Dalil
tentang disyariatkannya Shalat Taubat
Dari
Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu,
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila ada orang yang melakukan suatu perbuatan dosa, kemudian
dia berwudhu dengan sempurna, lalu dia mendirikan shalat dua rakaat, dan
selanjutnya dia beristigfar memohon ampun kepada Allah, maka Allah pasti
mengampuninya.” (HR. At-Turmudzi; dinilai hasan oleh Al-Albani)
Tata Cara Shalat Taubat :
1.
Berwudhu
dengan sempurna (sesuai sunah).
2.
Shalat
dua rakaat, sebagaimana shalat yang lainnya, sama persis.
3.
Tidak
ada bacaan khusus ketika shalat. Bacaannya sama dengan shalat yang lain.
4.
Berusaha
khusyuk dalam shalatnya, karena teringat dengan dosa yang baru saja dia
lakukan.
5.
Beristigfar
dan memohon ampun kepada Allah setelah shalat.
6.
Tidak
ada bacaan istigfar khusus untuk shalat taubat. Bacaan istigfarnya sama dengan
bacaan istigfar lainnya.
7. Inti dari shalat taubat adalah memohon ampun kepada
Allah, dengan menyesali perbuatan dosa yang telah dia lakukan dan bertekad
untuk tidak mengulanginya.
KEUTAMAAN
ISTIGHFAR
QS. Nuh [71] : 10 - 12
[71:10] Maka
aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia
adalah Maha Pengampun,'
[71:11] Niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
wayumdidkum
bi-amwaalin wabaniina wayaj'al lakum jannaatin wayaj'al lakum anhaaroo
[71:12] Dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
Keterangan : kami sempat utarakan bahwa jika dalam Al Qur'an terdapat terjemahan
berupa 'kebun-kebun' maka ini berarti suatu usaha atau perusahaan atau
apa-apa usaha yang dijadikan sumber penghidupan.
Doa Pertama (Kutipan Tausiyah Ust. Yusuf Mansur)
“Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Allahumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammadiw wa ‘alaa ali sayyidina Muhammad. Ya Allah bukalah hati dan pikiran
kami. Agar kami bisa mempelajari sebab-sebab kehancuran manusia. Bukalah mata
hati dan pikiran kami ya Allah, agar kami dapat mengetahui penyebab
kegagalan-kegagalan bagi seorang manusia.
Buatlah hati kami dapat belajar ya
Allah, mengapa hutang kami belum lunas, mengapa usaha kami tidak maju-maju,
mengapa pekerjaan kami berantakan, mengapa urusan kami belum pada selesai,
mengapa keinginan-keinginan kami belum terjawab. Wa may-yu’tal hikmata faqod u’tiya khoiron katsiiro.
Jadikan kami agar memiliki alat ukur,
yang menjadi penting buat kami bukan apakah kami bisa menjadi kaya, bisa
bekerja atau berusaha, sembuh dari penyakit kami, tegak ekonomi kami, dan lunas
hutang-hutang kami. Kini kami tahu ya Allah, justru hal yang terpenting buat
kami adalah apakah kami sudah mendapat ampunan-Mu ya Allah, apakah kami siap
menghadap-Mu dengan hati yang bersih, maka ajarkan kami ya Allah.
Subhanaka
laa ilmalana illa maa ‘allamtana innaka ‘antal ‘aliimulhakim. Panjangkan umur kami ya Allah,
jadikan sisa umur kami menjadi rahmat, berkah, dan manfaat bagi kami dan orang-orang
di sekitar kami. Bersihkan pikiran kami, mata kami, telinga kami, kaki dan
tangan kami sebelum Engkau meminta pertanggungjawaban dan persaksian dari
mereka.
Ya
Allah ya Mujibassa’iliin, ighfirlanaa ya ghofur wa ya arhamarroohimiin irhamna. Ampuni kami, sayangi kami, tuntunlah
kami, hingga kami mendapat cahaya dan ampunan Engkau.
Jangan sampai kami gelisah karena
dunia yang tidak ada dalam genggaman kami, karena pekerjaan yang hilang, usaha yang
hancur, ekonomi yang runtuh. Tapi jadikan kami gelisah ya Allah jika kami jauh
dari-Mu, tidak mendengar panggilan-Mu.
Allahumma
zakkirna min huma nassina wa ‘allimna min huma jahilna. Allaahummarhamna bil
qur’an waj ‘alhu lana imamau wa nurou wa huda wa rohmah. Allahumma inna
nas’aluka mujibati rohmatik, wa ‘azaa imaa maghfirotik, wal ghonimata min kulli
birrin, wassalaamata min kulli itsmin, laa tada’lana dzamban illa ghofartah
walaa hamman illa farrojtah walaa hajatan illa qodhoitah, ya arhamarroohimin
irhamna.
Izinkan kami memberikan yang terbaik
untuk-Mu, untuk isteri, untuk keturunan kami, untuk orangtua, saudara kami, dan
mudah2an Engkau mempermudah urusan-2 kami.
Robbanaa
aatina fiddunyaa hasanah wa fil aahiroti hasanah wa qinnaa ‘adzaa bannar.
Amiin
ya Mujibassaa’iliin.”
Doa Kedua (Kutipan Tausiyah Ust. Yusuf Mansur)
“Allahumma
sholli “alaa sayyidina Muhammadiw wa ‘alaa alii Muhammad.
Allahumma
ya Allah, begitu
banyak dosa-dosa kami ya Allah, tapi kami juga paham, begitu besar ampunan-Mu.
Begitu banyak maksiat dan keburukan yang kami lakukan, tapi kami juga tahu
bahwa kasih sayang-Mu, rahmat-Mu jauh lebih besar daripada dosa-dosa kami.
Engkau pernah mengatakan Rasul-Mu Nabi
Muhammad SAW; “Apabila ada hambamu yang datang kepadamu dengan dosa sebesar
gunung, sedalam lautan, seluas samudera, maka Engkau mengabarkan; Nabbi’ ibadi anni ‘annal ghofuururrohiim,
kabarkan kepada hamba-hambamu bahwa Aku Maha pengampun lagi Maha Penyayang.
Izinkan kami meridhoi dan
mengikhlaskan diri apa yang Engkau putuskan dan gariskan untuk kehidupan kami.
Astaghfirullaahal
‘adziim. Allahumma anta Robbuna,
ya Allah Engkaulah Tuhan kami; laa ilaaha
illa anta, tiada Tuhan selain Engkau; kholaqtana,
Engkau telah menciptakan kami; kami hamba-hamba Mu ya Allah. Kami
berlindung kepada Engkau dari apa yang sudah kami lakukan.
Amiin
amiin ya Rabbal’aalamiin.
Wallaahu
a’lam bish-showwab.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
0 komentar:
Posting Komentar