Kisah Si Anjing Kecil
Seekor anak anjing yang kecil mungil sedang berjalan-jalan di ladang
pemiliknya. Ketika dia mendekati kandang kuda, dia mendengar binatang
besar itu memanggil dirinya.
Kuda : “Hai anjing kecil, kamu pasti masih baru disini ya? Cepat atau
lambat kamu akan mengetahui, bahwa sebenarnya pemilik ladang ini sangat
mencintai saya lebih daripada binatang lainnya. Itu karena, saya bisa
mengangkut banyak barang untuknya. Dan menurut saya, binatang sekecil
kamu, tidak akan memiliki nilai sedikitpun baginya”. Kata si kuda dengan
wajah sinis.
Lalu, anjing kecil itupun menundukkan kepalanya dan segera pergi
dengan hati yang iba. Sesaat kemudian, dari kandang sebelah, ia
mendengar suara seekor sapi.
Sapi : “Anjing kecil! Tahukah kamu, bahwa saya adalah binatang yang
paling terhormat disini. Karena Istri pemilik ladang ini membuat mentega
dan keju dari susu saya. Huh, kamu tentu tidak berguna bagi keluarga
disini”, ucap si sapi.
Kesedihannya belum mereda, lalu anjing kecil itu pun mendengar teriakan seekor domba yang mengatakan sesuatu kepada si Sapi.
Domba : “Hai Sapi, kedudukanmu tidak lebih tinggi dari saya! Karena
sayalah yang memberikan mantel bulu kepada pemilik ladang ini, maka dari
itu saya juga telah memberikan mantel bulu sebagai penghangat ketika
dingin terasa menusuk tulang kepada pemilik ladang ini. Tapi..,
omonganmu tadi pada si anjing kecil itu ada benarnya juga. Karena dia
memang sama sekali tidak ada manfaatnya disini!”.
Satu per satu, binatang lainpun ikut meledek anjing kecil itu. Sambil
menceritakan betapa tingginya kedudukan mereka di ladang tersebut, ayam
pun berkata bagaimana ia telah memberikan telur. Kucing pun bangga,
karena ia telah memusnahkan tikus-tikus pengerat di ladang itu. Dan,
semua binatang sepakat, bahwa si anjing kecil itu adalah makhluk yang
benar-benar tidak berguna, karena setiap binatang sanggup memberikan
kontribusi kepada pemilik ladang.
Terpukul oleh perkataan dari binatang-binatang lain, anjing kecil
itupun segera pergi ke tempat sepi, dan mulai menangis menyesali
nasibnya.
“Sedih rasanya, sudah yatim piatu, dianggap tak berguna, dan
disingkirkan dari pergaulan”, kata si anjing kecil dengan nada sedih.
Ternyata, tidak jauh dari situ ada seekor anjing tua yang mendengar
tangisannya. Dan kemudian anjing tua itupun menyimak keluh kesah si
anjing kecil.
Anjing kecil berkata, “Anjing tua, saya tidak dapat memberikan
pelayanan kepada keluarga disini. Sayalah hewan yang paling tidak
berguna disini”.
Karena terharu, anjing tua itupun berkata, “Memang benar, bahwa kamu
terlalu kecil untuk menarik pedati, dan kamu juga tidak akan bisa
memberikan telur, susu, ataupun bulu. Tetapi, bodoh sekali rasanya jika
kamu menangisi sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan. Kamu harus
menggunakan kemampuan yang telah diberikan oleh Sang Pencipta untuk
membawa kegembiraan”.
Malam itu, ketika pemilik ladang baru pulang dengan wajah yang
terlihat lelah. Anjing kecil itupun berlari menghampirinya, menjilat
kakinya, dan melompat ke pelukannya. Sambil menjatuhkan diri ke tanah,
anjing kecil dan pemilik ladang itupun berguling-guling di rumput,
disertai tawa riang mereka.
Akhirnya, pemilik ladang itupun memeluk si anjing kecil erat-erat
sambil mengelus-elus kepalanya, dan berkata, “Meskipun saya pulang dalam
keadaan letih, tapi rasanya semua jadi sirna karena kau menyambutku
semesra ini wahai anjing kecil. Kamu sungguh yang paling berharga
disini, diantara semua binatang-binatang yang ada di ladang ini.
Walaupun kamu kecil, tapi kamu memberikan kasih sayang yang sangat
besar”.
Jangan sedih ketika kita tidak dapat melakukan sesuatu seperti orang
lain jika anda memang tidak memiliki kemampuan untuk itu. Tetapi, apa
yang dapat kita lakukan, kerjakanlah itu dengan sebaik-baiknya. Jangan
merasa sombong ketika kita telah melakukan banyak hal kepada orang lain.
Karena orang yang tinggi akan direndahkan, dan orang yang rendah hati,
akan di tinggikan.
0 komentar:
Posting Komentar