Tips Meminimalisir Bicara
Kesekian kalinya hadir di ruang baca anda untuk ikut berperan aktif
mewarnai kehidupan pribadi anda. Dengan tujuan melepaskan diri dari
kesalahan yang tercipta dari diri sendiri.
Kali ini tips kita akan memberikan tips meminimalisir bicara agar tidak banyak kesalahan yang keluar dari untaian kata yang terhambur dari lidah manis kita.
Kali ini tips kita akan memberikan tips meminimalisir bicara agar tidak banyak kesalahan yang keluar dari untaian kata yang terhambur dari lidah manis kita.
“Mulutmu adalah singamu, jika engkau
tidak pandai menjaganya maka singamu akan menerkam dirimu”, dengan tegas
dan lugas kata tersebut menggambarkan betapa besar bahaya seseorang
yang di akibatkan dari rangkaian kata yang terucap oleh lidah yang tak
bertulang ini.
Semakin banyak bicara maka semakin
banyak pula salahnya, oleh karena itu ingatlah beberapa hal di bawah
ini, atau anggap saja sebagai bahan pertimbangan agar perkataan kita
tidak berhamburan dan menerjang kemana-mana.
1. Banyak berkata, banyak berkata
memungkinkan besar pula banyak salahnya. Itulah yang membedakan antara
orang yang berbudi pekerti dengan orang yang yang bodoh. Orang berbudi
berkata sekali setelah memikirkan seribu kali, sedangkan orang bodoh
akan bertindak sebaliknya, yaitu berkata seribu kali hanya dengan
pertimbangan dengan akalnya sekali.
Ada ungkapan:
Ada ungkapan:
الصمت زين للعالم وستر للجاهل
"Diam adalah hiasan bagi orang alim, dan penutup bagi orang yang bodoh"
2.
Kesalahan lisan lebih parah akibatnya. Perkataan yang salah yang di
tujukan kepada seseorang biasanya mengakar di dalam hati dan susah
sekali menghilangkannya, lihat di TV mereka semua kesalahannya bermula
dari tutur kata yang salah sehingga tidak sedikit orang-orang yang
terseret ke jeruji pencara hanya karena salah berkata.
Karena itu benar apa yang di katakana oleh sa’ir Ara:
يموت الفتى من عثرة بلسانه وليس يموت المرء من عثرة الرجلKarena itu benar apa yang di katakana oleh sa’ir Ara:
"Terkadang seorang pemuda meninggal karena kesalahan lisannya Dan tidaklah mati seseorang karena terplesetnya kaki"
3. Malaikat beristirahat, dengan
ungkapan agak seronok, bahwa berbicara yang tidak ada nilainya membuat
malaikat sibuk, atau dengan kata lain dengan diam berarti
mengistirahatkan malaikat pencatat amal.
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ. "Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."
4. Tanyakan kepada pikiran anda,
manakah yang lebih banyak antara pembicaraan yang bernilai dengan
berbicara yang tidak ada nilainya. Cara ini juga pernah di lakukan oleh
ulama’ terdahulu sekelas Rabi’ bin Khutsaim. Dengan cara ini anda bisa
menghitung (hisab) dengan prilaku lidah anda sendiri. Ingat… bahwa di
hitung di dunia lebih mudah diperbaikinya, ketimbang kelak hitungan
Allah di akhirat.
5. Setiap jengkal kata yang anda
lontarkan, memakan energi dan waktu. Jika berkata sesuatu yang tidak
ada gunanya maka sama halnya anda membuat energi dan megurangi efisiensi
waktu.
Sebelum anda komentar, kami akan memperjelas terlebih dahulu, bahwa Diam juga bisa berarti maksiat yaitu diamnya orang-orang yang melihat kemungkaran, dan tidak mau meluruskan kejelekan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar