Selasa, 12 April 2016

Ya Atau Tidak?

Apakah Takdir (Rezeki, Jodoh, Maut) Bisa Berubah?

Sahabatku semua yang dirahmati Allah, apakah nasib itu bisa berubah atau tidak? pertanyaan ini kerap ditanyakan orang, bahkan kamu sendiri pasti bertanya-tanya tentang pertanyaan ini, ya atau tidak? pertanyaan ini kadang menjadi perdebatan antara yang menyakini bahwa sudah ditetapkan dan tak bisa berubah dan ada yang masih bisa berubah karena sejatinya, manusia dikarunia akal untuk berfikir mengupayakan yang terbaik bagi hidupnya, ya atau tidak.!

apakah nasib itu bisa berubah? hayooo siapa yang bisa jawab…! 


Apakah rejeki, jodoh dan mati yang telah ditetapkan bisa berubah ?

Tanamlah gagasan, petiklah tindakan. Tanamlah tindakan, petiklah kebiasaan. Tanamlah kebiasaan, petiklah watak. Tanamlah watak, petiklah nasib. Dimulai dari gagasan yang diwujudkan dalam tindakan, kemudian tindakan yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi suatu kebiasaan. Kebiasaan yang dilakukan berkali-kali akan menjelma menjadi watak, dan watak inilah yang akhirnya mengantarkan kita kepada nasib. Jadi nasib kita, kita sendirilah yang menentukan. Nasib kita ada di tangan kita.

Sebuah kisah untuk mencoba mengkiaskan jawaban atas pertanyaan diatas?

Dahulu, ada seorang jenderal dari negeri Tiongkok kuno yang mendapat tugas untuk memimpin pasukan melawan musuh yang jumlahnya sepuluh kali lipat lebih banyak. Mendengar kondisi musuh yang tak seimbang, seluruh prajuritnya gentar, kalau-kalau mereka akan menderita kekalahan.

Dalam perjalanan menuju medan perang, sang Jenderal berhenti di sebuah altar vihara. Ia melakukan sembahyang dan berdoa meminta petunjuk para dewa. Sedangkan rajuritnya menanti di luar vihara dengan harap-harap cemas. Tak lama kemudian, sang jenderal keluar dari vihara. Ia berteriak pada seluruh pasukannya, ‘Kita telah mendapat petunjuk dari langit’. 

Lalu ia mengeluarkan koin emas simbol kerajaan dari sakunya. Sambil mengacungkan koin itu ke udara ia berkata, Sekarang, kita lihat apa kata nasib. Mari kita adakan toss. Bila kepala yang muncul maka kita akan menang. Tapi bila ekor yang muncul, kita akan kalah. Hidup kita tergantung pada . Jenderal lalu melempar koin emas itu ke udara. Koin emas pun berputar-putar di udara. Lalu jatuh berguling-guling ditanah. Seluruh pasukan mengamati apa yang muncul. Setelah agak lama menggelinding ke sana-kemari, koin itu terhenti. Dan yang muncul adalah KEPALA. Kontan seluruh pasukan berteriak kesenangan. Hore! Kita akan menang. Nasib berpihak pada kita! Ayo, serbu dan hancurkan musuh. 

Kemenangan sudahlah pasti. Dengan penuh semangat sang Jenderal dan pasukannya bergerak menuju medan perang. Pertempuran berlangsung sangat sengit. Dengan bekal keyakinan dan tekad baja akhirnya musuh yang tak terhingga banyaknya dapat dikalahkan. Jenderal dan seluruh pasukannya betul-betul senang. Seorang prajurit berkata, Sudah kehendak langit, maka tak ada yang bisa mengubah nasib. Sesampai di ibu kota mereka disambut meriah oleh seluruh penduduk. Raja pun terkagum-kagum mendengar kisah peperangan yang dahsyat itu. Beliau bertanya pada sang Jenderal, bagaimana ia mampu mengobarkan semangat pasukannya hingga begitu gagah berani. Sang Jenderal kemudian menyerahkan koin emasnya pada Raja sambil berkata, Paduka, inilah yang memberikan mereka nasib baik. Raja menerima dan mengamati koin emas itu yang ternyata kedua sisinya bergambar KEPALA.

Sahabatku semua yang dirahmati Allah, tentunya engkau tahu ayat ini ..

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللّهِ إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللّهُ بِقَوْمٍ سُوءاً فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ

baginya (setiap manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya secara bergiliran di depan dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya. Sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain dia.

Allah akan mengubah nasib ketika kita berusaha maksimal untuk mewujudkan keinginan kita. Berusaha mengubah hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. karena rizki dan pertolongan Allah datang dari tempat yang tidak kita duga-duga.

ya atau tidak… ?

Lalu apakah rejeki yang sudah ditetapkan bisa berubah ?

rejeki memang sudah ditetapkan jauh sebelum kita dilahirkan, tapi kan sejatinya kita gak tahu apakah kita ditetapkan jadi orang yang ber Rezeki besar to yang ber Rejeki kecil ya to tidak ? “Rezeki sudah ditetapkan oleh Allah, bukan pada jumlahnya, tapi pada caranya.” Yang rajin akan kaya, yang malas akan miskin. Nasib tergantung pada upaya. Jika upaya kita baik, nasib kita baik. Orang yang menyalahkan nasibnya yang buruk kepada orang lain dan keadaan, akan semakin diburukkan hidupnya, agar dia sadar bahwa nasib adalah tanggung jawab pribadi.

mengenai rizki, jodoh, ajal, dll, itu sudah ditentukan, namun ditentukannya itu adalah dg ketentuan bijaksana, seseorang ditentukan rizkinya sekian, namun bila ia berusaha maka rizkinya sekian, bila ia lebih giat maka rizkinya sekian, bila ia selalu dijalan yg halal maka rizkinya sekian, demikian pula jodoh, bila ia tak mencari maka jodohnya si fulanah saat ia usia sekian, bila ia mencari wanita baik baik maka ia akan menikah dg si fulanah saat usia sekian, dg anak anak sekian.. (Mu’tashar Almukhtashar Juz 2 hal 318).

mirip dengan misalnya seorang pembuat mobil, ia tentunya menentukan segalanya, mobil ini bila dipakai dengan apik maka bertahan sekian tahun, bila dipakai terus tanpa perawatan maka akan hancur dalam sekian tahun, bila dibentur dengan kekuatan sekian maka tak akan bisa kembali normal selamanya, dan demikian dan demikian, dan tentunya Ketentuan Allah swt lebih sempurna dan detail.

Sungguh tiada kebijaksanaan melebihi kebijaksanaan Nya swt. dan tak lepas segala sesuatu dari ketentuan Nya swt.

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka.

Ada pendapat orang seperti ini !

Bisakah mengubah takdir? Banyak orang malas yang menjadikan takdir sebagai dalih atas kemalasannya. Padahal, takdir itu bisa diubah. Memang, tidak semua takdir bisa diubah. Misalnya, jika kita ditakdirkan sebagai seorang laki-laki, tidak bisa diubah menjadi seorang perempuan (walaupun ada yang merubah dari laki-laki jadi perempuan ini bukan merubah takdir tapi mendustai takdir).

Ada pendapat lain seperti ini.

Takdir telah ditetapkan sempurna oleh Allah, baik itu takdir baik maupun takdir yang buruk. Jika ada perubahan, misalnya sekarang saya miskin lalu sembari ikhtiar kemudian menjadi kaya, hal ini bukan takdirku yang berubah, tapi keadaan/nasibku yang berubah (QS13:11), dari keadaan miskin ke keadaan kaya. Dan perubahan keadaan/nasib ini adalah jalan takdir yang memang sudah ditetapkan demikian.

Ada pendapat lain seperti ini.


مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ) (الحديد:22)


 
Artinya: “Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Luhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Qs. 57:22)

Semua takdir telah Allah tulis 50 ribu tahun sebelum langit dan bumi diciptakan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ ، قَالَ : وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ


Artinya: “Sesungguhnya Allah telah menulis taqdir semua makhluk 50 ribu tahun sebelum langit dan bumi diciptakan, dan Arsy-Nya berada di atas air.” (HR. Muslim)

Jadi Allahlah yang telah menciptakan kita dan semua tingkah laku kita, yang menciptakan semua sebab dan akibatnya.

Adapun hadist yang berbunyi:

(لَا يَرُدُّ الْقَدَرَ إِلَّا الدُّعَاءُ)


Artinya: “Tidak menolak takdir kecuali doa.” (HR. Ahmad)

meskipun hadist ini lemah, Seandainya hadist ini shahih, maka bukanlah yang dimaksud bahwasanya kita bisa keluar dari takdir Allah, atau bisa melawan dan menghindar dari takdir Allah. Karena doa kita itu sendiri juga bagian dari takdir Allah. Dialah Allah yang mentakdirkan kita berdoa, sehingga dengan doa kita Allah mencegah musibah dari kita. Dengan kata lain, kita menolak takdir Allah, dengan takdir Allah.

Sebagaimana kita ingin menghilangkan sakit dengan obat, menghilangkan kemiskinan dengan bekerja. Ini bukan berarti kita bisa keluar dari takdir Allah, karena obat dan bekerjanya kita juga bagian dari takdir Allah itu sendiri, sembuh dan kayanya kita juga takdir Allah. Jadi kita keluar dari takdir Allah, dengan takdir Allah, menuju takdir Allah yang lain.

jadi dalam kata lain takdir itu bisa berubah ke takdir yang lain karena takdir yang telah Allah tentukan,,

sahabatku yang dirahmati Allah, mengupas ayat yang telah kita sebutkan diatas


لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللّهِ إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللّهُ بِقَوْمٍ سُوءاً فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ ١١


baginya (setiap manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya secara bergiliran di depan dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya. Sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain dia.

lahū mu‘aqqibātun

(baginya setiap manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya secara bergiliran), yakni malaikat-malaikat yang saling bergiliran. Malaikat malam bergiliran dengan malaikat siang dan malaikat siang bergiliran dengan malaikat malam.

mim baini yadaihi wa min khalfihī yahfazhūnahū min amrillāh, innallāha lā yughayyiru mā bi qaumin

(di depan dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum), yakni ketenteraman dan kenikmatan yang ada pada suatu kaum.

hattā yughayyirū mā bi aηfusihim

(sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka) dengan cara tidak bersyukur.

wa idzā arādallāhu bi qaumiη sū-an
 
(dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum) dengan cara menimpakan azab dan kehancuran.

fa lā maradda lahū
 
(maka tidak ada yang dapat menolaknya), yakni menolak ketentuan Allah terhadap mereka. 

wa mā lahum 
(sekali-kali tidak ada bagi mereka), yakni bagi orang-orang yang hendak dibinasakan Allah itu.

miη dūnihī
 
(selain dia), yakni selain Allah ta‘ala.
 
miw wāl
 
(pelindung), yakni pembela dari azab Allah ta‘ala.Menurut satu pendapat, tempat berlindung untuk perlindungan mereka.

sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka

kalimat ini memberikan kita motivasi untuk terus maju tanpa ragu dan tanpa takut Karena kunci sukses berasal dari diri kita sendiri.

Setiap orang pasti punya impian, entah itu mimpi jadi orang kaya, jadi dokter atau bahkan mimpi menjadi seorang presiden. Namun tidak setiap orang berusaha keras untuk meraih mimpi, menjadikan mimpi menjadikan kenyataan. Butuh kerja keras dan usaha yang sungguh sungguh untuk membuatnya jadi nyata. Anda boleh saja bermimpi dan memang dianjurkan untuk mempunyai impian, karena dengan impian itu kita punya harapan, dengan harapan itu kita bisa punya tujuan hidup. 

Bayangkan jika kita tidak ada tujuan hidup, mungkin kita akan melakukan bunuh diri. Ada seseorang yang menginginkan dirinya menjadi kaya, namun dia tidak berusaha dengan sungguh sungguh untuk mendapatkannya, yaitu hanya dengan berpangku tangan dan berharap suatu saat aka nada pekerjaan yang bagus baginya atau bahkan ada yang berharap kaya dari nomer togel.

“dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya. Sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain dia.

” kalimat ini memberi tahu kita untuk tidak hanya berusaha tapi kita juga harus berdoa, karena sesuai yang di sebutkan di atas, Pelindung manusia hanya Allah.. oleh karena itu mulai hari ini, detik ini, hilangkanlah rasa mudah menyerah, rasa tidak butuh kepada Allah, karena Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak merubahnya sendiri..

lalu setelah membaca kajian yang diatas apa yang harus kita upayakan agar kehidupan kita selalu baik

Yang pertama Yaitu dengan berdo’a.

Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam:

“Tidak ada yang dapat menolak taqdir (ketentuan) Allah ta’aala selain do’a. Dan Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi 2065)

Hadits dari Imam Turmudzi dan Hakim, diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi SAW Bersabda :

“Barangsiapa hatinya terbuka untuk berdo’a, maka pintu-pintu rahmat akan dibukakan untuknya. Tidak ada permohonan yang lebih disenangi oleh Allah daripada permohonan orang yang meminta keselamatan. Sesungguhnya do’a bermanfa’at bagi sesuatu yang sedang terjadi dan yang belum terjadi. Dan tidak ada yang bisa menolak taqdir kecuali do’a, maka berpeganglah wahai hamba Allah pada do’a”. (HR Turmudzi dan Hakim)

Yang kedua Yaitu Bersedekah.
Rasulullah SAW pernah bersabda : “Silaturrahmi dapat memperpanjang umur dan sedekah dapat merubah taqdir yang mubram” (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Imam Ahmad).

Yang ketiga yaitu Bertasbih.

Ada hadits yang diriwayatkan dari Sa’ad Ibnu Abi Waqosh, Rasulullah bersabda : “Maukah kalian Aku beritahu sesuatu do’a, yang jika kalian memanfa’atkan itu ketika ditimpa kesedihan atau bencana, maka Allah akan menghilangkan kesedihan itu? Para sahabat menjawab : “Ya, wahai Rasululullah, Rasul bersabda “Yaitu do’a “Dzun-Nun : “LA ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINADH-DHOLIMIN” (Tidak ada Tuhan selain Engkau, maha suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk diantara orang-orang yang dholim”). (H.R. Imam Ahmad, At-Turmudzi dan Al-Hakim).

Yang keempat yaitu Bershalawat

ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ubay Ibnu Ka’ab, bahwa ada seorang laki-laki telah mendedikasikan semua pahala sholawatnya untuk Rasulullah SAW, maka Rasul berkata kepada orang tersebut : “Jika begitu lenyaplah kesedihanmu, dan dosamu akan diampuni” (H.R Imam Ahmad At-Tabroni)

Yang kelima yaitu terus berihktiar terus memperbaiki kualitas diri dan kehidupan kita,

insyaAllah, Allah akan mengabulkan segala permintaan hambanya bagi mereka yang mau bersungguh-sungguh dalam menggapai, Man Jadda WaJada” yang artinya “Barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil.

sahabatku yang baik hatinya

memang dalam konteks sesungguhnya merubah kebiasaan itu tidak mudah, banyak orang mudah menyalahkan nasib, menyalahkan Allah atas nasib buruk yang dideritanya, sungguh orang ini adalah orang-orang yang jauh dari rahmat Allah, Allah itu maha kaya, tidakkah kau tahu itu ? kenapa tidak meminta kepadanya dengan sungguh-sungguh.

ada pula yang sudah bekerja keras membanting tulang, malam dijadikan siang, tapi kenapa nasibnya gak berubah-berubah tetap saja miskin, nah inilah yang harus kita cermati.. pasti ada yang salah dalam langkah ihtiar kita, kerja yang terbaik itu apakah kerja keras to kerja cerdas ? to gabungan keduanya ?

kerja keras itu sudah baik, namun alangkah lebih baik lagi jika diimbangi dengan kerja cerdas, lalu bagaimana agar kita menjadi cerdas? jawabnya dengan belajar, untuk apa kita belajar ? untuk mendapatkan ilmu. dengan apa kita bisa mendapatkan ilmu ? ilmu dapat didapatkan jika kita mau berfikir sungguh-sungguh untuk mengapainya.

itulah kenapa Allah menciptakan Akal, agar manusia itu mau berfikir mengupayakan yang terbaik bagi kehidupannya, bukankah itu takdir Allah? ya memang itu sudah takdir, tapi manusia sendirilah yang menentukan baik buruknya dengan akalnya tentunya juga atas kehendak Allah, karena manusia itu lemah tanpa daya dan upaya kecuali allah ridho terhadapnya.

“Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran” (Ar-Rad:19).

dengan akal kita dapat merenungi ayat-ayat Allah maupun hadist-hadist nabi yang menerangkan itu semua, kita ambil dalilnya lalu kita berfikir mengenai dalil tersebut, tidak serta merta mendahulukan akal manusia yang sejati mempunyai batas, Karena pada dasarnya Allah menciptakan akal pada manusia berbatas sesuai dengan kemampuan yang ada dalam akal itu sendiri dimana akal itu difungsikan. setiap orang yang mendahulukan akalnya atau akal orang lain daripada syariat Allah adalah kebingungan dan kesesatan, yang pasti fungsi akal bukan untuk mengkaji ataupun berpikir kepada apa yang ada di luar batas kemampuan dari akal tersebut, tapi Allah menciptakan akal pada manusia juga untuk membedakan bahwa manusia begitu tinggi derajatnya dari makhluk Allah yang lain, dan akal itu berfungsi untuk berpikir bahwa alam ini ada karena adanya yang menciptakan yaitu Allah Swt, dan fungsi akal itu juga manusia berpikir dan bersyukur atas apa yang ada dan menjadi rahmat bagi manusia itu sendiri.

makanya orang yang berilmu (berakal) itu Allah berikan beberapa derajat kemulian terhadapnya,

sahabatku yang baik hatinya

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz).(Al-An’am-59)

kita memang diharuskan start action (ihtiar), kita tidak bisa hanya berdoa saja ( tawakkal) dan berpangku tangan saja apalagi hanya bermimpi . Makna doa itu sendiri adalah berusaha, jadi salah kaprah kalo ada orang berdoa saja dan tidak berusaha.

Orang yang hanya bermimpi saja cenderung malas, hanya akan mengharapkan bantuan dari orang lain dan. Uang tidak akan datang dengan sendirinya, dengan kita hanya berpangku tangan. Memang segala sesuatu telah diatur oleh allah, namun allah juga benci kepada orang yang hanya berpangku tangan saja. Uang tidak akan pernah jatuh dari langit begitu saja tanpa kita berusaha, betul tidak ?

sifat malas inilah yang harus dirubah. merubah sifat malas yang sering melanda manusia yang sering dijadikan dalih bahwa “memang sudah dari sananya” padahal Allah tidak menyukai orang yang bersifat malas! berarti menyalahi apa yang sebenarnya Allah anjurkan ya gak kawan? kan malas, tak mau berusaha, berpangku tangan, kok pengen jadi orang kaya ?

padahal Allah tidak menyukai orang yang malas dan tak mau berusaha apalagi mudah berputus asa

Bagi kita yang kini telah terlanjur tenggelam dalam arus modernisasi, arus ekonomi neo liberal dengan segala manifestasinya, saatnya kini berada di simpang jalan, ada pilihan-pilihan buruk ada pula pilihan terbaik, ada kesempatan memilah dan memilih yang terbaik, dan ini semuanya tergantung niat kita memperjuangkan keberdayaan kita sebagai umat manusia, sebagai hamba Allah yang patuh dan taat terhadap segala perintahNYA. Memang pilihan ini memerlukan perjuangan serius untuk berubah, bukan langkah setengah-setengah, bukan pula dengan keragu-raguan. Sebagaimana ummat Islam yang diharuskan oleh Allah untuk masuk kedalam ajaran Islam secara keseluruhan (kaffah). 

Konsep ideal menjemput rezeki bukanlah sesuatu yang sulit digapai, persoalannya terpulang kepada niat serta kesungguhan hati untuk memperjuangkan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah. Jadi kita tak perlu pesimis, miris atau tidak yakin dengan upaya kita melakukan reposisi di segala bidang, khususnya menjemput rezeki. Apabila tata nilai yang berlaku saat ini sangat jauh dari aturan Allah, maka hendaknya kita bisa mengubahnya dengan sebuah proses “pemupukan” idealisme yang terus menerus. Sehingga bukan pada tempatnya lagi kita berfikir pragmatis sekedar uang dan hidup, akan tetapi memandang jauh kedepan dengan misi-misi yang lebih baik. betul tidak kawan ?

Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (At-Taubah:51)

sesorang bertanya kepada habib munzir almusyawa

semua manusia sudah ditetapkan oleh Allah SWT pada usia2 berapa kita akan wafat sementara kita sendiri tidak mengetahuinya yang ingin saya tanyakan kepada Habib yaitu, apakah cara wafatnya manusia jg Allah yang menentukan, misalnya seseorang itu ditakdirkan Allah wafat dalam kecelakaan,atau wafatnya karna sakit, atau wafatnya digantung seperti Sadam Hussein dll ?pertanyaan kedua adalah apakah seseorang itu menjadi jahat atau baik juga Allah yng menentukan?misalnya seseorang selama hidupnya selalu berbuat jahat dan sebelum taubat sudah wafat apakah jalan hidupnya menjadi jahat tersebut sudah Allah yang menentukan? apakah seseorang berbuat jahat Allah yang menentukan?misalnya seperti Bush selalu berbuat jahat kepada muslimin

maka apa jawaban habib munzir

Cahaya kemuliaan hidayah dan kasih sayang Nya semoga selalu menerangi anda dan keluarga dalam keridhoan Nya,

saudaraku yg kumuliakan, Allah Maha Tahu apa yg akan terjadi pada makhluk Nya,

dan Allah Maha Menentukan setiap takdir hamba Nya, apakah dalam neraka, atau dalam sorga, apakah miskin atau kaya, apakah hina atau mulia, apakah jahat atau shalih,

namun manusia diberi kebebasan untuk berbuat, dan perbuatan manusia itu bisa saja merubah takdirnya, dan takdir Allah swt ini bisa saja berubah dan tidak selamanya baku.

sebagaimana contohnya anda memiliki kolam ternak ikan, anda telah memastikan pengaturan dan nasib ikan itu, dalam 3 bulan anda menjualnya ke pasar, anda memberinya makan setiap pk 7 pagi (misalnya), anda memberinya vitamin setiap minggu, anda memindahkannya ke kolam lain setiap 2 minggu.

hal hal semacam itu lumrah saja, dan takdir ikan itu ditangan anda (dari Allah yang memasrahkannya ketangan anda).

namun bisa bisa saja anda merubah keputusan dan mengambil ikan itu beberapa untuk dimasak sendiri, boleh saja anda memindahkan satu diantaranya untuk di taruh di aquarium di kamar anda.

kesimpulannya bahwa anda memiliki hak penuh untuk berbuat apa saja pada ikan ikan anda, dan semua keputusan nasib ikan itu terserah anda, bila anda memutuskannya untuk dibuang esok maka tentunya akan terjadi,

namun bila anda memutuskannya dijual esok, lalu esok anda membatalkannya maka boleh boleh saja dan itu sangat mungkin terjadi, namun ikan itu tak punya hak menentukan nasibnya sendiri.

nah. demikianlah kita dimata Allah swt, kita boleh beramal namun tetap kita tak berhak menentukan nasib sendiri dan memastikan keinginan kita, namun Dia Yang Maha Penyantun memberi hak kepada kita dengan berubahnya takdir bila kita berdoa dan meminta kepada Nya, namun sesekali bukan kewajiban Nya untuk mesti taat pada doa kita

kita bukan Jabriyah yg mengatakan bahwa Allah tidak menentukan apa apa atas nasib kita, terserah kita sepenuhnya, faham ini sesat karena ia telah menafikan hak Allah atas ciptaan Nya.

kita bukan pula Qadariyah yg mengatakan semua kita ini hanya boneka Allah, semua sudah ditentukannya dan kita hanyalah wayang wayang mainan yg tdk bisa apa apa.

kita diantara keduanya, yaitu : Dia maha Menentukan segala galanya, namun ketentuan Nya dapat berubah bila Dia menghendaki, dan doa kita bisa pula merubah ketentuan Nya, dengan panjangnya usia, meluasnya rizki, selama hal itu dikehendaki Nya .

sahabatku yang dirahmati Allah,

salah satu kemunduran umat Islam, adalah menghindari Takdir, bukan menghadapinya. Kalau ingin kaya, aturannya bekerja keras, bukan diam atau malas-malasan, sementara kita lebih banyak bermalas-malasan, wajar kalau tidak kaya. Orang yang menghadapi takdir adalah mereka yang bekerja keras, sedangkan yang menghindari adalah mereka yang bermalas-malasan. Jadi,memang benar kalau segala yang baik itu datangnya dari Allah, karena Dia sudah menentukan segala sesuatunya dengan baik, kalau kita mengikuti dan memahami aturan-aturan yang ada, kita akan menemukan takdir yang baik. Sementara segala macam bencana, kecelakaan pada dasarnya memang hasil perbuatan dan kelalaian manusia juga. Contoh, banjir bandang, logikanya, banjir tersebut tidak perlu terjadi,jika hutan-hutan yang ada mampu menahan dan menyerap air tersebut. Tapi, karena hutan tersebut gundul, mengalirlah air tersebut tanpa hambatan, terjadilah banjir bandang. Siapakah yang menggundulinya ? Manusia juga. Jadi, bentuk “teguran” yang terjadi, biasanya sesuai atau akibat dari apa yang dilakukan oleh manusia.

dan campur tangan Allah di dunia ini, “diwakili” oleh ketentuan yang sudah Dia gariskan (ditakdirkan). Bagaimanapun jalan kita, kita terikat oleh ketentuan tersebut. Namun, kita pun dibekali akal untuk memahami aturan-aturan tersebut, sehingga ketika kita memutuskan untuk melakukan sesuatu, kita tidak bertindak bodoh dan celaka karena melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan ketentuan lalu apa kesimpulannya, anda simpulkan sendiri saja, saya rasa sudah jelas. 

jika anda tanya pendapat saya; saya akan jawab. “takdir itu bisa berubah”

sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka,

bagaimana pendapatmu sahabat?



Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution