Rabu, 13 Maret 2013

Dalil Tentang Shalat Taubat Dan Tata Caranya

Shalat Taubat, Istighfar, dan Doa-doa

Dalil tentang disyariatkannya Shalat Taubat

Dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila ada orang yang melakukan suatu perbuatan dosa, kemudian dia berwudhu dengan sempurna, lalu dia mendirikan shalat dua rakaat, dan selanjutnya dia beristigfar memohon ampun kepada Allah, maka Allah pasti mengampuninya.” (HR. At-Turmudzi; dinilai hasan oleh Al-Albani)

Tata Cara Shalat Taubat :

1.    Berwudhu dengan sempurna (sesuai sunah).
2.    Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat yang lainnya, sama persis.
3.    Tidak ada bacaan khusus ketika shalat. Bacaannya sama dengan shalat yang lain.
4.    Berusaha khusyuk dalam shalatnya, karena teringat dengan dosa yang baru saja dia lakukan.
5.    Beristigfar dan memohon ampun kepada Allah setelah shalat.
6.    Tidak ada bacaan istigfar khusus untuk shalat taubat. Bacaan istigfarnya sama dengan bacaan istigfar lainnya.
7.    Inti dari shalat taubat adalah memohon ampun kepada Allah, dengan menyesali perbuatan dosa yang telah dia lakukan dan bertekad untuk tidak mengulanginya.

KEUTAMAAN ISTIGHFAR

QS. Nuh [71] : 10 - 12

QS. Nuh [71] : 10
faqultus-taghfiruu Robbakum innahu kaana ghoffaaroo

[71:10] Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,'

QS. Nuh [71] : 11

yursilissamaa-a 'alaykum midrooroo 

[71:11] Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,

QS. Nuh [71] : 12

wayumdidkum bi-amwaalin wabaniina wayaj'al lakum jannaatin wayaj'al lakum anhaaroo

[71:12] Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

Keterangan : kami sempat utarakan bahwa jika dalam Al Qur'an terdapat terjemahan berupa 'kebun-kebun' maka ini berarti suatu usaha atau perusahaan atau apa-apa usaha yang dijadikan sumber penghidupan.

Doa Pertama (Kutipan Tausiyah Ust. Yusuf Mansur)

“Bismillaahirrohmaanirrohiim, Allahumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammadiw wa ‘alaa ali sayyidina Muhammad. Ya Allah bukalah hati dan pikiran kami. Agar kami bisa mempelajari sebab-sebab kehancuran manusia. Bukalah mata hati dan pikiran kami ya Allah, agar kami dapat mengetahui penyebab kegagalan-kegagalan bagi seorang manusia.

Buatlah hati kami dapat belajar ya Allah, mengapa hutang kami belum lunas, mengapa usaha kami tidak maju-maju, mengapa pekerjaan kami berantakan, mengapa urusan kami belum pada selesai, mengapa keinginan-keinginan kami belum terjawab. Wa may-yu’tal hikmata faqod u’tiya khoiron katsiiro.

Jadikan kami agar memiliki alat ukur, yang menjadi penting buat kami bukan apakah kami bisa menjadi kaya, bisa bekerja atau berusaha, sembuh dari penyakit kami, tegak ekonomi kami, dan lunas hutang-hutang kami. Kini kami tahu ya Allah, justru hal yang terpenting buat kami adalah apakah kami sudah mendapat ampunan-Mu ya Allah, apakah kami siap menghadap-Mu dengan hati yang bersih, maka ajarkan kami ya Allah.

Subhanaka laa ilmalana illa maa ‘allamtana innaka ‘antal ‘aliimulhakim. Panjangkan umur kami ya Allah, jadikan sisa umur kami menjadi rahmat, berkah, dan manfaat bagi kami dan orang-orang di sekitar kami. Bersihkan pikiran kami, mata kami, telinga kami, kaki dan tangan kami sebelum Engkau meminta pertanggungjawaban dan persaksian dari mereka.

Ya Allah ya Mujibassa’iliin, ighfirlanaa ya ghofur wa ya arhamarroohimiin irhamna. Ampuni kami, sayangi kami, tuntunlah kami, hingga kami mendapat cahaya dan ampunan Engkau.

Jangan sampai kami gelisah karena dunia yang tidak ada dalam genggaman kami, karena pekerjaan yang hilang, usaha yang hancur, ekonomi yang runtuh. Tapi jadikan kami gelisah ya Allah jika kami jauh dari-Mu, tidak mendengar panggilan-Mu.

Allahumma zakkirna min huma nassina wa ‘allimna min huma jahilna. Allaahummarhamna bil qur’an waj ‘alhu lana imamau wa nurou wa huda wa rohmah. Allahumma inna nas’aluka mujibati rohmatik, wa ‘azaa imaa maghfirotik, wal ghonimata min kulli birrin, wassalaamata min kulli itsmin, laa tada’lana dzamban illa ghofartah walaa hamman illa farrojtah walaa hajatan illa qodhoitah, ya arhamarroohimin irhamna.

Izinkan kami memberikan yang terbaik untuk-Mu, untuk isteri, untuk keturunan kami, untuk orangtua, saudara kami, dan mudah2an Engkau mempermudah urusan-2 kami.

Robbanaa aatina fiddunyaa hasanah wa fil aahiroti hasanah wa qinnaa ‘adzaa bannar.

Amiin ya Mujibassaa’iliin.”

Doa Kedua (Kutipan Tausiyah Ust. Yusuf Mansur)

“Allahumma sholli “alaa sayyidina Muhammadiw wa ‘alaa alii Muhammad.

Allahumma ya Allah, begitu banyak dosa-dosa kami ya Allah, tapi kami juga paham, begitu besar ampunan-Mu. Begitu banyak maksiat dan keburukan yang kami lakukan, tapi kami juga tahu bahwa kasih sayang-Mu, rahmat-Mu jauh lebih besar daripada dosa-dosa kami.

Engkau pernah mengatakan Rasul-Mu Nabi Muhammad SAW; “Apabila ada hambamu yang datang kepadamu dengan dosa sebesar gunung, sedalam lautan, seluas samudera, maka Engkau mengabarkan; Nabbi’ ibadi anni ‘annal ghofuururrohiim, kabarkan kepada hamba-hambamu bahwa Aku Maha pengampun lagi Maha Penyayang.

Izinkan kami meridhoi dan mengikhlaskan diri apa yang Engkau putuskan dan gariskan untuk kehidupan kami.

Astaghfirullaahal ‘adziim. Allahumma anta Robbuna, ya Allah Engkaulah Tuhan kami; laa ilaaha illa anta, tiada Tuhan selain Engkau; kholaqtana, Engkau telah menciptakan kami; kami hamba-hamba Mu ya Allah. Kami berlindung kepada Engkau dari apa yang sudah kami lakukan.

Amiin amiin ya Rabbal’aalamiin.
Wallaahu a’lam bish-showwab.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution