Diam Tidak Pernah Salah
Diam
itu adalah emas, diam ibadah yang tanpa bersusah payah, diam perhiasan bibir tanpa berhias dengan pemerah, diam kehebatan tanpa kerajaan, benteng tanpa pagar, kekayaan tanpa meminta
kepada orang, istirahat bagi kedua malaikat pencatat amal, penutup
segala aib“
Subhanallah, indahnya diam
Saya
mulai berpikir, jika dalam sehari itu ada 24 jam, dikurangi jam tidur
saya 6 jam maka saya punya waktu hidup 18 jam dalam 18 jam ini berapa
banyak kata kata bak meteor yang keluar dari mulut saya, jalanan yang
padat membuat saya emosi dan memaki motor yang nyerempet mobil saya
seenaknya, di rumah ada si mbok yang kerap saya perintah dengan kata
yang kurang manis, di tempat saya menjemput rejeki saya berhadapan
dengan orang orang yang tidak selalu manis dan saya membalasnya dengan
lebih pahit lagi, ke Ayah saya mungkin saya tak bermaksud membentak tapi
“huh” yang keluar dari mulut saya mungkin melukainya, jika saya tak
mampu berkata kata yang menyenangkan sebaiknya saya diam, jika hanya
bisa bohong dan bohong yang keluar dari mulut saya sebaiknya saya tidak
bicara sama sekali, jika hanya luka dan makian mending lakban deh mulut.
Sungguh lidah memang tak bertulang, setiap gerakannya akan menggetarkan pita suara, dan suara yang keluar jika tak bernilai kebaikan sebaiknya diam, dan mustinya saya harus selalu ingat bahwa setiap gerakan lidah akan dimintai pertanggungjawaban oleh ALLAH di mahkamah ALLAH nanti.
Iya
lidah akan dihisab, bicara apa dan berkata apa, di mahkamah ALLAH tidak
ada pengacara yang akan membela apalagi membenarkan ucapan saya, di sana
lidah saya hanya akan berkata jujur tentang semua yang pernah saya
ucapkannya, dan benar seharusnya saya DIAM ketika tidak bisa berkata
benar, diam dan dzikir bukan diam terus ngelamun.
Semakin banyak bicara semakin banyak salah, maka diam itu tidak pernah salah, jadi mulai sekarang ada baiknya kita belajar menjadi pendengar dan bukan pembicara, kekasih ALLAH itu diamnya dzikir, bicaranya dakwah.
“Kalau dihina ?”
Tak usah
dibalas dengan hinaan, rugi mengotori lidah dengan menghina orang
itu lagi, ketika ada orang yang menghina saya! sebetulnya orang itu sedang
menghina dirinya sendiri. ketika saya membalas lagi
dengan hinaan, kemudian apa bedanya saya dengan dia?, abis
pahala dan energi hanya untuk membalas sesuatu yang tidak penting biarkan, sudahi saja dengan diam dan senyum manis.
Kata orang ”Setan itu mencari sahabat-sahabatnya dan ALLAH melindungi kekasih- kekasihNYA” salah satu agar dicintai ALLAH dan menjadi kekasih ALLAH adalah dengan menjadi ahli dzikir dan sifat dari para ahli dzikir itu “diamnya dzikir, bicaranya dakwah” …
Jadi, diam itu tidak pernah salah bukan?
0 komentar:
Posting Komentar