Jumat, 08 Februari 2013

Perlu Kita Teladani

Sikap yang Perlu di Teladani

Apa yang anda lakukan kalau suatu saat uang anda dibawa kabur orang atau anda ditipu orang sehingga anda rugi dan lebih sial lagi kita tidak mengetahui siapa yang mencuri uang kita.  Mungkin salah satu dari kita pernah mengalami hal seperti itu, mengalami kesialan hal yang diluar dugaan kita. Kesal, marah kemudian timbul benci bahkan dendam kepada orang yang membuat kita rugi, kalau perlu kita sumpahi dia agar celaka sehingga tidak bisa menggunakan uang yang dia ambil adalah sikap yang umum dari orang yang mengalami perlakuan tidak menyenangkan.
Itulah yang membedakan orang awam dengan orang khusus dalam hal ini wali Allah atau orang-orang yang telah dekat dengan Allah, mereka tidak pernah mendoakan orang dengan doa buruk bahkan untuk musuh sekalipun karena mereka tahu segala sesuatu terjadi atas izin dan kehendak Allah. Bahkan ketika harta mereka diambil, rasa syukur mereka kepada Allah menjadi bertambah.

Suatu hari sepeda motor milik Guru saya yang biasa dipakai murid Beliau untuk memudahkan urusan sehari-hari dicuri orang. Dengan rasa takut dan was was si murid melaporkan kejadian itu kepada Guru. Dalam hatinya mengatakan pasti Guru memarahi dia bahkan bisa jadi dia akan di usir dari rumah Gurunya. Ketika dia melaporkan tentang kehilangan sepeda motor, diluar dugaan Gurunya malah tersenyum dan mengatakan kepada muridnya, 

Tidak usah kamu khawatir, janji Allah setiap segala sesuatu yang diambil akan diberi ganti dengan yang lebih baik bahkan kalau kurang akan ditambah oleh Allah”.

Sikap yang dimiliki oleh seorang Wali Allah itu perlu kita teladani sehingga kita tetap dalam kondisi bahagia, senang, tenang walaupun hal yang terburuk menimpa hidup kita.

Kisah menarik tentang kehilangan uang dialami oleh  ‘Abdullah ibn Mas’ud seorang sahabat Nabi yang terkenal. Ia memang bukan sahabat biasa. Ia juga seorang ulama. Tentangnya, Rasulullah saw pernah berkata 

Sesungguhnya kaki ( Ibnu Mas’ud ) di timbangan Allah pada hari kiamat itu jauh lebih berat daripada gunung Uhud.”

Bagaimanakah gerangan perilaku beliau sehingga mendapatkan karunia itu ? Inilah salah satu di antaranya…

Suatu hari, beliau pergi ke pasar dengan membawa beberapa keping dirham untuk membeli sedikit makanan. Tanpa diduga, ada seorang pencuri yang mencuri dirham-dirham itu. Orang-orang yang mengenal ‘Abdullah ibn Mas’ud lalu mendoakan kesialan untuk pencuri itu. Namun beliau justru mengatakan : “Kalian jangan mendoakan kesialan untuknya. Akulah pemilik dirham-dirham itu, aku akan berdoa untuknya, dan harap kalian mau mengaminkan doaku…”

Beliau kemudian  berdoa : 

Ya Allah ! Bila engkau mengetahui bahwa orang yang mencuri dirhamku adalah orang berhajat padanya, maka berkahilah ia dengan dirham itu, dan bila Engkau mengetahui bahwa ia sebenarnya tidak berhajat padanya, maka Ya Allah ! Jadikanlah ini sebagai kemaksiatan terakhir yang ia lakukan dalam hidupnya.

 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution