Ciri-ciri Orang yang
Bertaqwa
Salah satu perintah Allah swt yang banyak
disebutkan dalam al-Qur’an dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. adalah agar
kita, orang-orang mukmin, berusaha mencapai tingkat/derajat taqwa. Taqwa kepada
Allah swt. begitu penting, karena dengan taqwa ini, seseorang mempunyai
kedudukan yang tinggi di sisi Allah swt. Taqwa adalah buah dari pohon ibadah.
Ia merupakan tujuan utama dari setiap perintah ibadah kepada Allah swt.
Perintah berpuasa misalnya bertujuan untuk meningkatkan derajat ketakwaan bagi
orang-orang beriman. Taqwa yang sesungguhnya hanya diperoleh dengan cara
berupaya secara maksimal melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi
segala larangan-larangannya. Ketaatan ini adalah ketaatan yang tulus, tidak
dicampuri oleh riya atau pamrih.
Banyak sekali ayat-ayat Allah maupun hadis Nabi saw. yang
menekankan perintah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Di antarnya
adalah firman Allah swt. :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُون
Firman Allah tentang kedudukan orang-orang yang bertaqwa:
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ
مَفَازًا
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ
يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Taqwa kepada Allah artinya mempunyai kesadaran
akan kehadiran-Nya. Allah selalu dekat dan menyertai kita, selalu mengawasi
setiap perbuatan kita sehingga menimbulkan kesadaran agar kita senantiasa
berhati-hati, jangan sampai menyimpang dari tuntunan, ajaran, dan
ketentuan-ketentuan Allah swt. dalam kehidupan keseharian kita. Hal tersebut
akan mendatangkan ketentraman dan ketenangan hati serta kesejahteraan dan
keselamatan baik dalam kehidupan di dunia yang sebentar ini, maupun dalam
kehidupan di akhirat yang langgeng kelak.
Apakah kita sudah berhasil mencapai tingkat
taqwa tersebut? Hanya Allah swt. dan kita masing-masinglah yang mengetahuinya
dengan tepat.
Salah satu ayat al-Qur’an yang membicarakan taqwa adalah surah
al-A’raf ayat 26 sebagai berikut:
يابنى آدم قد أنزلنا عليكم
لباسا يوارى سوءاتكم وريشا ولباس التقوى ذلك خير ذلك من ءايات الله لعلهم يذكرون
Dalam ayat ini, Allah menyatakan bahwa Ia telah menyediakan dua
macam pakaian bagi manusia:
Pertama, pakaian lahir yang mempunyai 2 (dua) fungsi pokok, yaitu untuk menutupi aurat atau melindungi fisik orang dari bahaya yang datang dari luar dan (fungsi kedua) sebagai hiasan. Para ulama menjelaskan bahwa pakaian lahir yang disebut dalam ayat itu, di samping pakaian yang kita kenakan sehari-hari, berarti pula semua kenikmatan duniawi yang dianugrahkan Tuhan kepada kita yang memang kita butuhkan dalam hidup ini. Misalnya kesehatan badan, penguasaan ilmu pengetahuan yang luas dan dalam, perolehan rezeki/harta yang cukup, dan kekuasaan duniawi. Itu semua adalah perkara lahir yang dibuthkan manusia dalam hidupnya di dunia ini.
Pertama, pakaian lahir yang mempunyai 2 (dua) fungsi pokok, yaitu untuk menutupi aurat atau melindungi fisik orang dari bahaya yang datang dari luar dan (fungsi kedua) sebagai hiasan. Para ulama menjelaskan bahwa pakaian lahir yang disebut dalam ayat itu, di samping pakaian yang kita kenakan sehari-hari, berarti pula semua kenikmatan duniawi yang dianugrahkan Tuhan kepada kita yang memang kita butuhkan dalam hidup ini. Misalnya kesehatan badan, penguasaan ilmu pengetahuan yang luas dan dalam, perolehan rezeki/harta yang cukup, dan kekuasaan duniawi. Itu semua adalah perkara lahir yang dibuthkan manusia dalam hidupnya di dunia ini.
Kedua, pakaian batin, atau dalam ayat di atas disebut “pakaian taqwa”.
Pakaian taqwa ini –menurut ayat di atas- ternyata lebih baik dan lebih pentng
ketimbang pakaian lahir. Ini karena pakaian taqwa akan memperindah ruhani, hati
dan jiwa manusia. Pakaian taqwa akan menentukan apakah pakaian lahir tadi
bermanfaat atau tidak. Banyak orang berpakaian lahir, tapai tidak berpakaian
taqwa, maka pakaian lahir tadi tidak memberikan manfaat apa-apa untuknya di
dunia maupun di akhirat.
Al-Hasan al-Bashri, ulama besar yang hidup pada
akhir abad VII M, dalam telaahnya tentang pengertian taqwa yang terkandung
dalam surah al-A’raf ayat 26 di atas, mengungkapkan ciri-ciri orang yag
bertaqwa kepada swt., sebagai berikut:
·
Teguh dalam keyakinan
dan bijaksana dalam pelaksanaannya;
·
Tampak wibawanya karena
seuma aktivitas hidupnya dilandasi kebenaran dan kejujuran;
·
Menonjol rasa puasnya
dalam perolehan rezeki sesuai dengan usaha dan kemampuannya;
·
Senantiasa bersih dan
berhias walaupun miskin;
·
selalu cermat dalam
perencanaan dan bergaya hidup sederhana walaupun kaya;
·
Murah hati dan murah
tangan
·
Tidak menghabiskan waktu
dalam perbuatan yang tidak bermanfaat;
·
Tidak berkeliaran dengan
membawa fitnah
·
Disiplin dalam tugasnya;
·
Tinggi dedikasinya;
Terpelihara identitas muslimnya (setiap perbuatannya berorientasi kepada terciptanya kemaslahatan/kemanfaatan masyarakat);
Terpelihara identitas muslimnya (setiap perbuatannya berorientasi kepada terciptanya kemaslahatan/kemanfaatan masyarakat);
·
Tidak pernah menuntut
yang bukan haknya serta tidak menahan hak orang lain;
· Kalau ditegur orang
segera intropeksi. Kalau ternyata teguran tersebut benar maka dia menyesal dan
mohon ampun kepada Allah swt. serta minta maaf kepada orang yang tertimpa oleh
kesalahannya itu;
·
Kalau dimaki orang dia
tersenyum simpul sambil mengucapkan: “Kalau makian anda benar saya bermohon
semoga Allah swt mengampuniku. Kalau teguran anda ternyata salah, saya bermohon
agar Allah mengampunimu.
Kalau kita mempunya ciri-ciri seperti di atas,
berarti kita pantas merasa telah mencapai tingkat ketaqwaan kepada Allah swt.
dan tentu harus kita pelihara serta tingkatkan terus menerus. Pakaian taqwa
dengan ciri-ciri seperti di atas yang telah kita perjuangkan; menenunnya/merajutnya
dengan susah payah sepanjah hidup kita ini janganlah dirusak lagi. Semoga Allah
swt. menuntun kita masing-masing untuk mencapai tingkat taqwallah seperti di
atas. by.http://tonjoksaja
0 komentar:
Posting Komentar