Jagalah Iman Selamanya
Tidak henti-hentinya kita bersyukur kepada Alloh SWT atas karunia
yang telah dianugerahkan-Nya. Dialah Alloh yang telah memberikan kita
modal software dan hardware untuk mengarungi kehidupan, mulai dari naluri atau insting, akal dan pikiran, sampai diturunkannya Agama sebagai pedoman setiap manusia.
Bicara mengenai pedoman hidup berupa agama, Alloh berfirman dalam QS al-Maidah 3,
“Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan
kepadamu nikmatKu dan telah Ku-ridhoi islam itu jadi agama bagimu”.
Melalui firman ini, Alloh menekankan bahwasanya risalah agama dan
diturunkannya kitab suci sudahlah usai, sehingga kita tidak memerlukan
keyakinan lain di luar islam dan al-Quran. Keimanan terhadap kitab
Jabur, Taurat, dan Injil hanyalah sebatas lidah dan hati, tidak perlu
dengan amal keseharian. Rosululloh pernah berkata, andaikata Musa hidup
saat al-Quran diturunkan, maka dia akan mengatakan, tidak ada kewajiban
selain tunduk kepada al-Quran. Kita tidak memerlukan nabi siapapun dan
apapun setelah nabi Muhamad. Andaikata kita meyakini masih ada
kerasulan, maka itu merupakan pembangkangan terhadap al-Quran dan nabi.
Melalui firman ini, Alloh menekankan juga bahwa ajaran islam sudahlah
final. Sehingga menjadi kewajiban kita saat ini untuk menjaga dan
mengamalkannya dengan penuh ketulusan.
Dalam perjalanan mengawal ajaran islam yang luhur ini, tidaklah
semudah diucapkan. Diperlukan kewaspadaan yang tinggi terhadap gangguan
syetan, baik dari golongan jin maupun manusia. Kita telah mengetahui,
bahwa dalam sejarah kehidupan manusia, syetan telah membangkang
kepada Alloh SWT. Dia berjanji akan merayu, membujuk dan
membisikan manusia agar berpindah ke selain kiblat dan falsafah islam.
Dalam QS Al araf 16-17, diterangkan,
“Iblis menjawab, “karena
engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya
akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan
dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur (ta’at).
Merujuk ayat ini, kita harus waspada bahwasanya iman yang lurus akan
selalu dibelokkan oleh godaan syetan. Diperlukan ketahanan untuk
menyelamatkan diri, keluarga serta anak dari gangguan tidak bertanggung
jawab ini, karena kita tidak mengerti apa yang akan terjadi dengan anak
cucu kita.
Untuk itulah, perlu komitmen yang istiqomah dalam beragama. Perlu
iman yang baik dan benar sebagai fondasi strategis dalam mengarungi
kehidupan. Iman yang menghadirkan rasa pengawasan dan takut kepada
Alloh, dan rasa tidak aman terhadap siksanya. Iman yang disertai ilmu
yang mantap. Sehingga melahirkan amaliyah yang sesuai tuntutan Alloh dan
rosul-Nya. Para Sahabat bertanya kepada rosul, berikan aku tips
sehingga tidak membutuhkan pedoman-pedoman lain, rosul menjawab, katakan
iman kepada Alloh kemudian istiqomah.
Bagi mereka yang sukses memegang teguh keimanannya sampai hayat
menjemputnya, malaikat akan turun menemuinya. Melaikat menyampaikan
kabar, wahai hamba Alloh yang baik, tidak perlu takut, dan jangan sedih
meninggalkan dunia. Bergembiralah dengan surga.
Beristiqomahlah dengan mantap. Janganlah meniru pemikiran atau paham
tertentu yang menyimpang. Rosul pernah mengingatkan, Inginkah aku
sampaikan orang yang rugi di dunia?. Amalannya sia-sia, sementara ia
menganggap dirinya sudah baik?. Mereka adalah orang yang kufur, orang
yang riya dan orang yang menyimpang. Mereka akan menjadi salah satu
korban iblis, dan akan menyesal saat iblis yang mengganggunya melepas
diri di hadapan Alloh di akhirat kelak.
Untuk itulah, jaga dan kawallah aqidah kita. Hidup kita sebentar.
Umur kita singkat. Janganlah bermain-main dengan aqidah. Memohon dan
berharaplah kepada Alloh, agar sisa hidup kita selalu ada dalam
bimbingan dan tuntunan-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar