Senin, 11 Maret 2013

Berbuat Baik Kepada Orang Lain

Indahnya Membantu Orang Lain Menurut Imam Ridha as

Membantu orang lain dan melakukan perbuatan baik merupakan satu dari keistimewaan para Imam Maksum as. Setiap kali berbicara mengenai kewajiban seorang muslim, para Imam Maksum as dengan pelbagai ungkapan menyebut berbuat baik sebagai salah satu prinsip nilai dalam masyarakat Islam.
 
Dalam budaya Islam, berbuat baik kepada orang lain muncul dalam banyak tema pembahasan dan disebut sebagai jembatan bagi akhirat, ladang akhirat, perdagangan penuh keuntungan, bekal jalan, kemenangan ilahi dan lain-lain.

 
Membantu orang lain dan melayani manusia bermakna memenuhi kebutuhan mereka dari jalan yang benar, baik dari sisi materi maupun spiritual. Berbuat baik dikenal dalam budaya Islam sebagai ibadah yang paling penting. Diriwayatkan dari Rasulullah Saw, "Orang yang memenuhi kebutuhan saudara mukminnya, seperti orang yang beribadah kepada Allah seumur hidupnya."(1)
 
Imam Ridha as dalam pelbagai kesempatan mengingatkan tradisi baik ini dan menilainya sebagai perbuatan yang agung. Beliau juga menyebut berbuat baik kepada orang lain dapat menyebabkan panjang umur(2) dan menyarankan manusia untuk berbuat baik dan bersedekah.
 
Imam Ridha as meriwayatkan dari ayahnya hingga kepada Rasulullah Saw berkata, "Harta manusia yang paling baik dan bermanfaat adalah yang disedekahkan."
 
Sekaitan dengan pengaruh dan ragam sedekah, Imam Ridha as mengatakan, "Bersedekahlah, sekalipun sedikit. Karena setiap yang sedikit bila dilakukan demi Allah dengan niat yang ikhlas dinilai besar dan agung di sisi Allah Swt." "Dengan memberi sedekah, kalian memohon rezeki yang lebih banyak dari Allah Swt." "Obati orang yang sakit dengan sedekah." "Setiap perbuatan baik itu seperti sedekah dan dengan demikian ia memiliki pahala sedekah." Dan juga, "Membantu orang lemah dan miskin merupakan sedekah terbaik."
 
Di tempat lain Imam Ridha as menyebut kehidupan ideal ada pada upaya manusia menjamin kehidupan orang lain dan membantu orang miskin. Beliau berkata, "Kehidupan terbaik milik siapa yang dapat menjamin kehidupan orang lain yang hidup bersamanya."(3)
 
Pada hakikatnya, setiap apa saja yang dibelanjakan di jalan Allah, sekalipun sedikit, tetap dihitung besar oleh Allah Swt. Sekaitan dengan hal ini Imam Ridha as berkata, "Bersikaplah seimbang dalam pengeluaran! Seimbang ketika memiliki harta atau tidak. Begitu juga dalam berbuat baik, apakah itu sedikit atau banyak. Karena sesungguhnya Allah menilai besar pemberian sebagian biji buah kurma, sehingga di Hari Kiamat pahalanya itu seperti gunung Uhud."
 
Beliau di tempat lain berkata, "Berlakulah kepada masyarakat sebagaimana engkau menginginkan bagaimana mereka berlaku kepadamu."(4)
 
Imam Ridha as berkata, "... Pernah terjadi terjadi kekeringan yang luar biasa di masa Bani Israil selama beberapa tahun. Ada seorang perempuan yang memiliki segenggam roti. Ketika ia hendak memasukkan roti itu ke dalam mulutnya, ada seorang peminta-minta yang mendatanginya dan berkata, ‘Wahai hamba Allah! Saya lapar!'
 
Perempuan itu berkata pada dirinya, ‘Sedekah pada saat seperti ini sangat baik.'
 
Ia kemudian mengeluarkan roti itu dari mulutnya dan memberikannya kepada peminta itu. Perempuan ini memiliki seorang anak kecil yang sedang pergi mengumpulkan kayu bakar di gurun. Tiba-tiba ada serigala  mendatanginya dan akan membawanya. Anak itu berteriak. Ibunya mendengar teriakan anaknya dan mengejar serigala itu.
 
Pada waktu itu, Allah Swt mengutus malaikat Jibril. Ia mengambil anak itu dari mulut serigala dan memberikannya kepada ibunya.
 
Kepada ibunya malaikat Jibril berkata, ‘Wahai hamba Allah! Apa yang hendak dimakan serigala itu sebagai balasan makanan yang hendak engkau makan, tapi tidak jadi dan engkau memberikannya kepada seorang peminta. Apakah engkau rela dengan semua ini?"(5) (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
 
Catatan:
1. Allamah Majlisi, Bihar al-Anwar, jilid 93, hal 383.
2. Al-Kafi, jilid 2, hal 152.
3. Tuhaf al-Uqul, hal 448.
4. Musnad al-Imam Ridha as, jilid 1, hal 385.
5. Tsawab al-‘Amal wa ‘Iqab al-‘Amal, Syeikh Shaduq, Dar ar-Ridha, Tarjomeh Bandar Rigi, hal 301.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution