Berprasangka Baik Kepada Allah
Kita sebagai manusia hanyalah merupakan
mahluk yang tidak memiliki daya dan upaya apa-apa terhadap segala
sesuatu di dunia tanpa campur tangan Allah SWT. Maka dari itu, kita
sebagai seorang muslim haruslah berdo’a agar segala kenikmatan yang
telah kita dapatkan dapat membawa kita kepada telaga keridhoan-Nya.
Allah sendiri adalah dzat yang memiliki sifat ar-Rahman dan ar-Rahim
yang senantiasa memberi dan mengasihi umat manusia tanpa memandang ia
baik ataupun tidak. Sudah sepantasnya kita sebagai seorang muslim
menyadari hal tersebut karena kita tentunya pasti dan harus paham
tentang sifat-sifat yang dimiliki oleh dzat yang kita sembah, yaitu
Allah SWT.
Coba kita kaji sejenak kebelakang…
Apabila semua umat manusia tidak menyembah Allah, apakah lantas Allah
merasa dirugikan oleh umat manusia? Tentu tidak! Kemudian sebaliknya,
apabila semua umat manusia menyembah Allah lantas Allah akan merasa
diuntungkan? Tetap tidak demikian. Hal itu menunjukkan bahwa Allah tidak
membutuhkan pertolongan manusia, melainkan umat manusia lah yang
membutuhkan Allah. Maka dari itu, kita sebagai seorang muslim yang ingin
mencapai ridho-Nya sudah sepatutnya berprasangka baik terhadap setiap
ketentuan yang diberlakukan-Nya kepada kita.
Ada yang berpikir dan melihat bahwa nikmat Allah itu hanya sebatas
lahiriah saja, sehingga terbesit bahwa hanya yang tampak saja yang
merupakan nikmat yang diberikan Allah. Rumah yang mewah, mobil yang
banyak, harta yang melimpah ruah, dan lain sebagainya hanyalah nikmat
yang bersifat duniawi. Lantas apabila kita tidak memiliki semua itu,
maka kita tidak diberi nikmat oleh Allah? Cobalah berpikir dengan cara
yang lain dan lebih logis lagi. Nikmat Allah itu tidak berbatas, tidak
hanya pada yang bersifat lahiriah saja melainkan yang tidak tampak pun
merupakan rangkaian dari nikmat Allah yang tidak berbatas itu. Sebagai
contoh kecil, seorang manusia membutuhkan oksigen untuk hidup dan
bernapas. Setiap tarikan napas kita adalah nikmat yang disediakan gratis
oleh Allah. Bayangkan apabila kita harus membeli setiap oksigen yang
kita gunakan untuk bernapas, niscaya tidak ada satupun manusia yang
mampu bertahan hidup untuk waktu yang singkat. Itulah sebagian kecil
nikmat Allah yang diberikan-Nya secara cuma-cuma kepada setiap umat
manusia. Selain itu penglihatan, pendengaran, penciuman, dan lain-lain
merupakan nikmat yang sungguh sangat luar biasa untuk seseorang. Bukan
hanya untuk seorang muslim, bahkan seorang kafir yang sangat dzolim pun
Allah masih memberikan sifat Rahman dan Rahim-Nya.
Ada pula muslim yang berpikir apabila ia dititipkan nikmat yang
lebih, maka ia akan berkata “Allah sedang memuliakan aku”. Tetapi
apabila ia sedang diuji dengan diambil-Nya kembali nikmat lebih yang
telah dititipkan kepadanya, maka ia pun akan berkata “Allah sedang
menghinakan aku”. Kata-kata itu hanyalah akan terucap dari mulut
seseorang yang kufur akan nikmat Allah. Seorang muslim yang arif
tentunya tidak akan berpikir demikian. Ia telah memahami betul faedah
dari nikmat Allah yang dititipkan kepadanya, sehingga ia akan lebih
takut apabila ia diberi atau dititipkan nikmat yang lebih oleh Allah.
Bukan karena takut akan kehilangan nikmat tersebut, melainkan takut
bahwa dirinya akan memjadi kufur dan sombong apabila ia tidak bersifat
amanah dengan nikmat tersebut.
Seorang muslim tentunya akan selalu berprasangka baik terhadap Allah
SWT. Ia yakin bahwa setiap nikmat dan ujian kepadanya akan membawa
dirinya lebih dekat lagi kepada Allah. Dengan demikian, tujuan sejati
dari seorang muslim itu akan lebih mudah tercapai dengan ridho Allah.
Semoga kita selalu menjaga hati kita dengan berprasangka baik kepada
Allah..
Insya Allah, Amin ya Robbal Al Amin…
0 komentar:
Posting Komentar