Kamis, 21 April 2016

Meminimalisir Bicara

Tips Meminimalisir Bicara 

Kesekian kalinya hadir di ruang baca anda untuk ikut berperan aktif mewarnai kehidupan pribadi anda. Dengan tujuan melepaskan diri dari kesalahan yang tercipta dari diri sendiri.

Kali ini tips kita akan memberikan tips meminimalisir bicara agar tidak banyak kesalahan yang keluar dari untaian kata yang terhambur dari lidah manis kita. 
“Mulutmu adalah singamu, jika engkau tidak pandai menjaganya maka singamu akan menerkam dirimu”, dengan tegas dan lugas kata tersebut menggambarkan betapa besar bahaya seseorang yang di akibatkan dari rangkaian kata yang terucap oleh lidah yang tak bertulang ini.


Semakin banyak bicara maka semakin banyak pula salahnya, oleh karena itu ingatlah beberapa hal di bawah ini, atau anggap saja sebagai bahan pertimbangan agar perkataan kita tidak berhamburan dan menerjang kemana-mana.


1. Banyak berkata, banyak berkata memungkinkan besar pula banyak salahnya. Itulah yang membedakan antara orang yang berbudi pekerti dengan orang yang yang bodoh. Orang berbudi berkata sekali setelah memikirkan seribu kali, sedangkan orang bodoh akan bertindak sebaliknya, yaitu berkata seribu kali hanya dengan pertimbangan dengan akalnya sekali.

Ada ungkapan:

الصمت زين للعالم وستر للجاهل

"Diam adalah hiasan bagi orang alim, dan penutup bagi orang yang bodoh"

2. Kesalahan lisan lebih parah akibatnya. Perkataan yang salah yang di tujukan kepada seseorang biasanya mengakar di dalam hati dan susah sekali menghilangkannya, lihat di TV mereka semua kesalahannya bermula dari tutur kata yang salah sehingga tidak sedikit orang-orang yang terseret ke jeruji pencara hanya karena salah berkata. 

Karena itu benar apa yang di katakana oleh sa’ir Ara:
يموت الفتى من عثرة بلسانه وليس يموت المرء من عثرة الرجل

"Terkadang seorang pemuda meninggal karena kesalahan lisannya Dan tidaklah mati seseorang karena terplesetnya kaki"


3. Malaikat beristirahat, dengan ungkapan agak seronok, bahwa berbicara yang tidak ada nilainya membuat malaikat sibuk, atau dengan kata lain dengan diam berarti mengistirahatkan malaikat pencatat amal. 
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ.

"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."


4. Tanyakan kepada pikiran anda, manakah yang lebih banyak antara pembicaraan yang bernilai dengan berbicara yang tidak ada nilainya. Cara ini juga pernah di lakukan oleh ulama’ terdahulu sekelas Rabi’ bin Khutsaim. Dengan cara ini anda bisa menghitung (hisab) dengan prilaku lidah anda sendiri. Ingat… bahwa di hitung di dunia lebih mudah diperbaikinya, ketimbang kelak hitungan Allah di akhirat.

5. Setiap jengkal kata yang anda lontarkan, memakan energi dan waktu. Jika berkata sesuatu yang tidak ada gunanya maka sama halnya anda membuat energi dan megurangi efisiensi waktu.

Berbicara yang paling berguna adalah memerintahkan kebaikan dan mencegah perbuatan yang mungkar, atau sekedar memberi nasehat kepada orang lain. 

Sebelum anda komentar, kami akan memperjelas terlebih dahulu, bahwa Diam juga bisa berarti maksiat yaitu diamnya orang-orang yang melihat kemungkaran, dan tidak mau meluruskan kejelekan tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution