Akhlak untuk Berlaku Adil
Salah satu dari bagian yang menjadi hal penting dalam Islam adalah
akhlak. Sebab, Rasulullah SAW diutus ke muka bumi tak lain adalah untuk
menyempurnakan akhlak manusia. Islam begitu menyeluruh dalam
memperhatikan aspek kehidupan para pemeluknya. Bermacam perwujudan dari
akhlak di antaranya adalah bersikap adil dalam kehidupan.
Untuk bisa
mewujudkan keadilan, ada bermacam perwujudan dalam berlaku adil yang
harus kita tunjukkan sehingga kita tidak hanya bisa berlaku adil dalam
satu sisi, tapi justru zalim pada sisi yang lain, karenanya memahami
jenis dari adil menjadi sangat penting. Implementasi dari akhlak adil
dalam kehidupan di antaranya:
1. Adil terhadap rakyat
Kedudukan pemimpin bagi suatu kelompok masyarakat amat penting dan
dibutuhkan. Karena itu, orang yang melakukan perjalanan dengan jumlah
bertiga harus mengangkat salah seorang di antara mereka sebagai
pemimpin. Pemimpin yang ideal adalah yang berlaku adil terhadap
orang-orang yang dipimpinnya. Bila seorang pemimpin sudah bisa berlaku
adil terhadap orang yang dipimpinnya dalam kehidupan ini, insya Allah
dia akan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT pada hari kiamat yang
pada hari itu perlindungan hanya dari-Nya. Rasulullah SAW bersabda, “Ada
tujuh golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak
ada naungan kecuali dari Allah, (satu di antaranya) pemimpin yang adil.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Karena itu, Allah SWT sangat cinta kepada pemimpin yang adil.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah
pada hari kiamat dan tempat duduk mereka dekat dengan-Nya adalah imam
(pemimpin) yang adil.” (HR. Tirmidzi)
2. Adil terhadap Diri Sendiri
etika keadilan ingin kita tegakkan dalam kehidupan ini, maka
menegakkannya itu harus dimulai dari diri sendiri. Sebab, bagaimana
mungkin dia akan menegakkan keadilan kalau terhadap diri sendiri saja
sudah tidak bisa ditegakkan. Karena itu, seseorang baru disebut adil
bila dia mau mengakui kesalahan dirinya dan siap menjalani hukuman
sebagaimana mestinya. Bukannya dia yang bersalah, tapi tidak mau
mengakui kesalahannya, bahkan merasa dirinya tetap benar. Allah SWT
berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu
sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin,
maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Sebab itu, janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Jika kamu
memutarbalikkan kata-kata atau enggan menjadi saksi, sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (an-Nisaa’: 135)
3. Adil terhadap Istri
Seorang suami wajib memenuhi hak-hak istrinya seperti sandang,
pangan, papan, atau pendidikan. Allah SWT berfirman, “Nikahilah
wanita-wanita yang kamu sukai dua, tiga atau empat. Tapi jika kamu
khawatir tidak dapat berlaku adil, (kawinilah) seorang saja.”
(an-Nisaa’: 3)
4. Adil terhadap Anak
Apabila orang tua mempunyai anak, apalagi lebih dari satu, maka
sebagai orang tua haruslah bersikap dan berlaku adil terhadap setiap
anaknya itu, termasuk kepada anak yang berbeda jenis kelaminnya.
Meskipun demikian, berlaku adil kepada anak bukanlah berarti sama
jumlahnya dalam pemberian. Rasulullah SAW bersabda di dalam satu
haditsnya, “Bertakwalah kepada Allah dan berlaku adillah di antara
anak-anakmu.” (HR. Muslim)
5. Adil dalam Perselisihan
Dalam kehidupan manusia, baik satu orang dengan orang lain, kelompok
dengan kelompok hingga negara dengan negara, kadangkala terjadi
perselisihan, namun hal ini tidak boleh dibiarkan terus berlangsung.
Perselisihan harus ditengahi atau didamaikan oleh seorang penengah yang
adil sehingga kedua kelompok yang bertikai dapat mewujudkan kedamaian.
Allah SWT berfirman,
“Jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, damaikanlah
antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya
terhadap golongan yang lain, perangilah golongan yang berbuat aniaya
itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan
itu telah kembali (kepada perintah Allah), damaikanlah antara keduanya
dengan adil dan berlaku adillah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil.” (al-Hujuraat: 9)
6. Adil terhadap Musuh
Permusuhan antarkelompok, negara, bahkan penganut agama yang berbeda
kerap terjadi. Meskipun sedang bermusuhan dengan penganut agama lain
atau berperang dengan orang kafir, seorang muslim tetap dituntut untuk
berlaku adil meskipun kepada musuhnya. Karena itu, ketika hendak melepas
pasukan perang, Rasulullah SAW berpesan kepada para sahabatnya agar
tidak membunuh wanita-wanita, anak-anak kecil, orang tua-orang tua,
binatang ternak, dan jangan merusak tanaman serta rumah ibadah mereka.
Inilah keadilan yang arus ditegakkan kepada musuh. Allah SWT berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
Janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (al-Maa’idah: 8)
7. Adil dalam Penegakan Hukum
Dalam kehidupan ini, manusia sangat membutuhkan adanya keteraturan
karenanya ada peraturan-peraturan atau ketentuan hukum yang harus
dilaksanakan dan ditegakkan oleh manusia. Hal ini hanya bisa terwujud
manakala keadilan ditegakkan dalam perberlakuan hukum. Allah SWT
berfirman,
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” (an-Nisaa’: 58)
8. Adil dalam Berbicara
Adil dalam berbicara adalah mengatakan apa adanya tentang kebenaran
meskipun hal itu berkaitan dengan kerabat atau saudara sendiri sehingga
dapat merugikan mereka. Jangan sampai kita mengatakan seseorang tidak
bersalah padahal ia bersalah hanya karena ia kerabat kita, apalagi
dengan mengalihkkan kesalahan itu kepada orang lain yang sebenarnya
tidak bersalah tapi kita katakan salah. Allah SWT berfirman,
“Dan apabila kamu berkata, hendaklah kamu berlaku adil meskipun dia
adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.” (al-An’aam:152)
Demikianlah panduan di atas, minimal kita amalkan dari diri dan
keluarga agar kita memiliki akhlak yang disukai Allah dan Rasul-Nya.
Wallahu’alam. (sumber: Menuju Pribadi Terpuji-Drs. H. Ahmad Yani)
0 komentar:
Posting Komentar