proses kelahiran.
Sungguh Allah Subhanahu Wata’ala adil. Do’a harapan tercurahkan semoga menjadi anak yang berbakti dan berguna pada agama, orang tua, keluarga dan masyarakat. Hari-hari selanjutnya adalah menunaikan amanah yaitu membesarkan sang anak.
Kurang tidur, kurang istirahat, telat makan adalah hal sering harus dilalui seorang ibu. Letih fisik dan psikis adalah hal yang biasa.
Belum lagi bila sang anak sakit, ibu dengan ikhlas tidak tidur semalaman untuk menjaga sang anak. Tanpa mengharap pamrih, semua itu dilakukan agar sang anak tenang dan bahagia. Ibaratnya, ibu rela sakit untuk menggantikan rasa sakit sang anak.
Mendidik anak juga menjadi kewajiban ibu, di mana mendidik anak dimulai dari dalam kandungan sampai sang anak dewasa. Bisa dikatakan rumah dan ibu adalah sekolah dan guru pertama bagi anak.
Ya, ibu adalah guru utama dan pertama bagi anak-anak. Pelajaran yang dapat diperoleh secara gratis tanpa ‘ biaya’ apapun.
Belajar makan, belajar jalan, belajar memakai baju dan sebagainya. Apapun pertanyaan yang terlontar dari sang anak, sang ibu akan berusaha mencari jawaban terbaik.
Dapat dikatakan ibu harus dapat berperan dengan berbagai macam karakter yang semua harus diperankan dengan baik.
Kehebatan seorang ibu bukan hanya dalam hal membesarkan anak. Mengurus, suami, rumah tangga dan segala pekerjaan ‘rumah’ yang harus diselesaikan dengan baik. Semua itu dilakukan mulai dari bangun tidur sampai akan tidur kembali, begitu setiap hari.
Jika tidak dilakukan dengan ikhlas tentunya semua pekerjaan tersebut tidak akan terselesaikan dengan baik. Sungguh berat tanggung jawab seorang ibu yang mungkin kita tidak menyadarinya.
Kemuliaan seorang ibu tertuang dalam sebuah kisah dari sahabat Abu Hurairah radiyalhu ‘anhu. Beliau berkata:
Datang seorang laki-laki kepada Rasulullah, kemudian dia bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak untuk kuperlakukan dengan baik?”
Beliau bersabda, “Ibumu”, Orang tersebut bertanya lagi ”Kemudian siapa?”. Beliau bersabda, ”Ibumu”. Orang tersebut bertanya lagi, ”kemudian siapa?” Beliau bersabda, ”Ibumu”. Orang tersebut bertanya lagi, ”kemudian siapa?”. Beliau bersabda, ”Bapakmu.” [HR Bukhari dan Muslim]
Semoga bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar