Kasih Sayang Allah Kepada Hamba-Nya
مَنْ عَرَفَ اللهَ بِأَسْمَائِهِ
وَصِفَاتِهِ وَأَفْعَالِهِ أَحَبَّهُ
لاَمَحَالَةَ
“Barang siapa yang mengenal Allah melalui
nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya, pasti dia
akan mencintai-Nya!” (Ibnul Qayyim, Al-Jawabul Kafi)
Ada dua nama Allah yang begitu dekat di telinga kaum muslimin. Ada
dua nama Allah yang begitu lekat di lisan kaum mukminin. Ada dua nama
Allah yang tertera dalam lafal basmalah. Ada dua nama Allah yang menjadi
bagian surat Al-Fatihah. Ada dua nama Allah yang begitu indah. Dua nama
itu adalah Ar-Rahman dan Ar-Rahim.
Keduanya berhubungan dengan “rahmat” (kasih sayang) Allah
Ar-Rahman: yang memiliki rahmat yang luas meliputi seluruh makhluk-Nya; wazan فعلان
dalam bahasa Arab menunjukkan keluasan dan cakupan menyeluruh.
Sebagaimana jika ada seorang lelaki yang marah dalam hal apa pun, dia
disebut: رجل غضبان (rojulun ghodhbanun).
Ar-Rahim: nama yang menunjukkan atas perbuatan, karena فعيل bermakna فاعل .
Sifat “rahmat” (kasih sayang) Allah yang terkandung dalam kedua nama tersebut sesuai dengan ketinggian dan kemuliaan Allah.
Perbedaan makna lafal “Ar-Rahman” dan “Ar-Rahim”
Ada ulama yang mengatakan bahwa Ar-Rahman artinya Allah memberikan
kasih sayang secara umum kepada seluruh makhluk-Nya di dunia, sedangkan
Ar-Rahim artinya Allah memberikan kasih sayang secara khusus kepada
orang-orang beriman saja di akhirat.
Selain pendapat tersebut, Syekh Khalil Harash menyebutkan pendapat
lain tentang perbedaan antara makna lafal Ar-Rahman dan Ar-Rahim, “Al-’Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah telah
membawakan pendapat bahwa Ar-Rahman menunjukkan sifat yang terkandung
pada Dzat, sedangkan Ar-Rahim mennunjukkan atas keterkaitan sifat
tersebut (rahmat) dengan makhluk yang dirahmati. Dengan demikian, lafal
‘Ar-Rahman’ tidak diungkapkan dalam bentuk muta’addi (perlu objek). Sementara lafal Ar-Rahim diungkapkan dengan menyebutkan objek. Allah berfirman,
وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيماً
‘… Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.’ (Q.s. Al-Ahzab: 43)
(Dalam ayat tersebut) tidak dikatakan رحمانا (Rahmanan), tetapi Allah nyatakan “رَحِيماً ” (Rahimaa). Inilah pendapat terbaik tentang perbedaan makna kedua lafal tersebut.”
Kasih sayang terhadap seluruh makhluk-Nya
Ar-rahmah al-’ammah: Kasih sayang yang Allah berikan secara umum kepada seluruh makhluk-Nya tanpa terkecuali.
Sifat ini dikaitkan dengan sifat “al-’ilmu” dalam firman Allah berikut ini,
رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْماً
“Wahai Tuhan kami, rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu ….” (Q.s. Ghafir/Al-Mu’min: 7)
Ilmu Allah meliputi segala sesuatu. Dengan demikian, rahmat (kasih
sayang)-Nya juga dirasakan oleh segala sesuatu tersebut sebab Allah
menggandengkan antara ilmu-Nya dan rahmat-Nya. Kasih sayang jenis ini
dirasakan oleh badan selama di dunia, seperti: makanan, minuman,
pakaian, tempat tinggal, dsb.
Kasih sayang Allah terkhusus bagi orang-orang beriman
Ar-rahmah al-khashshah: Kasih sayang Allah yang khusus
diberikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Kasih sayang jenis
ini bersifat imaniah diniah duniawiah ukhrawiah, berupa taufik untuk
mengerjakan ketaatan, kemudaan dalam beramal kebajikan, keteguhan di
atas iman, petunjuk menuju jalan yang lurus, serta kemuliaan dengan
dimasukkan ke dalam surga dan dibebaskan dari siksa neraka.
Di akhirat kelak
Rahmat Allah bagi orang-orang kafir hanya terbatas di dunia. Dengan
kata lain, tak ada rahmat sejati bagi mereka. Lihatlah keadaan mereka
nantinya di akhirat,
رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَالِمُونَ
“Wahai Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya
(dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada
kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.”
(Q.s. Al-Mu’minun: 107)
Tak ada rahmat bagi mereka pada hari itu. Yang ada hanya keadilan! Allah berfirman kepada mereka,
قَالَ اخْسَؤُوا فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ
“Allah berfirman, ‘Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan-Ku.’” (Q.s. Al-Mu’minun: 108)
Demikianlah kondisi orang kafir di akhirat. Lalu, bagaimana keadaan orang-orang beriman?
Di akhirat kelak, Allah akan mengkhususkan rahmat, keutamaan, dan
kebaikan dari-Nya bagi orang-orang mukmin. Allah juga akan memuliakan
mereka dengan ampunan dan penghapusan dosa. Saking luasnya segenap
karunia itu, sampai-sampai lisan tak mampu menceritakannya dan pikiran
tak mampu membayangkannya.
إن لله مائة رحمة أنزل منها رحمة
واحدة بين الجن والإنس والبهائم والهوام، فيها يتعاطفون، وبها يتراحمون،
وبها تعطف الوحش على ولدها، وأخر الله تسعا وتسعين رحمة يرحم بها عباده يوم
القيامة
“Sesungguhnya Allah memiliki 100 rahmat. Salah satu di antaranya diturunkannya kepada kaum jin, manusia, hewan, dan tetumbuhan. Dengan
rahmat itulah mereka saling berbelas kasih dan menyayangi. Dengannya
pula binatang liar mengasihi anaknya. Dan Allah mengakhirkan 99 rahmat
untuk Dia curahkan kepada hamba-hamba-Nya pada hari kiamat.”
(Muttafaq ‘alaih; dalam Shahih Bukhari no. 6104 dan Shahih Muslim no. 2725; lafal hadits ini dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)
Bilamana kasih sayang Allah bertambah?
Jika seorang hamba memperbanyak ketaatan dan mendekatkan dirinya
kepada Rabb-nya maka bagian rahmat Allah yang diperolehnya juga akan
semakin bertambah banyak.
وَهَـذَا كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُواْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan Al Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.”(Q.s. Al-An’am: 155)
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatilah rasul, supaya kamu diberi rahmat.”
(Q.s. An-Nur: 56)
إِنَّ رَحْمَتَ اللّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ
“Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”
(Q.s. Al-A’raf: 56)
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَـاةَ
وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ
“Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang
bertakwa, yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang beriman kepada
ayat-ayat Kami.”
(Q.s. Al-A’raf: 156)
Hanya kepada Allah kita memohon agar dengan rahmat-Nya kita
termasuk dalam golongan orang-orang shalih. Semoga Allah juga
mencurahkan kasih sayang kepada kita, sebagaimana yang Dia limpahkan
kepada kekasih-kekasih-Nya yang beriman. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala Mahamulia lagi Maha Agung, rahmat-Nya begitu luas tak terbatas.
Maroji’:
- Syarh Al-’Aqidah Al-Wasithiyyah, Syekh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin, Dar Ibnul Jauzi.
- Syarh Al-’Aqidah Al-Wasithiyyah, Syekh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Dar Ibnul Jauzi.
- Syarh Al-’Aqidah Al-Wasithiyyah, Syekh Muhammad Khalih Harash, Dar Ibnul Jauzi.
- Fiqhul Asmail Husna’, Syekh ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr, Darut Tauhid lin Nasyr, Riyadh.
---------------------------------------
Muroja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits
0 komentar:
Posting Komentar