Lima Hal Yang Menentramkan Diri
Tenteram adalah kondisi jiwa yang tenang, tak ada ketakutan, tak ada
kekhawatiran, tak ada kekecewaan, berenergi positif besar. Secara
prinsip, inilah kondisi jiwa yang selalu ingat, dekat, dan merasa selalu
bersama dengan Yang Maha Kuasa. Maka dengan sangat indah, Pak Mario
Teguh merumuskan : SAYA + TUHAN = CUKUP.
Sekarang, saya memilih 5 hal yang menjadi aplikasinya. Tentu banyak
sekali aplikasi yang bisa kita lakukan. Anda pun bisa menambah dengan
hal-hal lain yang mungkin lebih pas dengan diri anda. Nah, 5 hal yang
menenteramkan diri yaitu:
1. Ibadah yang benar
Ibadah adalah kebutuhan jiwa. Bila kebutuhan diri tak terpenuhi maka
kita akan gelisah. Sang jiwa akan merana karena ada kebutuhannya yang
tak terpenuhi. Hal ini mirip dengan perut yang lapar. Bila kebutuhan
makan-minum ini tak dipenuhi, maka diri fisik jadi lemas, pikiran pun
kalut, emosi bersumbu pendek (mudah marah). Bila kebutuhan ibadah tak
terpenuhi, akibatnya tak langsung terasa seperti lapar, tapi jauh lebih
berbahaya. Jiwa jadi sakit. Jiwa yang sakit membuat pikiran dan emosi
sangat sulit untuk positif dan menjadi sangat mudah untuk negatif.
Fisik cenderung mudah melakukan keburukan dan kezaliman. Wah,…ngeri!
2. Menyelesaikan pekerjaan
Pekerjaan yang selesai dengan baik, membuat pikiran, perasaan, dan
fisik bisa istirahat. Dan ini menenangkan. Pernah menunda pekerjaan
yang harus dilakukan? Saya pernah. Dan rasanya nggak enak banget.
Ada beban berat yang harus dirasakan. Maka selesaikan pekerjaan dengan
baik. Kualitasnya sesuai standar. Waktunya tak terlambat. Dan
memuaskan pemberi pekerjaan. Maka perasaan lega yang luar biasa akan
menyergap anda.
3. Memaafkan kesalahan
Waktu kuliah, ada seorang teman yang menyakiti saya dalam masalah
organisasi kemahasiswaan. Lama juga saya tak mau bertemu dengannya.
Kalau pun harus ketemu, rasa sakit hati ini timbul kembali. Sampai
akhirnya saya memutuskan untuk belajar memaafkan. Saya maafkan beliau.
Dan rasanya…wow. Enak banget. Plong. Lega. Tenang. Tenteram.
Sekarang saya malah bisa bercanda lagi dengannya. Maka temans, jangan
simpan dendam. Maafkan…maafkan…maafkan.
4. Menepati janji
Janji yang tak ditepati membuat kegelisahan. Ada rasa bersalah yang
terus menghantui. Maka tepatilah janji. Bila memang setelah berjanji
tak bisa ditepati, berjiwa besarlah. Minta maaf. Akui kesalahan. Lalu
ganti janji tersebut dengan tindakan baik yang lain.
5. Menghindari dosa
Dosa itu memang nikmat. Karena nikmat banyak orang senang bergelimang
dosa. Dosa terasa nikmat oleh bagian diri yang bernama ego/nafsu.
Tapi untuk jiwa, dosa itu sangat menyakitkan. Maka menghindari dosa
akan menimbulkan kesengsaraan bagi ego, tapi menimbulkan kenikmatan
bagi jiwa.
Nah, temans, mari ber3B (BELAJAR, BERLATIH, BERJUANG) untuk meraih ketenteraman diri. Terima kasih…
0 komentar:
Posting Komentar