Jangan Cium Tangan Ibumu Jika Ingin Keberkahan
Ia berkata:
“rata-rata orang sukses di seluruh dunia itu, mempunyai hubungan yang
baik dengan kedua orang tuanya khususnya dengan ibunya” jadi jika kita
ingin sukses maka sebelum itu yang harus diperhatikan ialah bagaimana
hubungan kita dengan orang tua saat ini? Apakah penuh kehangatan atau
penuh dengan kebencian? Yang saat ini hubungan dengan orang tuanya penuh
kehangatan bersyukurlah Anda orang yang beruntung.
Untuk mereka yang
punya hubungan tidak baik dengan orang tuanya berdoalah agar dimudahkan
Allah untuk memperbaiki hubungan dengan mereka.
Sangat penting sekali mempunyai hubungan yang baik dengan orang tua,
khususnya ibu. Kenapa? Karena ridha Allah ialah ridha orang tua, dan doa
ibu itu Subhanallah, tanpa hijab di hadapan Allah mudah menembus
langit. Sehingga doa seorang ibu yang dipanjatkan untuk anaknya sangat
mudah untuk Allah kabulkan.
Mungkin sebagian dari kira ada yang tidak sadar bahwa, kemungkinan kesuksesan-kesuksesan kita selama ini adalah buah dari doa ibu kita kepada Allah tanpa kita ketahui. Dan seorang ibu itu tanpa disuruh pasti akan selalu mendoakan anaknya di tiap nafasnya kala bermunajat kepada Allah. Tapi seorang anak belum tentu selalu berdoa untuk orang tuanya ketika Shalat.
Mungkin sebagian dari kira ada yang tidak sadar bahwa, kemungkinan kesuksesan-kesuksesan kita selama ini adalah buah dari doa ibu kita kepada Allah tanpa kita ketahui. Dan seorang ibu itu tanpa disuruh pasti akan selalu mendoakan anaknya di tiap nafasnya kala bermunajat kepada Allah. Tapi seorang anak belum tentu selalu berdoa untuk orang tuanya ketika Shalat.
Mungkin sebagian dari kita suka mengeluh tentang sifat buruk orang tua
kita, entah karena ibu nya cerewet, suka ikut campur, suka
nyuruh-nyuruh, tidak gaul dan lain sebagainya. Jika kita seperti ini
maka tragis. Kenapa tragis? Karena kita terlalu focus dengan secuil
kekurangan orang tua kita dan melupakan segudang kebaikan yang telah
diberikan kepada kita selama ini.
Di pihak lain ada Orang-orang seusia
Anda di luar sana di pinggir jalanan, di bawah kolong jembatan dan di
tempat lainnya mereka juga suka mengeluh, tapi yang mereka keluhkan
ialah bukan karena sifat orang tua atau ibu mereka, tapi mereka mengeluh
karena mereka tidak punya lagi orang tua. Bersyukurlah kita yang saat
ini masih mempunyai orang tua. Jika ingin tahu rasanya tidak punya ibu,
coba tanyakan kepada teman-teman Anda yang ibu nya telah tiada. Mungkin
perasaan mereka sangat sedih dan kekurangan motivasi dalam hidup.
Coba
bayangkan jika kita tidak punya ibu lagi, maka ketika kita akan pergi ke
luar rumah untuk sekolah atau bekerja, maka tidak ada lagi tangan yang
bias kita cium, jika kita tidak punya ibu lagi maka mungkin tidak ada
lagi makanan yang tersedia di meja makan saat kita pulang, jika kita
tidak punya ibu lagi ketika hari lebaran rumah terasa sepi dan lebaran
terasa tanpa makna, jika kita tidak punya ibu lagi kita hanya bisa
membayangkan wajah tulusnya di pikiran kita dan melihat baju-bajunya di
lemarinya.
Banyak di antara kita suka mengeluh tentang sifat negative ibu kita, tapi kita tidak pernah berfikir mungkin hampir setiap malam ibu kita di keheningan sepertiga malam bangun untuk shalat tahajjud mendoakan kita sampai bercucuran air mata agar kita sukses dunia dan akhirat. Mungkin di suatu malam beliau pernah mendatangi kita saat tidur dan mengucap dengan bisik “nak, maafkan ibu ya… ibu belum bisa menjadi ibu yang baik bagimu” kita mungkin juga lupa di saat kondisi ekonomi rumah tangga kurang baik, ibu kita rela tidak makan agar jatah makannya bisa dimakan anaknya. Ketika kita masih kecil ibu kira rela tidur dan lantai dan tanpa selimut, agar kita bisa tidur nyaman di kasur dengan selimut yang hangat.
Setelah semua pengorbanan telah diberikan oleh ibu kita selama ini, lalu coba renungkan apa yang kita perbuat selama ini kepada ibu kita? Kapan terakhir kita membuat dosa kepadanya? Kapan terakhir kita membentak-bentaknya? Pantaskah kita membentak ibu kita yang selama Sembilan bulan mengandung dengan penuh penderitaan? Pantaskah kah kita membentak ayah kita yang setiap hari pergi pagi pulang malam, lebur setiap hari, ngutang sana-ngutang sini agar kita terpenuhi kebutuhannya.
Banyak di antara kita suka mengeluh tentang sifat negative ibu kita, tapi kita tidak pernah berfikir mungkin hampir setiap malam ibu kita di keheningan sepertiga malam bangun untuk shalat tahajjud mendoakan kita sampai bercucuran air mata agar kita sukses dunia dan akhirat. Mungkin di suatu malam beliau pernah mendatangi kita saat tidur dan mengucap dengan bisik “nak, maafkan ibu ya… ibu belum bisa menjadi ibu yang baik bagimu” kita mungkin juga lupa di saat kondisi ekonomi rumah tangga kurang baik, ibu kita rela tidak makan agar jatah makannya bisa dimakan anaknya. Ketika kita masih kecil ibu kira rela tidur dan lantai dan tanpa selimut, agar kita bisa tidur nyaman di kasur dengan selimut yang hangat.
Setelah semua pengorbanan telah diberikan oleh ibu kita selama ini, lalu coba renungkan apa yang kita perbuat selama ini kepada ibu kita? Kapan terakhir kita membuat dosa kepadanya? Kapan terakhir kita membentak-bentaknya? Pantaskah kita membentak ibu kita yang selama Sembilan bulan mengandung dengan penuh penderitaan? Pantaskah kah kita membentak ayah kita yang setiap hari pergi pagi pulang malam, lebur setiap hari, ngutang sana-ngutang sini agar kita terpenuhi kebutuhannya.
Oleh karena itu maka berusahalah untuk berbakti kepada orang tuamu khususnya kepada Ibumu. Karena masa depan mu ada di desah doa-doanya setiap malam. Dan ingat “perilaku kita dengan orang tua kita saat ini akan mencerminkan perilaku anak kita kepada diri kita nanti”.
Sumber: Dakwatuna
0 komentar:
Posting Komentar