Penderitaan Orang Pelit
Dikisahkan
tentang seorang lelaki berusia 60-an tahun yang menjadi buah bibir di
kampungnya. Pasalnya, lelaki paruh baya tersebut terkenal sangat pelit,
bahkan untuk makan sehari-hari dan kesehatannya sendiri. Sudah menjadi
rahasia umum bahwa dia jarang sekali makan lebih dari sepotong roti
setiap hari.
Suatu
ketika ia marah habis-habisan kepada istrinya, lantaran istrinya itu
membeli seekor ikan untuk lauk mereka makan. "Kamu ini perempuan boros.
Aku saja tidak pernah membeli ikan, kok kamu berani-beraninya beli
ikan," bentak lelaki itu uring-uringan.
Si
istri yang sabar dan sangat hafal tabiat suaminya itu berusaha membela
diri. "Bukan saya yang beli, tetapi tetangga sebelah yang memberikan
ikan ini untuk kita," dalihnya.
"Kalau
begitu, potong-potong ikan itu menjadi 7 bagian untuk jatah lauk makan
kita selama 7 hari. Kalau mau menggoreng beri garam, tapi sedikit saja
nanti garamnya cepat," sahut lelaki itu memberi solusi sekaligus
instruksi.
Beberapa
hari kemudian, lelaki itu jatuh sakit, badannya demam dan tidak mampu
beraktifitas seperti biasa. Si istri kasihan melihat kondisi suaminya.
Ia bergegas pergi ke sebuah toko obat untuk membeli obat penurun panas.
Ketika
si istri menyodorkan obat tersebut, suaminya justru menutup mulut
rapat-rapat karena menilai bahwa membeli obat adalah pemborosan besar.
"Jangan khawatir, obat ini adalah obat paling murah. Lagipula, di dalam
kotak obat ini ada kupon yang bisa ditukar dengan hadiah," bujuk
istrinya sembari memberikan obat. Tetapi suaminya itu tetap mengunci
mulutnya.
Tak
kurang akal, si istri langsung membisikkan sesuatu di telinga suaminya.
"Ehmm, sebenarnya saya tadi bohong. Obat ini sudah kadaluarsa. Jadi
toko obat itu memberikannya gratis kepada saya," bisik istrinya. Barulah
setelah itu si lelaki pelit tadi bersedia meminum obat. Setelah minum
obat, diapun tersenyum kemudian memuji istrinya pintar.
Renungan:
Yang
penting bukanlah berapa banyak yang kita miliki tetapi berapa banyak
yang kita nikmati. Sebab kekayaan akan mempunyai arti bila kita dapat
menikmatinya. Sehingga kalaupun kita ingin mengumpulkan lebih banyak
harta kekayaan seharusnya tidak dengan cara bersikap pelit, karena
langkah tersebut hanya akan mengurangi kualitas hidup.
Langkah
yang seharusnya ditempuh adalah menambah sumber penghasilan,
selanjutnya hidup sederhana. Karena di dalam kesederhanaan ada kemuliaan
dan ketenteraman hati. Berbeda dengan hidup pelit dimana di dalamnya
hanya ada kesusahan karena kekhawatiran berlebih hartanya akan
berkurang.
0 komentar:
Posting Komentar