Jumat, 21 September 2012

Bertamu dan Menerima Tamu

Akhlak Bermasyarakat

Bertamu dan Menerima Tamu
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita tidak akan pernah terlepas dari kegiatan bertamu dan menerima tamu. Adakalanya kita yang datang mengunjungi sanak saudara, teman-teman atau para  kenalan, dan lain waktu kita yang dikunjungi. Supaya kegiatan kunjung mengunjungi tersebut tetap berdampak positif bagi kedua belah pihak, maka Islam memberikan tuntunan bagaimana sebaiknya kegiatan bertamu dan menerima tamu tersebut dilakukan.


Bertamu
Sebelum memasuki rumah seseorang, hendaklah yang bertamu terlebih dahulu meminta izin dan mengucapkan salam kepada penghuni rumah.  Disamping meminta izin dan mengucapkan salam hal lain yang perlu diperhatikan oleh setiap oarng yang bertamu adalah sebagai berikut :
  1. Jangan bertamu sembarang waktu. Bertamulah pada waktu yang tepat, saat mana tuan rumah diperkirakan tidak akan terganggu
  2. Kalau diterima bertamu, jangan terlalu lama sehingga merepotkan tuan rumah
  3. Jangan melakukan kegiatan yang menyebabkan tuan rumah terganggu, misalnya memeriksa rumah dan perabotan rumah
  4. Kalau di siguhi minuman atau makanan hormatilah jamuan itu
  5. Hendaklah pamit waktu mau pulang

Menerima tamu
Menerima dan memuliakan tamu tanpa membeda-bedakan status sosial mereka adalah salah satu sifat terpuji yang sangat dianjurkan didalam Islam. Memulakan tamu dilakukan antara lain dengan menyambut kedatangannya dengan muka manis dan tutur kata yang lemah lembut, mempersilahkan duduk di tempat yang baik
HUBUNGAN BAIK DENGAN TETANGGA

Sesudah anggota keluarga sendiri, orang yang paling dekat dengan kita adalah tetangga, merekalah yang diharapkan paling kita butuhkan, jika tiba-tiba kita di timpa musibah kematian misalnya, tetanggalah yang paling dahulu datang takziah dan mengukurkan bantuan

Pentingnya hubungan baik dengan tetangga
Berkali-kali malaikat Jibril memesankan kepada nabi Muhammad saw untuk berbuat baik dengan tetangga, sampai-sampai beliau mengira tetangga akan mendapatkan warisan

Bentuk-Bentuk Hubungan Baik Dengan Tetangga
Minimal hubungan baik dengan tetangga di wujudkan dalam bentuk tidak mengganggu atau menyusahkan mereka, mmisalnya, waktu tetangga tidur atau istirahat. Kita tidak membunyikan radio atau televisi dengan volume tinggi, tidak membuang sampah doi halaman rumah tetangga. Tidak menyakiti hati tetangga dengan kata-kata yang tidak sopan dan kasar.

Seorang muslim harus peduli dan memperhatikan tetangganya. Mengulurkan tangan untuk mengatasi kesulitan hidup yang  dihadapi oleh tetangga, jangan sampai terjadi seseorang dapat tidur nyenyak sementara tetangganya menagis kelaparan, sebagai mana hadits Rasulullah  saw Artinya

Tidaklah beriman kepadaku orang yang  dapat tidur dengan perut kenyang sementara tetangganya kelaparan, padahal dia mengetahui. (HR. Bazzar)

HUBUNGAN BAIK DENGAN MASYARAKAT 

Selain dengan tamu dan tetangga, seorang muslim harus dapat berhubugan baik dengan masyarakat yang lebih luas, baik di lingkungan pendidikan, kerja, sosial dan lingkungan lainnya. baik dengan orang-orang seagama, maupun dengan pemeluk agama lainnya

Hubungan baik dengan masyarakat diperlukan, karena tidak ada seorang pun yang dapat hidup tanpa bantuan masyarakat. lagi pula hidup bermasyarakat sudah merupakan fitrah manusia. Dalam surat Al-Hujurat ayat 13 dinyatakan bahwa manusia diciptakan dari lelaki dan perempuan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, agar mereka saling kenal mengenal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, menurut Al-Qur’an, manusia secara fitrah adalah mahluk sosial dan hidup bermasyarakat merupakan suatu keniscayaan bagi mereka.

Pada dasarnya, tidak ada bedanya antara tata cara pergaulan bermayarakat secara muslim dan dengan non muslim. Kalau pun ada perbedaan, hanya terbatas beberapa hal yang bersifat ritual keagamaan
Kewajiban sosial sesama muslim
  1. Menjawab salam
  2. Mengunjugi orang sakit
  3. Mengirimkan jenazah
  4. Mengabulkan undagan
  5. Menyahuti orang bersin
Toleransi Agama
Toleransi tidaklah berati mengikuti kebenaran agama mereka, tetapi mengikuti kebenaran agama mereka dalam realitas bermasyarakat. Tolerasi juga bukan berati kompromoi atau bersifat sinkretisme dalam keyakinan dan ibadah. Kita sama sekali tidak boleh mengikuti agama dan ibadah mereka degan alasan apapun. Sikap kita dalam hal ini sudah jelas dan tegas yaitu:
“untukmu agamamu, dan untukku agamaku” (QS. Al-kafirun 109:6)

PERGAULAN MUDA-MUDI 

Dalam pergaulan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, terutama antar muda-mudi, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian khusus disamping ketentuan umum tentang hubungan bermasyarakat yang lainnya yaitu tentang mengucapkan dan menjawab salam, berjabatan tangan dan khalwah.
Mengucapkan dan menjawab salam
  1. Islam mengerjakan kepada sesama muslim untuk saling bertukar salam apabila bertemu
  2. Salam yang diucapkan minimal adalah ‘Assalamu Alaikum”
  3. Mengucapkan salam hukumnya sunnat, tetapi menjawab wajib – minimal dengan salam yang seimbang.
  4. Bila bertemu yang mengucapkan salam lebih dahulu adalah yang bertamu
  5. Salam tidak hanya diucapkan waktu saling bertemu, tapi juga tatkala mau berpisah.
  6. Jika dalam rombongan, baik yang mengucapkan maupun yang menjawab salam boleh hanya salah seorang dari anggota rombongan tersebut
  7. Rasulullah melarang orang Islam mengucapkan dan menjawab salam ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani)
  8. Pria boleh mengucapkan salam kepada wanita dan begitu pula sebaliknya.
Berjabatan tangan
Rasulullah saw mengajarkan bahwa untuk lebih menyempurnakan salam dan menguatkan tali ukhuwah Islami’ah, sebaiknya ucapan salam diikuti dengan berjabatan tangan (bersalaman) tentu jika memungkinkan.
Khalwah
Satu hal lagi yang sangat penting sekali diperhatikan dalam pergaulan pria dan wanita, terutama antar muda-mudi adalah masalah pertemuan antara pria dan wanita, terutama pertemuan-pertemuan pribadi. Rasulullah saw melarang pria dan wanita berkhalwah, baik ditempat umum, apalagi di tempat sepi.
Yang dimaksud dengan khalwah adalah berdua-duaan antara pria dan wanita yang tidak punya hubungan suami istri dan tidak pula mahram tanpa ada orang ketiga. Termasuk khalwah berdua-duaan ditempat umum yang diantaranya mereka dengan pesangan itu saling tidak mengenal, atau saling kenal tapi tidak punya kepedulian atau tidak punya kontrak komunikasi sama sekali, sekalipun berada dalam area yang sama, seperti dipantai, pasar, restoran, apalagi di bioskop dan tempat-tempat hiburan tertutup lainnya.

Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah islamiyah adalah sebuah istilah yang menunjukkan persaudaraan antara sesama muslim di seluruh dunia tanpa melihat perbedaan warna kulit, bahasa, suku, bangsa dan kewarganegaraan. Yang mengikat persaudaraan itu adalah kesamaan keyakinan atau iman kepada Allah dan rasul-Nya. Mereka sama-sama bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah swt dan Muhammad itu adalah nabi dan utusan-Nya.
Menegakkan dan membina ukhuwah islamiyah.

Supaya ukhuwah islamiyah dapat tegak dengan kokoh diperlukan empat tiang penyangga, yaitu ta’aruf, tafahum, ta’awun dan takaful.
  1. Ta’aruf
  2. Tafahum
  3. Takaful
by. Abied

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution