Rabu, 13 April 2016

Bersikap Adil

Akhlak untuk Berlaku Adil
Salah satu dari bagian yang menjadi hal penting dalam Islam adalah akhlak. Sebab, Rasulullah SAW diutus ke muka bumi tak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Islam begitu menyeluruh dalam memperhatikan aspek kehidupan para pemeluknya. Bermacam perwujudan dari akhlak di antaranya adalah bersikap adil dalam kehidupan.

Untuk bisa mewujudkan keadilan, ada bermacam perwujudan dalam berlaku adil yang harus kita tunjukkan sehingga kita tidak hanya bisa berlaku adil dalam satu sisi, tapi justru zalim pada sisi yang lain, karenanya memahami jenis dari adil menjadi sangat penting. Implementasi dari akhlak adil dalam kehidupan di antaranya:


1. Adil terhadap rakyat


Kedudukan pemimpin bagi suatu kelompok masyarakat amat penting dan dibutuhkan. Karena itu, orang yang melakukan perjalanan dengan jumlah bertiga harus mengangkat salah seorang di antara mereka sebagai pemimpin. Pemimpin yang ideal adalah yang berlaku adil terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Bila seorang pemimpin sudah bisa berlaku adil terhadap orang yang dipimpinnya dalam kehidupan ini, insya Allah dia akan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT pada hari kiamat yang pada hari itu perlindungan hanya dari-Nya. Rasulullah SAW bersabda, “Ada tujuh golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali dari Allah, (satu di antaranya) pemimpin yang adil.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Karena itu, Allah SWT sangat cinta kepada pemimpin yang adil. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah pada hari kiamat dan tempat duduk mereka dekat dengan-Nya adalah imam (pemimpin) yang adil.” (HR. Tirmidzi)


2. Adil terhadap Diri Sendiri


etika keadilan ingin kita tegakkan dalam kehidupan ini, maka menegakkannya itu harus dimulai dari diri sendiri. Sebab, bagaimana mungkin dia akan menegakkan keadilan kalau terhadap diri sendiri saja sudah tidak bisa ditegakkan. Karena itu, seseorang baru disebut adil bila dia mau mengakui kesalahan dirinya dan siap menjalani hukuman sebagaimana mestinya. Bukannya dia yang bersalah, tapi tidak mau mengakui kesalahannya, bahkan merasa dirinya tetap benar. Allah SWT berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Sebab itu, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Jika kamu memutarbalikkan kata-kata atau enggan menjadi saksi, sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (an-Nisaa’: 135)


3. Adil terhadap Istri

Seorang suami wajib memenuhi hak-hak istrinya seperti sandang, pangan, papan, atau pendidikan. Allah SWT berfirman, “Nikahilah wanita-wanita yang kamu sukai dua, tiga atau empat. Tapi jika kamu khawatir tidak dapat berlaku adil, (kawinilah) seorang saja.” (an-Nisaa’: 3)


4. Adil terhadap Anak

Apabila orang tua mempunyai anak, apalagi lebih dari satu, maka sebagai orang tua haruslah bersikap dan berlaku adil terhadap setiap anaknya itu, termasuk kepada anak yang berbeda jenis kelaminnya. Meskipun demikian, berlaku adil kepada anak bukanlah berarti sama jumlahnya dalam pemberian. Rasulullah SAW bersabda di dalam satu haditsnya, “Bertakwalah kepada Allah dan berlaku adillah di antara anak-anakmu.” (HR. Muslim)

5. Adil dalam Perselisihan

Dalam kehidupan manusia, baik satu orang dengan orang lain, kelompok dengan kelompok hingga negara dengan negara, kadangkala terjadi perselisihan, namun hal ini tidak boleh dibiarkan terus berlangsung. Perselisihan harus ditengahi atau didamaikan oleh seorang penengah yang adil sehingga kedua kelompok yang bertikai dapat mewujudkan kedamaian. Allah SWT berfirman,

“Jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain, perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (al-Hujuraat: 9)

6. Adil terhadap Musuh

Permusuhan antarkelompok, negara, bahkan penganut agama yang berbeda kerap terjadi. Meskipun sedang bermusuhan dengan penganut agama lain atau berperang dengan orang kafir, seorang muslim tetap dituntut untuk berlaku adil meskipun kepada musuhnya. Karena itu, ketika hendak melepas pasukan perang, Rasulullah SAW berpesan kepada para sahabatnya agar tidak membunuh wanita-wanita, anak-anak kecil, orang tua-orang tua, binatang ternak, dan jangan merusak tanaman serta rumah ibadah mereka. Inilah keadilan yang arus ditegakkan kepada musuh. Allah SWT berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (al-Maa’idah: 8)

7. Adil dalam Penegakan Hukum

Dalam kehidupan ini, manusia sangat membutuhkan adanya keteraturan karenanya ada peraturan-peraturan atau ketentuan hukum yang harus dilaksanakan dan ditegakkan oleh manusia. Hal ini hanya bisa terwujud manakala keadilan ditegakkan dalam perberlakuan hukum. Allah SWT berfirman,

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (an-Nisaa’: 58)

8. Adil dalam Berbicara

Adil dalam berbicara adalah mengatakan apa adanya tentang kebenaran meskipun hal itu berkaitan dengan kerabat atau saudara sendiri sehingga dapat merugikan mereka. Jangan sampai kita mengatakan seseorang tidak bersalah padahal ia bersalah hanya karena ia kerabat kita, apalagi dengan mengalihkkan kesalahan itu kepada orang lain yang sebenarnya tidak bersalah tapi kita katakan salah. Allah SWT berfirman,

“Dan apabila kamu berkata, hendaklah kamu berlaku adil meskipun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.” (al-An’aam:152)

Demikianlah panduan di atas, minimal kita amalkan dari diri dan keluarga agar kita memiliki akhlak yang disukai Allah dan Rasul-Nya. Wallahu’alam. (sumber: Menuju Pribadi Terpuji-Drs. H. Ahmad Yani)



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution